Chapter 7 : Pangeran yang Dicuri

178 16 41
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Ruby dan Granger, beserta Alucard dan Miya telah sampai di istana milik pemimpin suku Elf.

Dengan Miya yang menuntun jalan, mereka berempat pun kini telah berada di hadapan sang raja.

Raja yang dikenal bijaksana dan sangat ahli dalam penyembuhan, mendapat seluruh pujaan dari semua kaum Elf.

Raja Estes.

Pemimpin suku Elf itu telah duduk rapi di singgasananya, menunggu kedatangan tamu yang ia nanti sedari tadi.

"Salam, Yang Mulia. Putri Miya menghadap kepadamu dengan membawa tamu yang telah anda nantikan,"  ujar Miya sembari menunduk dan diikuti oleh Ruby, Granger, dan Alucard.

Sebuah sapaan hormat ketika bertemu dengan sang raja. Awalnya, Ruby sedikit gugup saat berhadapan dengan lelaki Elf yang memiliki surai sama seperti Miya itu.

Namun, seketika kegugupan itu hilang ketika helaan nafas ringan terdengar dari sang raja.

"Sudah kubilang beberapa kali, Adikku. Bersikap santai saja." Raja Estes tersenyum, namun terlihat raut wajah kelelahan di wajahnya.

Tunggu, apa barusan saja raja itu memanggil Miya dengan sebutan 'adikku'? Jika begitu, bukanlah berarti Miya adalah seorang putri?!

Dalam sekejap, Ruby membelalak. Saat dia ingin menunduk hormat kepada Miya, gadis Elf itu langsung menyela.

"Tidak usah. Tidak perlu bersikap seperti itu padaku," tolak Miya peka.

Ruby pun hanya mengangguk kaku.

"Jadi, Alucard. Inilah teman yang telah membantumu dan kami dalam perang yang terjadi tadi malam?" tanya Raja Estes terdengar akrab.

"Ya, Yang Mulia," jawab Alucard.

"Ruby, benarkan? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Apa kau anggota baru dari Ksatria Moniyan?" tanya Estes.

"Tentu saja tidak. Saya bukan anggota baru Ksatria... tunggu, anda barusan bilang apa? Saya hanyalah gadis biasa, tentu tidak mungkin bisa menjadi anggota Ksatria Moniyan," jelas Ruby merasa aneh.

"Tentu bisa, mengingat kedua teman di sampingmu yang merupakan anggota Ksatria Moniyan."

"Tunggu... apa?" Otak Ruby berusaha mencerna setiap kalimat yang terlontar dari bibir raja para kaum Elf tersebut.

Gadis bersurai pirang itu berbalik. Menatap rekannya yang tengah berdiri tenang dan juga membalas pandangannya.

"Jadi selama ini kau merupakan anggota Ksatria Moniyan?! Kenapa kau tidak pernah memberitahuku sebelumnya?!" teriak Ruby seolah-olah melupakan bahwa ada seorang raja di baliknya.

"Aku sudah memberitahumu sebelumnya," jawab Granger ringan. Tak mempedulikan Ruby yang tengah mencengkram kuat kerah jubahnya karena kaget.

"Kapan?! Lebih tepatnya hari apa? Dan di mana tempatnya?!"

"Sepuluh hari yang lalu. Hari senin, dan saat setelah kita berburu iblis. Lebih tepatnya ketika kita sedang membicarakan tentang hobi pada malam hari."

Kerutan di alis Ruby tak kunjung hilang. Gadis itu kini menutup matanya sembari mencari ingatan tentang hari di mana seperti yang dijelaskan oleh Granger.

Sepuluh hari yang lalu....

"Jadi, sudah berapa lama kau menjadi pemburu iblis?" tanya Ruby sembari menghangatkan diri di depan api unggun.

Granger menatap api unggun yang mereka buat untuk memanggang daging domba yang sempat mereka habiskan beberapa saat lalu, serta untuk menghangatkan diri. Lelaki itu kini sempat terdiam sejenak berusaha mengingat.

The Little Redhood and The Vagrant PoetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang