°°°
[New Airyn's Story]
Airyn mendongakkan kepalanya ke atas menatap langit-langit bilik toilet siswi ini, banyak pertanyaan berputar di kepalanya. sangat jelas di pedengarannya jika di samping bilik toilet itu ada seseorang. Tidak salah lagi itu pasti Helina. Sebelah tangannya melipat celana jeans hitamnya itu lalu memasukkannya ke dalam tas. Sebelum keluar dari bilik toilet, ia sempatkan bercermin sebentar. Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah lengkungan di sana."Helina Dewi Sandra," gumamnya menatap tajam pantulan dirinya di cermin. Entah kelakuan apalagi kali ini ia perbuat, memberi pelajaran sedikit untuk Helina itu sedikit ide yang bagus. Meskipun demikian tindakannya itu akan mendapat masalah lagi dan lagi.
Menghela napas berat, tatapan gadis itu turun ke arah pergelangan tangannya, dilepasnya karet pembungkus nasi uduk itu yang ia dapatkan di warteg bu Ning-Ning. Kejadian tempo lalu di mana ia menonjok wajah Tegar masih terbayang jelas di benaknya. Kepalanya menggeleng membuang ingatan tak penting itu diikuti dengan kedua tangannya mulai bergerak mengikat rambut panjangnya. Setelah itu mengambil tasnya yang berada di gantungan pintu toilet.
Tak ingin berlama-lama langsung saja ia berbalik badan, sebelah tangannya membuka perlahan pintu toilet. Kepalanya menoleh ke arah bilik samping tempatnya tadi diikuti dengan langkah kakinya berjalan mendekati pintu bilik itu dengan raut wajah datar. Dirinya sangat yakin, jika di dalam bilik itu Helina. Sebelah alisnya terangkat menatap bilik toilet sambil melipat kedua tangannya di dada, sementara itu di dalam bilik toilet Helina mematikan sambungan teleponnya secara sepihak, jika demikian tindakannya kali ini bisa saja membuatnya terkena amukan orang di seberang sana. Dengan cepat gadis itu memasukan ponselnya ke saku seragam sekolahnya meskipun jantungnya berdebar tak karuan. Tatapannya beralih ke arah pintu, sebelum tangannya membuka pintu tersebut ia mengembuskan napas pelan, barulah ia berjalan mendekati pintu itu dengan sebelah tangannya memegang daun pintu membukanya secara perlahan.
Setelah pintu terbuka sempurna Helina terpental kaget melihat Airyn berada di depannya dengan kedua tangan di dada. Menatapnya dengan tatapan tajam bak pedang kematian.
"Airyn."
"Lo kenapa gak masuk kelas?" Ucapan Airyn spontan membuat Helina mendongak sambil menyembunyikan ponselnya itu dibalik punggungnya. Sedikit mencurigakan memang."Emm ... aku mau masuk kelas, Ryn, aku duluan—" Dengan cepat Airyn mencekal pergelangan tangan gadis itu membuat Helina tersentak.
"Gue belum selesai ngomong, gak usah kabur lo, gue gak akan ngebully lo, kalo lo gak salah, kalo sih," ucap Airyn sambil menatap tajam Helina, yang ditatap justru menundukkan kepalanya.
Semakin tajam ia menatap Helina penuh selidik, ada rasa curiga di dalam hatinya tentang Helina. Berbeda dengan Helina meremas kedua tangannya yang berkeringat. Lagi-lagi kening Airyn mengerut.
"Lo punya mulut, kan? Jangan sampe kesabaran gue abis, Hel." Bisa dilihat jika Helina lagi-lagi meneguk salivanya.
"Hel, saran dari gue nih, lo kan mukanya ada dua, di depan beda, di belakang beda, dari pada mubazir, mending sumbangin aja sama orang yang gak punya muka, misalnya, pacar lo. Pacar lo kan, emang gak ada muka, beda sama lo yang punya dua muka," ucap Airyn spontan membuat Helina mengangkat wajahnya.
Sebelah alis Airyn terangkat menatap tajam Helina, yang ditatap justru diam mematung. Gadis itu terlalu syok dengan ucapan Airyn.
"Bener, kan? Kok diam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRYN'S
Mystery / ThrillerNEW VERSION! Blurb: Kisah seorang gadis bernama Sonia Natalia yang mengalami kecelakaan pada saat balapan liar dan berakhir berpindah jiwa ke tubuh seorang gadis pelajar, bernama Airyn. Tak bisa dibayangkan pikiran Sonia saat menjalani kehidupannya...