Semua proses pembuatan musik video telah rampung dikerjakan. Jadwal sehari hari Jefran saat ini hanya latihan latihan tanpa henti untuk panggung performance yang akan dilakukan begitu album barunya dirilis.
Tidak seperti comeback sebelumnya. Meskipun dia tetap merasakan kelelahan yang sama, comeback kali ini rasanya begitu berbeda. Kehadiran sosok Emeraldina Walden memberikan impact positif terhadapnya. Dengan adanya Emma, segala rasa lelah yang dirasakan tidak berarti apa apa.
Jefran akui dirinya sudah terlalu jauh terbawa perasaan.
Tidak seharusnya ia merasakan hal seperti ini. Bagaimanapun hubungan mereka hanya untuk kebutuhan karir. Tapi cinta siapa yang tahu kapan datangnya, itu diluar kendali Jefran.
Bibirnya membentuk kurva. Tersenyum melihat pantulan sosok yang akhir akhir ini memenuhi pikirannya.
Datang membawa makanan seperti biasa. Jangan salahkan Jefran karena ia jatuh cinta pada gadis ini. Hal seperti menemaninya latihan seperti inilah yang membuat Jefran merasa semakin nyaman dengan gadis itu.
Emma sering datang ke studio, membawa makanan untuk mereka berdua, atau sekedar duduk memperhatikan Jefran. Dan mereka akan pulang bersama setelahnya. Tidak jarang juga model cantik itu mengundang Jefran untuk makan malam di kediamannya.
Skinship seperti bergandengan tangan, merangkul pundak, mengelus kepala adalah hal yang sudah biasa dilakukan. Bahkan keduanya sudah berpelukan juga, beberapa waktu lalu. Saat keduanya tidak saling bertemu selama dua hari, Emma langsung menghampiri Jefran dan memeluk lelaki itu sambil terus bergumam bahwa ia sangat merindukan si penyanyi.
"Sudah dulu latihannya! Ayo makan!" Memang dasarnya Jefran tidak pernah bisa menolak permintaan si gadis, jadi ia langsung datang menghampiri Emma yang sudah duduk di lantai membuka bingkisan yang ia bawa.
"Besok aku tidak ada jadwal pemotretan, mau jalan jalan?" Tawar si gadis, "kau harus keluar dari ruangan pengap ini Je, ayo jalan jalan bersamaku. Aku akan meminta secara khusus pada manajer mu agar mengijinkan mu keluar."
"Memangnya aku bisa menolak permintaanmu?"
Emma tertawa, "tentu tidak bisa tuan, permintaanku ini mutlak."
"Ada tempat yang ingin dikunjungi tidak?"
"Pantai? Aku mau berjalan di atas pasir pantai dengan kaki telanjang."
"Kalau begitu besok kita ke pantai."
o0o
Emma menghubungi Jefran agar pergi ke pantai saat sore saja. Ia ingin melihat matahari terbenam. Maka sebagai gantinya, di pagi hari keduanya memilih berkencan di taman bermain yang tidak begitu ramai karena ini bukanlah hari libur.
Jefran menjemput jam delapan, keduanya mencari sarapan terlebih dahulu sebelum pergi. Jam sepuluh mereka tiba di taman bermain yang baru saja dibuka.
Membeli tiket untuk mencoba berbagai wahana.
"Mau mencoba rumah hantu?"
Jefran langsung bergidik ngeri mendengar tawaran kekasihnya, "tidak, aku akan menangis kalau kesana," kata Jefran membuat Emma langsung tertawa dibuatnya.
"Kau seperti Vincent saja, dia menangis seperti anak kecil begitu keluar dari rumah hantu."
"Kalian pernah kesini bersama?"
"Bertiga bersama Hesti."
Lelaki itu hanya menganggukkan kepalanya. Meskipun dia tahu Vincent hanyalah sahabat Emma, entah mengapa Jefran merasa tak suka saat mendengar mereka pernah menghabiskan waktu bersama di tempat yang saat ini ia kunjungi bersama Emma juga. Padahal ia tak berhak merasa begitu, memangnya dia siapa Emma? Hanya kekasih palsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panorama | Kim Chaewon x Kim Sunwoo [END]
FanficGulungan panorama kehidupan Emma yang berusaha ditutupi rapat perlahan terbentang ketika dirinya dipertemukan kembali dengan orang-orang yang pernah hadir dimasa lalu. written by mutia aryani, 2021