"Wah, wah, sepertinya kita kedatangan tamu baru." Lelaki itu tersenyum mengejek, namun wajahnya tidak terlalu kelihatan karena malam telah mengarungi bumi.
Hanya belati tajam dan tipisnya lah yang terang benderang, memantulkan cahaya bulan.
"Tapi... kelihatannya tamu kita kali ini sangatlah tidak sopan, langsung menodongkan senjata tanpa berbincang-bincang. Yah, walaupun hal tersebut cukup menarik, sih."
"Siapa kau?" tanya Ruby tanpa basa-basi.
"Karena aku suka misteri, maka kalian harus mengalahkanku terlebih dahulu sebelum kuberitahu siapa aku."
Dalam seketika, sosok di hadapan mereka langsung menghilang meninggalkan angin yang menyibak.
Ruby dan Granger tak memiliki waktu untuk terkejut, sehingga mereka langsung kembali dalam posisi waspada dan bersiaga.
Mereka tahu, saat ini mereka akan melawan musuh yang cukup sulit.
"Mengelak!"
Sekejap, Granger langsung memberi aba-aba sehingga mereka berdua langsung mengelak ke arah yang berlawanan ketika sebuah sosok melesat di tengah-tengah mereka.
"Ah, tidak tepat. Jarang-jarang aku bertemu lawan yang cekatan."
Sosok itu kembali menghilang, kembali berteleportasi ke tempat yang berbeda. Hingga beberapa saat ke depan, sosok tersebut kembali bergerak dengan cepat berusaha menyerang musuhnya.
Ruby dan Granger berusaha mengalahkan musuh mereka —untuk saat ini— dan mencoba menangkis segala serangan.
Tapi belati tajam itu berhasil mengiris lengan Ruby, namun gadis itu juga tidak tinggal diam dengan membalas serangan dan membuat musuhnya mundur guna mengelak serangan kuat dari tenaga gadis itu yang tidak lemah.
"Lagi-lagi lenganku menjadi korban," ringis Ruby kesal dalam hatinya.
Saat pemegang belati itu terpental menghindari serangan Ruby tadi, Granger tak menyia-nyiakan kesempatannya dan menembaknya namun lagi-lagi sosok itu bergerak cepat.
Karena melihat celah sedikit, lelaki pemegang belati itu langsung ber teleportasi ke arah Ruby hingga gadis itu terkaget.
Granger ingin berlari menarik Ruby ketika sosok itu melesat cepat ke arah gadis itu. Tapi dalam seketika ia terhenti dengan sebuah peluru kecil yang terbang laju melewati batang hidungnya.
Ruby telah belajar dengan pertahanan diri sehingga dengan cekatan dan berakhirlah belati yang ringan itu bergesekan dengan ujung sabitnya yang tajam.
Granger menyadari sesuatu, itu adalah sebuah peluru. Dan peluru bukanlah senjata untuk seorang penyihir, peluru biasanya digunakan untuk pengguna senjata jarak jauh seperti dirinya.
Dangerous Love bukanlah seorang Mage, melainkan seorang Marksman. Dan saat ia sempat melihat peluru itu melintasi hidungnya, ia sempat menangkap bentuk peluru itu.
Kecil, dan sedikit lancip di ujungnya. Bergerak sangat cepat bagaikan udara. Hanya satu kemungkinan, itu adalah peluru seorang Sniper. Dan corak yang ada di peluru itu, dia sudah tahu pasti siapa pemiliknya.
Sosok pengguna belati tadi ingin berteleportasi kembali karena gadis bertudung merah di bawahnya ini menahan ujung belatinya untuk menggorok leher gadis ini dengan sabitnya.
Semuanya sudah terlambat, ia merasakan moncong pistol di belakang kepalanya. Yang menandakan bahwa kepalanya akan bolong bila ia bergerak.
Tapi pengguna belati ini tidak takut sama sekali, karena tak lama lagi orang di belakang yang menodong pistolnya juga akan kehilangan nyawanya dalam sekejap ketika peluru milik kekasihnya melewati isi kepala orang di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Redhood and The Vagrant Poet
Aventura"Saat purnama bersinar, hutan akan menghasilkan jeritan nanar." Di kedalaman hutan, terdapatlah seorang gadis bertudung merah yang hidup berdampingan dengan mimpi buruknya. Semakin dekat ia dengan mimpi buruknya, semakin dekat ia dengan satu-satuny...