Rules:
Kalian sebebasnya boleh membayangkan siapa aku dan siapa kamu disini. Bisa dirimu dengan orang yang sedang di dalam pikiran, tapi secara default, "aku" sebagai Seulgi dan "kamu" sebagai Irene atau sebaliknya. Tergantung bagaimana kalian memvisualikannya.Iya. Bruno Major lagi, karena ku sedang mendengarkannya on repeat dan lagu yang ini sangat meningatkanku pada Seulrene khususnya Irene. Soalnya gara-gara liriknya yang ini.
"We'll watch The Notebook
For the 17th time
I'll say "It's stupid"
Then you'll catch me crying"Irene banget kan sama seulgi gitu vibenya hahaha
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca :]
"Yaah, dimana?"
"Di rumah.. kenapa?"
"Aku kesana ya?"
"Loh? engak ada jadwal?"
"Ini baru selesai.. aku kesana ya?"
"Ya udah sini.. hati-hati.."
"Hmm~ dah"
Aku menurunkan handphone ku, hari ini aku tidak ada kegiatan apapun. Bahkan aku juga belum mandi sedari tadi. Ku lirik jam dinding yang berada di studio apartemenku.
"Ah.. sudah mau jam 5.. pantas saja kamu sudah selesai kerja", batinku.
Aku masih dengan piyamaku, celana panjang kotak kotak berwarna merah dan kaos putih polos. Aku bangun dan masuk ke dalam kamar mandi untuk sikat gigi dan cuci muka. Tidak lama dari itu ku mendengar suara pin yang ditekan dari pintu depan.
"Oh kamu sudah datang", gumamku sambil tersenyum.
"Hai~ aku bawa makanan, sudah makan belum?", Ucapmu saat baru saja memasuki apartemenku. Kulihat kau masih mengenakan pakaian sehabis pemotretan.
"Oh, kamu tidak menganti busanamu?"
"Aku buru buru untuk segera kesini dan menghabiskan waktu denganmu. Eh kamu belum mandi ya?", Tanyamu sambil memicingkan mata.
"Ehehe.. belum", ucapku singkat sambil mengambil alih kantong plastik yang berada di tanganmu dan membawanya ke atas counter di dapur.
"Dari pagi?", Tanyanya lagi sambil mengikutiku ke dapur, ku pun mengangguk sambil berdehem meresponnya. Ku mulai mengeluarkan makanan yang kamu bawa. Asik, kau membawa gorengan dan tteokbokki, tentu dengan 2 kotak bir.
"Heh! Jorok!", Ucapnya saat melihat responku. Dia pun memukul pelan lenganku yang sibuk mengeluarkan makanan.
"Ihih apaan sih, sakit tuh loh!"
"Mandi sana!"
"Nanti..."
"Mandi engak? dah sore ini loh.."
"Kan aku engak keringatan.."
"Bukan berarti engak mandi ya...."
"Kamu tau engak sih, kalo keseringan mandi itu buat iritasi kulit", ucapku terus memberi alasan 'mengapa aku belum mandi hari ini'. Tapi memang wajah tengil dariku malah membuatmu gemas, alhasil tanganmu itu terangkat dan mencubit pipi gembulku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Playlist: One-shot Collection
Kısa HikayeBerisikan cerita yang terbuat dari sebuah lagu. Dituliskan dalam sudut pandang orang pertama, aku dan kamu. Kalian sebebasnya boleh membayangkan siapa aku dan siapa kamu disini. Tapi secara default, aku sebagai Seulgi dan kamu sebagai Irene atau seb...