Yangyang terdiam ketika Haechan berbicara, tentang perceraian entah mengapa terasa cukup berat untuknya. Ia yakin sekali jika ia tidak mencintai Haechan barang sedikitpun.
"Ah.."
Haechan memekik merasa perih pada putingnya karena bayinya menyusu sangat kuat.
Hanya ada Haechan dan Yangyang yang ada di ruangan ini, Xiaojun dan Hendery baru saja pergi untuk mencari makan siang sekaligus menjemput sang papa untuk mengunjungi Haechan.
"Kenapa?" Yangyang menyentuh lengan Haechan, namun dengan cepat Haechan menyingkirkannya.
"Gak usah pegang pegang,"
"Aku mau kita cerai,""Kita bisa bicarain ini setelah kamu keluar dari rumah sakit."
*
Haechan sudah boleh diperbolehkan pulang hari ini setelah lima hari berada di rumah sakit, ia pulang bersama Xiaojun karena Hendery sedang bekerja sedangkan Hendery sendiri tak mempercayai Yangyang untuk membawa pulang Haechan.
"Aku balik dulu ya Chan, kalo ada apa apa telepon aja,"
"Iya, makasih ya Xiaojun hyung," Haechan tersenyum setelah duduk di kasurnya bersama bayinya yang tertidur.
"Iyaa, bye bye baby hao~" Xiaojun berucap lirih, takut membangunkan bayi Haechan.
Haechan tersenyum lagi, ia menatap kepergian Xiaojun. Ia merasa beruntung dengan adanya orang orang baik di sekitarnya ketika Yangyang begitu jahat padanya.
Ia menatap bayinya yang tertidur lelap, bayi yang ia beri nama Liu Haohao itu sangat tenang seperti mengerti jika ibunya sedang kelelahan.
Haechan kemudian keluar dari kamar, meninggalkan bayinya yang sudah ia letakkan di tengah kasur dan dengan berbagai perlindungan. Ia pergi ke dapur ketika mendengar suara keran air yang menyala.
Yangyang berada di dapur, memakai apron dan tampak ponselnya yang diletakkan di meja seperti menampilkan sesuatu untuk Yangyang tiru.
Yangyang hanya melihat Haechan sekilas kemudian kembali fokus pada masakannya, ia tampak mematikan kompor kemudian menuangkannya pada mangkok.
"So? Aku udah di rumah sekarang, aku mau kita pisah,"
Yangyang menatap Haechan remeh, ia membanting sendoknya ke meja kemudian meletakkan kedua tangannya sebagai tumpuan tubuhnya.
"Yaudah, silahkan keluar, ini kan rumah saya," Yangyang menunjuk pintu utama rumah yang terlihat dari dapur menggunakan pisaunya.
"Oke," Haechan mengangguk tegas, ia berbalik badan hendak pergi ke kamar dan mengemasi barangnya.
"Tapi Haohao tetep disini," Yangyang menaikkan lengan kaos dan melepas apronnya kemudian berbicara tanpa menatap Haechan.
"No, he is my son,"
"But, he's my son too..."
"I don't care, aku bakal bilang ke Haohao suatu saat nanti kalo ayahnya yang punya marga Liu udah meninggal," Haechan berbicara dengan remeh, ia sudah tidak peduli lagi dengan Yangyang, ia sudah cukup sabar selama ini untuk menghadapi Yangyang.
Haechan pergi begitu saja meninggalkan dapur, ia ke kamar untuk mengambil bayinya kemudian pergi menggunakan taksi.
Yangyang mengepalkan tangannya dengan kuat hingga buku buku jarinya memerah. Dengan sekali tarikan ia merobek apron yang masih digenggamnya kemudian melempar mangkuk berisi sop yang ia buat tadi hingga pecah.
*
Haechan tidak tahu ia harus pergi kemana, ia tak mau pulang ke rumah papanya karena ia belum mau memberitahukan hal ini padanya. Jalan satu satunya hanyalah pergi ke apartement Hendery.
KAMU SEDANG MEMBACA
FADE AWAY - YANGHYUCK
Fanfiction"Saya udah hamilin kamu, mau gak mau saya harus tanggung jawab, walau bagaimanapun meskipun saya males, itu tetep anak saya,"