Cekikikan anak-anak yang sedang bermain di halaman belakang menjadi latar suara siang itu. Langit cerah, matahari bersinar tidak terlalu terik sehingga anak-anak dibiarkan bermain dibawah langit tanpa atap.
Emma duduk di teras rumah memperhatikan anak-anak asuhnya, sesekali memperingatkan agar mereka tidak berlarian.
Sudah lama sekali rasanya model itu tidak bersantai seperti ini. Di temani segelas jus jeruk serta semilir angin yang berhembus sejuk membuat kegiatan bersantai nya semakin nikmat.
Emma senang setelah menghadapi berbagai masalah dan berdamai dengan itu semua, ia kini bisa menikmati hidupnya lebih bahagia tanpa pikiran yang menjerat.
Anak-anak panti juga tumbuh dengan baik. Ia akan berterimakasih pada Velda karena telah membesarkan dan mendidik mereka semua dengan baik. Ia juga akan meminta maaf pada perempuan itu karena dirinya tak bisa datang secara rutin ke panti asuhan. Emma akan berterimakasih juga pada dua anak asuhnya yang sudah besar Raka dan Reyhan karena telah dengan baik membantu Velda menjaga anak-anak yang lain.
Pandangannya tertuju pada si kecil Kelly yang sedang bermain sendiri dengan alat masak-masakan mainan yang baru saja Emma beri. Emma tersenyum melihat si kecil, rambut anak itu sudah lebih panjang sekarang, dan tingginya juga sudah bertambah beberapa senti. Menandakan bahwa waktu telah berlalu begitu saja tanpa terasa.
Rasanya baru kemarin Kelly ditemukan dalam keadaan masih berupa bayi mungil yang hanya bisa menangis. Tapi sekarang anak itu sudah lancar bicara dan begitu cerewet, juga lincah bergerak. Bayi mungil itu sudah tumbuh menjadi sosok gadis kecil yang cantik serta manis.
Ada rasa haru menelusup dalam hati Emma. Meskipun tidak setiap waktu berada disana menyaksikan pertumbuhan anak-anak, Emma tetap merasakan rasanya seperti seorang ibu yang membesarkan anaknya.
"Kenapa melamun?" Jefran bertanya pada kekasihnya yang tidak menyahut meski sudah dipanggil beberapa kali. Lelaki itu mengambil posisi duduk disamping Emma.
Jefran menyentuh pundak gadisnya, membuat Emma akhirnya menoleh padanya. Gadis itu tersenyum manis dan mencuri kecupan singkat di pipi si lelaki.
"Kau tadi melamun. Sedang melamun kan apa?" Tanya Jefran lagi.
"Aku terharu melihat anak-anak ku tumbuh dengan baik. Aku tadi sedang mengenang kembali waktu dimana aku membawa mereka datang kemari."
"Beberapa adalah anak-anak yang terlantar di jalanan, ada yang berasal dari keluarga tidak mampu dan kedua orang tuanya sudah tidak ada, ada juga yang sengaja dibuang oleh orang tua kandungnya seperti Kelly. Mereka semua anak-anak yang tidak beruntung. Aku senang sekali bisa membawa mereka semua kesini merawat mereka dengan layak, memberi tempat tinggal layak serta menyekolahkan nya."
Jefran mengusak puncak kepala Emma. Betapa bangganya ia pada sang kekasih karena terlah berbuat banyak kebaikan seperti ini.
"Aku hebat kan?" Tanya Emma.
"Tentu saja. Kau keren sekali, kau peduli pada anak-anak yang kurang beruntung dan membuat mereka hidup lebih layak. Kau orang baik, sayang."
"Kalau aku masih diberikan kesempatan untuk hidup panjang, aku ingin berbuat lebih banyak kebaikan."
"Kau pasti bisa."
"Je, mau ku tunjukkan tempat favorit ku?"
Jefran mengangguk, "boleh."
Kemudian Emma bangun dari duduk nya. Berjalan kearah Kelly yang masih anteng dengan mainannya. Jefran tak tau Emma bicara apa pada si kecil yang jelas anak itu langsung mendongak dan tersenyum kearah Jefran yang Jefran balas dengan senyum dan lambaian tangan sebagai gestur menyapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panorama | Kim Chaewon x Kim Sunwoo [END]
Fiksi PenggemarGulungan panorama kehidupan Emma yang berusaha ditutupi rapat perlahan terbentang ketika dirinya dipertemukan kembali dengan orang-orang yang pernah hadir dimasa lalu. written by mutia aryani, 2021