Song 08: Kultusan 📼

217 41 19
                                    

Rules:
Kalian sebebasnya boleh membayangkan siapa aku dan siapa kamu disini. Bisa dirimu dengan orang yang sedang di dalam pikiran, tapi secara default, "aku" sebagai Seulgi dan "kamu" sebagai Irene atau sebaliknya. Tergantung bagaimana kalian memvisualikannya

P.s. terinspirasi dari MV ada band manusia bodoh.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca :]

“BU! LIHAT! ADA BADUT!”, ucap seorang gadis kecil yang kemudian berlari ke arahku sambil menarik ibunya. Anak itu sudah berada di depanku yang sedang memegang beberapa balon di tanganku.

“Hey, manis. Kamu mau balon? Ini gratis.”, ucapku sambil menyamakan tinggiku dengan sang gadis kecil itu.

“Aku mau! Tolong yang warna ungu ya kakak Badut!”, ucap gadis kecil itu bersemangat. Aku tersenyum hangat dan memberikannya sebuah balon yang berwarna ungu untuk dia pegang.

“Ini. pegang yang erat yaa..”, ucapku sambil mengelus kepala gadis kecil itu lembut. Ku angkat tubuhku dan memandang ke arah seorang wanita yang disebut sebagai ibu oleh sang gadis kecil itu.

“Anda memiliki anak perempuan yang cantik sekali, bu..”, tambahku sambil tersenyum manis kepada sang ibu yang tentunya juga tersenyum kembali kepadaku.

“Terimakasih.. Adek, ayo bilang terimakasih kepada kakak Badut”, ucap sang ibu menyuruh sang anak untuk mengucapkan terimakasih.

“Terimakasih banyak, kak! Aku sangat suka ini! Kapan-kapan kita ketemu lagi ya!”, ucap si gadis kecil dengan semangat yang masih sama sambil berjalan menjauh dan melambaikan tangannya. Melihat hal tersebut hatiku semakin hangat dan melambaikan tanganku juga. Tentu dengan senyum yang lembut pula.

Ya, ini lah pekerjaanku. Aku bekerja di sebuah taman hiburan sebagai badut yang memberikan balon kepada semua orang yang menginginkannya. Kata atasanku hal itu bertujuan untuk memberikan kebahagiaan kepada semua orang. Tentu hal itu membuat hatiku terasa hangat. Hal yang lama menghilang dari diriku. Apa lagi setelah kedua orang tua ku membuangku karena lebih memilih bersamamu. Seseorang yang ku rasa dapat membuatku bahagia sebagaimana bahagia yang orang lain rasakan. 

“Kebahagiaan ya? Apa itu kebahagiaan?”, gumamku sambil sedikit menghela nafas. Tak lama berselang aku merasakan seseorang menepuk pundakku. Kubalikkan tubuhku dan menemukan seorang pria muda, cukup tampan, berpakaian rapi dengan sebuah senyum yang malu-malu di hadapanku. Ku perhatikan terdapat bekas merah di lekuk leher miliknya.

“Ah.. bekas ciuman”, batinku. Aku pun segera menghentikan onservasiku pada pria yang sedang tersenyum malu ini dan tersenyum kembali kepadanya.

“Halo, halo? Balon?”, tawarku kepada pria itu.

“Boleh aku minta balon yang warna ungu?”

“Hahaha tentu, tentu. Warna ungu ya seperti bekas di lehermu?”, godaku yang tentu langsung membuatnya terkaget malu dan menutup leher yang memiliki bekas ciuman tersebut.

“Hehehe.. Maaf..”, ucap sang pria tersipu malu.

“Hehe tak apa, tak apa. Sedang berkencan hari ini?”, tanyaku sambil memberikannya balon yang ia minta. Dia pun menerimanya dengan senyum lebar yang tidak hilang dari wajahnya.

“Iya.. hehe”, ucapnya sambil mengelus-ngelus belakang lehernya yang tidak gatal.

“Pria tampan pasti dengan wanita cantik~ lalu di mana wanita yang beruntung itu?”, tanyaku masih dengan nada yang menggoda. Ku ingatkan kembali, peranku disini adalah membuat seseorang bahagia dan berhati senang.

Story of Playlist: One-shot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang