Song 17: Dive Into You (M) 📼

873 52 9
                                    

Rules:
Kalian sebebasnya boleh membayangkan siapa aku dan siapa kamu disini. Bisa dirimu dengan orang yang sedang di dalam pikiran, tapi secara default, "aku" sebagai seulgi dan "kamu/dia" sebagai irene atau sebaliknya. Tergantung bagaimana kalian memvisualikannya.

Note tambahan lagi: Untuk yang request.. Maafkan. Too much in my hand. Bahkan ini adalah requestan dari kawan di twitter yang membuatku sedikit memaksakan diriku sendiri untuk bisa kembali menulis. Tapi sepertinya aku masih membutuhkan hiatus. Sekali lagi maaf 🙏🏻
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca dan sampai jumpa lagi.


Wake up.... wake up...

"Siapa...?", gumamku pelan. Mataku masih terpejam mencoba untuk menerka-nerka siapa gerangan gema suara wanita yang memanggilku pelan di dalam kepala untuk bangun itu. Bahkan aku melihat sedikit wajah yang samar dan sentuhan lembut di pipiku.

Wake up... Kang Seulgi~ Seulgi yaa~

Suara itu semakin jelas... eh tunggu, mengapa sekarang berubah lebih seperti suara Wendy.

"Hei! Seulgi! Bangun, pemalas!", ucap Wendy yang menggoyangkan badanku yang sedang tertidur di atas hammock. Hais dasar bule Kanada, padahal aku sedang bermimpi indah tadi.

Siang itu langit pesisir Nusa Tenggara Timur sedang cerah-cerahnya. Bau laut dan debur ombaknya sangat membuat tenang.

Aku dan Wendy memang sedang berlibur di Bali selama 2 minggu dan di 5 hari terakhir kami memutuskan untuk melakukan 4 hari sailing trip VIP dengan kapal pesiar pinisi ke Labuhan Bajo. Sebenarnya hal tersebut di luar rencana kami. Namun ketika melihat brosur yang diberikan saat berjalan-jalan di Bali, mengapa tidak mencobanya, kan?

Sailing trip VIP ini hanya akan berisikan 5 orang, tentu 2 diantaranya aku dan Wendy. Namun ketiga orang yang lain... aku belum melihat batang hidung mereka.

Melanjutkan perdebatan yang akan dimulai karena si bule Kanada ini membangunkanku dari tidur.

"Yah! Apa maksudmu dengan pemalas?", ucapku yang baru saja membuka mata dan menaikkan kaca mata hitamku ke atas kepala, disuguhkan dengan Wendy yang telah menggunakan bodysuit one piece biru dengan kain tie dye di pinggangnya. Sedangkan aku, aku menggunakan bodysuit one piece berwarna coklat dengan celana jeans pendek dan kemeja bunga bunga yang sengaja ku jadikan outer.

"Yaa siapa lagi jika bukan dirimu, beruang pemalas? Bangunlah. Tiga tamu yang lain akan datang, ku dengar dari ABK kapal ini, ketiganya sangat cantik. Kau tak tertarik untuk melihat atau menyambut mereka? Siapa tau salah satu dari mereka bisa meringankan patah hati beruang sedih ini", tanya Wendy dengan wajah yang sedikit mengejek, mengingat kepergian kami ke Bali ini untuk menyembuhkan patah hatiku kepada seseorang dari masa lalu.

Mendengar ucapan sang wanita dengan kewarganegaraan Kanada itu membuatku membuka outer-ku dan melemparkannya ke arah Wendy yang tertawa sangat puas.

"Bule gila!", ucapku yang masih melihat Wendy yang masih tertawa menuju bagian depan kapal dan meninggalkanku sendiri. Aku pun bangun dan menghirup napas dalam. Hari ini terlalu baik untuk mengingat-ingat masa lalu, kan? Toh perihal patah hati ini hal yang harusnya cukup bisa ku maklumi, bukan? Lagi pula aku sedang menyembuhkan diri, apa lagi mengetahui kenyataan bahwa aku tak pernah cukup di mata seseorang yang sempat ku cintai dan orang itu dengan mudahnya pergi dan menikah dengan seorang laki-laki. Demi dewa, seakan rasa yang ku punya sebuah candaan untuknya.

Aku masih melamun melihat hamparan biru yang memanjakan mataku, dari kejauhan terlihat daratan yang tinggi dengan hamparan hijau menghiasinya. Ombak yang tenang mengombang-ambingkan kapal ini serta burung camar yang sayup terdengar, benar benar membantu untuk mengalihkan pikiranku. Namun semua ketenangan itu seakan lenyap ketika terdengar deru suara speedboat mendekati kapal ini.

Story of Playlist: One-shot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang