Song 02: Regent's Park 📼

461 46 0
                                    

Rules:
Kalian sebebasnya boleh membayangkan siapa aku dan siapa kamu disini. Bisa dirimu dengan orang yang sedang di dalam pikiran, tapi secara default, "aku" sebagai seulgi dan "kamu" sebagai irene atau sebaliknya. Tergantung bagaimana kalian memvisualikannya.

P.s. genre cerita disini tidak selalu tentang rainbow and butterfly ya a.k.a hal bahagia doang. Jadi yaa begitulah ya ✌🏼
P.s.s italic = lirik lagu
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca :]

"Aaarrrggggh! Sial sial sial. Ku kehabisan akal", amuk ku yang kini sedang duduk disebuah bangku taman di Kota London. Ku rebahkan punggung ku pada bangku sambil melebarkan kedua tanganku di atas kepala bangku dan mendongakkan kepalaku melihat langit siang di musim semi. Langit hari ini begitu biru dan udara masih terasa sejuk memaksaku untuk mengancingkan long coatku sembari memeluk tubuhku secara bersamaan.

"Ah.... Bagaimana ini.. deadline lirik dalam 5 hari kedepan dan kumasih tidak menulis apapun", engah panjang kukeluarkan sambil memperbaiki dudukku dan melihat tumpukan lembar kertas dan sebuah pensil yang kutaruh di sisi kanan bangku.

Ya. Ku kira menulis lirik dan lagu merupakan hal yang mudah. Apalagi jika semua hal itu berdasarkan rasa dan bagaimana kamu tersenyum padaku. Ya. Kamu. 'Muse'ku. Alasanku untuk tetap menulis semua lagu cinta. Kan akan sedikit bercanda, jika tiba-tiba dari semua lagu-lagu romansa yang ku buat menjadi lagu-lagu sindiran untuk mantan. Lagi pula, aku bukan Taylor Swift dan lagu-lagu epicnya tentang sang para mantan terindah.

Ya.. walau tidak bisa dipungkiri.. jika memang benar adanya kamu yang paling indah di antara para deretan mantan yang ku punya.

Jika kalian bertanya, mengapa kami berpisah? Biasalah. Kerasnya kepala kita berdua, kalian tau tidak? apa yang terjadi ketika api dan angin disatukan satu sama lain? Apinya mati? Ya tentu saja tidak lah! Yang ada nih, itu api makin besar ketika tertiup angin dan alhasil merembet dan membakar yang lain. Tapi satu hal yang pasti menjadi alasan kami putus, kamu terlalu 'mahal' untukku. Benar. Kalian tidak salah membaca. Mahal.

She's fucking out of my league, for heaven's sake. Memilikimu itu rasanya seperti memenangkan kejuaraan olahraga kombinasi. Ku merasa harus mendaki gunung lewati lembah bahkan samudra hanya untuk bisa bersamamu. Terlalu banyak tenaga kalian tau?! Banyak tenaga berarti banyak pengorbanan, banyak pengorbanan berarti banyak biaya.

Iya. Iya. Hujat aku. Aku tau aku pelik dan pelit perihal soal cinta. Tapi yaa namanya cinta dan ku pernah menjadi budaknya, tetap saya kuberikan segalanya dengan dasar agar kamu dan aku bahagia. Dan asal yang kalian tau, aku kehilangan lebih dari sekedar uang dan waktu untukmu. Sialnya, aku juga kehilangan hatiku saat kita memilih untuk mengakhiri semua.

Kembali ke bangku taman dan lirik sialan yang belum ku selesaikan, larat, belum ku TULIS lebih tepatnya. Ku bereskan barang barang ku dan memasukkannya kedalam tas selempang. Ku mengelah nafas untuk sekian kalinya. Mungkin aku butuh sedikit udara segar dengan berjalan keliling taman.

"Lebih baik aku menikmati taman ini saja.. ah ya.. taman bunga. Ada taman bunga mawar di taman ini", gumamku sambil beranjak dari bangku taman dan mulai melangkahkan kakiku menuju taman mawar yang ku maksud.

Siang di taman itu tidak begitu ramai, walau ku masih bisa melihat beberapa anak-anak yang bersenda gurau bermain bersama, dengan para orang tua yang duduk di atas tanah dengan karpet mereka sambil bercengkrama satu sama. Atau para pasangan muda mudi yang hanya menghabiskan waktu bersama dengan sekedar bergandengan tangan menyusuri jalan-jalan di taman. Dan orang-orang yang seperti aku, mencari inspirasi atau kedamaian dari entah apa yang sedang dipikirkan.

Story of Playlist: One-shot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang