[✨THE CLASS✨]#2

1.2K 161 5
                                    

Warning!! BxB konten. BoyXboy. Homo. FANTASY JUST MY IMAGINATION. CRACK PAIR.

#SELAMAT MEMBACA#

VOTE DAN KOMENNYA, MAKASIH.

+++

Minhi sudah sampai dirumah ibunya, dan sang ibu tengah menata pot bunga dihalaman depan.

"Eomma"

Sang ibu mendongak dan memeluk putrinya, Minhi pulang untuk merayakan ulang tahun sang ibu. Dia juga membawa beberapa makanan kesukaan sang ibu.

"Eomma duduk saja, biar aku yang menatanya" kata Minhi kala sang ibu membuka kulkas.

"Aih, kau ini. Yasudah, Eomma yang membuat minum ya?"

Setelahnya sepasang ibu-anak ini bercanda ria didapur sembari mempersiapkan pesta kecil mereka.

"Selamat ulangtahun Eomma, aku harap Eomma sehat selalu dan bisa melihatku sukses" kata Minhi setelah sang ibu meniup lilin.

"Terimakasih sayang, nah sekarang ayo makan"

Kemudian keduanya makan bersama dengan diselingi obrolan khas ibu dan anak.

Makan malam pun selesai dan ketika Minhi mencuci piring sebelum kembali ke asrama, dia mendengar teriakan ibunya dari luar kemudian mendengar suara barang yang pecah.

Minhi mengintip dari dapur dan terkejut begitu melihat sang ibu sudah terkapar bersimbah darah dan ada ayah Minhi disana memegang botol kaca yang pecah dan ada noda darah.

Minhi ketakutan, dia kemudian mengambil ponselnya dan mencari tempat sembunyi. Dengan panik dia memasuki kamarnya dan menguncinya lalu mebuju rak buku dan masuk ke dalam ruangan kecil yang tersembunyi dibalik rak.

Menekan nomor entah siapa yang ada didaftar paling atas riwayat panggilan.

"To-tolong aku, a-aku takut tolong...Eommaku...Eomma...darah...t-tolong"

"MINHI!"

Teriakan dari ayahnya membuat Minhi segera mematikan panggilan itu dan mensilent ponselnya. Suara pintu yang didobrak membuat Minhi semakin ketakutan.

"Eomma..."

Suara teriakan ayah Minhi sudah hilang namun Minhi tidak berani keluar karena mungkin saja ayahnya masih disana.

+++

Hampir setengah jam Minhi menangis dan ketakutan dalam ruangan gelap tersebut. Tak lama terdengar suara yang memanggilnya.

"Soo Minhi! Soo Minhi! Dimana kau? Kau masih disinikan?!"

"Lee Heeseung..?"

Mendengar suara Heeseung, Minhi langsung keluar dari tempatnya bersembunyi dan menghampiri Heeseung.

"Astaga, kau tidak apa-apa? Kau tidak terluka kan?"

Minhi menggeleng, dia masih panik, takut dan syok. Salah satu polisi yang dipanggil Heeseung tadi menyarankan untuk membawa Minhi keluar.

Dan diluar, ada banyak petugas yang tengah mengurus mayat ibu Minhi. Heeseung mengalihkan Minhi kala melewati para petugas itu.

Minhi dia bawa ke ambulance yang ada disana dan segera mendapat penanganan. Diluar juga sudah banyak para tetangga yang melihat.

Kepala Minhi pusing karena mendengar ucapan para tetangganya itu, lalu kemudian pingsan. Minhi pun segera dibawa ke rumah sakit, sementara Heeseung sudah pergi.

+++

Heeseung dan Kai pergi mencari ayah Minhi yang kabur setelah tidak menemukan putrinya dan membunuh mantan istrinya.

Dia mengendarai mobil dengan panik dan dalam kecepatan tinggi. Menerobos sebuah lampu merah dan untungnya lalu lintas sepi karena sudah hampir pukul 11 malam.

Dan kemudian masih dengan kecepatan tinggi, dia kembali menerobos lampu merah. Namun kali ini ada sebuah truk pengangkut BBM yang melintas dari arah kiri dan dengan kecepatan yang tinggi pula.

Mobil merah itu tertabrak dan terseret beberapa meter sebelum berhenti dan muncul percikan api dari mobil. Kecelakaan tersebut membuat lalulintas berhenti.

Beberapa pengendara berhenti dan mencoba membantu mengeluarkan ayah Minhi dari mobil, supir truk sudah menghilang entah kemana bahkan para pengendara pun tidak melihat sang supir keluar.

Tak lama, percikan api mulai membesar dan menyulut api. Para pengendara mulai pergi menyelamatkan diri kala seseorang berteriak tangki truk bocor.

Lalu terjadilah ledakan yang cukup kencang, para pengendara tadi sudah menancap gas pergi dari sana bahkan ada yang tidak peduli dengan mobilnya yang tidak bisa berbelok itu.

"Tolong!! Siapapun uhuk uhuk tolong!"

Langkah kaki mendekati mobil yang terbakar itu sembari membawa sesuatu. Dua orang tersebut melemparkan barang yang mereka bawa dan langsung berlari pergi.

Ternyata yang mereka bawa adalah bubuk mesiu yang langsung meledak dan dipastikan ayah Minhi mati terbakar dalam mobil. Sementara dua orang tadi menatap kobaran api yang melahap mobil dan tubuh ayah Minhi dengan tenang.

"Satu orang sudah selesai, masih ada beberapa lagi" kata yang lebih pendek.

"Benar, ah Heeseung Hyung kita harus kembali ke asrama"

Kemudian mereka pergi, sudah bisa ditebak mereka adalah Heeseung dan Kai. Dan yang mengendarai truk tadi adalah Kai sementara yang berteriak memberitau tangki bocor adalah Heeseung.

Keduanya pun berjalan pergi dengan Kai yang merangkul pinggang Heeseung menuju sebuah motor yang terparkir disebuah gang sepi.

+++

Esok harinya, Minhi baru siuman dan dia masih berada dirumah sakit dengan Heeseung yang duduk disebelah brankar dan tengah mengupas apel.

"Oh, Soo Minhi kau sudah bangun? Sebentar ya aku panggilakan dokter"

Minhi hanya diam, kepalanya masih pusing. Kemudian dokter dan seorang perawat datang dan mengecek keadaan Minhi.

Dokter bilang Minhi syok dan itu mengakibatkan trauma yang cukup serius. Minhi harus dirawat dan diterapi agar traumanya hilang.

"Baik dokter, akan saya sampaikan ke bibinya" kata Heeseung.

Dua orang itu pergi dan Heeseung kembali duduk dan melanjutkan mengupas apel. Minhi bertanya tentang orangtuanya.

"Ibumu besok akan dimakamkan, dan ayahmu dia entahlah polisi masih mencarinya" balas Heeseung dengan senyum manisnya yang kemudian mengigit sepotong apel.

Heeseung pamit pergi sebentar untuk membeli minuman meninggalkan Minhi yang terkejut karena kedatangan Jieun yang memakai seragam perawat lalu menyuntikan sesuatu.

Jieun pergi dengan tergesa tanpa tau bahwa ada Kai yang baru saja datang dan mengurungkan diri untuk masuk kala melihat Jieun.

"Kai, sedang apa?"

Kai menoleh pada Heeseung yang tengah menyedot ice americanonya dan jangan lupakan mata rusanya itu menatap Kai penasaran.

"Tidak apa-apa, aku baru saja melihat adegan drama" balas Kai.

"Drama? Huh, dia sudah berulah?" Kai mengangguki ucapan Heeseung.

"Baiklah, kalau begitu ayo pergi. Bibinya Minhi sudah datang, kita bisa kembali ke asrama"

Kemudian keduanya pergi dengan Kai yang merangkul Heeseung yang berceloteh tentang lebih lucu antara mana Snowball dan Pororo.

Tbc

Oke, gimana seru nggak nih? Hehe maklum masih amatir nulis horor.

Dahlah, seeyou next part.

Paipai.

-nysi.

[KAISEUNG] Boy's From Nowhere✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang