Emma tidak begitu memperhatikan jalan. Dia melangkah dengan terburu buru dari basement menuju sebuah ruangan di perusahaan, wajahnya yang tertutup masker memerah marah. Hesti tiba tiba memberitahu dirinya bahwa ada perubahan dalam jadwal pemotretannya.
Hesti sudah keluar dari ruangan untuk tim manajer yang mengurus kegiatan Emma. Gadis itu melihat sang model berjalan kearahnya dengan langkah besar.
"Bagaimana bisa?!" Tanya Emma begitu sampai dihadapan manajernya.
"Aku sudah berusaha mengatakannya, kau memiliki urusan pribadi tanggal 15. Tapi mereka tidak mau mendengar, Em," Hesti mencoba menjelaskan kembali apa yang telah ia dapat dari pertemuan manajer yang baru saja selesai.
"Tidak ada pilihan lain, pindah jadwal atau batal. Dan kebetulan yang mereka tahu kau kosong pada tanggal itu. Mereka tidak mungkin membatalkan kontrak, apalagi pemotretan dengan brand tersebut bayarannya mahal."
Emma menatap manajernya dengan pandangan kosong. Rencana yang sudah dipersiapkan sejak dua bulan yang lalu seketika harus batal karena perubahan jadwal pemotretannya.
"Kau baru bisa libur tanggal 20, Em. Maafkan aku."
"Sudahlah, bukan salahmu," ujar Emma menenangkan Hesti yang merasa bersalah. Sang model menghela nafas pasrah, dirinya harus tetap profesional dalam pekerjaan. Sekedar mengatur ulang rencana untuk ulangtahun Kelly mungkin masih bisa ia tangani.
Dering ponsel dari tas tangan yang dibawa Emma mengalihkan perhatian kedua gadis itu. Emma mendapatkan panggilan dari nomor telepon tak dikenal, panggilan pertama ia abaikan karena takut itu hanyalah panggilan iseng dari beberapa oknum. Namun saat panggilan kedua datang dari nomor yang sama, sang model memutuskan untuk mengangkatnya.
"Selamat siang, maaf telah mengganggu waktu anda, nona. Kami dari Capture the Panorama ingin menginformasikan mengenai pemesanan anda dalam menyewa jasa fotografi dari kami."
Emma mendengarkan dengan seksama apa yang dibicarakan perempuan di seberang telepon, "Jika anda tetap ingin menggunakan fotografer Raven untuk menggarap project anda, maka mau tidak mau anda harus merubah jadwal. Jadwal tuan Raven hanya kosong pada tanggal 20, nona. Jika tidak, maka fotografer lain yang akan menggarap project anda."
Seolah semua sudah ditakdirkan, Emma dalam hati bersyukur karena jadwal pemotretannya ditanggal 20 dimajukan. Meskipun ia akan telat merayakan ulangtahun anak asuhnya, tapi dirinya akhirnya bisa bertemu Raven. Kelly akan mengerti dengan kesibukannya, Emma rasa. Ia hanya perlu memberi banyak hadiah agar gadis kecil itu tidak terlalu merasa kecewa.
"Ya, jadwalkan ulang saja tanggalnya. Aku bisa tanggal 20."
Sambungan telepon terputus setelah mereka mendapatkan deal untuk tanggal juga harga untuk paket dokumentasi. Emma menyewa jasa fotografi untuk seharian, jadi ia harus benar benar mendapatkan fotografer yang jadwalnya kosong dalam satu hari penuh.
o0o
Rasanya lelah sekali setelah merampungkan semua kegiatan pemotretan hari ini. Jadwalnya hari ini begitu penuh dari pagi sampai malam. Jadwal pemotretan untuk besok juga dimulai dari pagi hari, namun untungnya ia memiliki jeda di siang hari sebelum sorenya kembali bekerja hingga malam, lagi.
Tidak ada waktu luang selama seminggu ini. Maka karena ia hanya memiliki waktu luang sedikit, besok siang ia akan mengunjungi butik Nadia untuk mengambil gaun yang telah dipesan.
Saat ini dirinya hanya butuh tidur.
Ada sedikit masalah dalam sesi wawancara. Mereka terus saja bertanya mengenai masalah yang begitu sensitif bagi Emma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panorama | Kim Chaewon x Kim Sunwoo [END]
FanfictionGulungan panorama kehidupan Emma yang berusaha ditutupi rapat perlahan terbentang ketika dirinya dipertemukan kembali dengan orang-orang yang pernah hadir dimasa lalu. written by mutia aryani, 2021