Hari ini, tepat dimana usia kandungannya sudah delapan bulan, perutnya semakin membesar sekarang.
Saat ini ia berada di dapurnya sibuk dengan spatula di tangannya untuk memasak sesuatu untuk Yangyang pulang dari kantornya. Masakannya yang telah matang segera ia letakkan di piring dan menghiasnya dengan cantik, ia meletakkannya ke meja kemudian melirik jam dinding yang menunjukkan waktu pukul lima sore, itu artinya tak lama lagi Yangyang akan pulang.
Bayi dalam perut Haechan terasa menendang, ia tersenyum sambil mengelus perutnya sendiri.
"Sebentar lagi papa pulang kok, baby kangen papa ya?"
Melihat kakinya yang mulai membengkak terasa sedikit menyedihkan, ia berpikir apakah tubuhnya bisa kembali seperti semula?
Haechan kembali menatap jam dinding, mengapa Yangyang tak kunjung pulang? cuaca yang buruk membuatnya khawatir, sebentar lagi hujan pasti turun dan benar saja hujan deras tiba tiba datang begitu saja.
Ia berjalan menuju lemari persediaan makanan, mencari kopi untuk Yangyang nanti, namun ternyata rumahnya tak memiliki stok kopi.
Hujan di luar semakin deras, namun Haechan tetaplah Haechan, sifat keras kepalanya membawa dirinya untuk pergi ke supermarket dan membeli kopi untuk Yangyang.
*
Yangyang kembali dari kantornya, merasa aneh karena rumahnya kosong. Ia mencari Haechan ke segala ruangan di rumahnya namun tidak ada.
Ia berjalan ke dapur dan menemukan spaghetti berada di atas meja makan tanpa ada siapapun di tempatnya. Tubuh Yangyang sedikit basah karena berjalan ke area parkiran tadi.
Ponselnya berdering, tertera nama Haechan di layarnya, ia mengangkat panggilan Haechan namun ia mengumpat setelah mendengar suara Haechan di seberang sana.
"Brengsek,"
*
Haechan keluar dari supermarket, ia menenteng tas plastik berisi kopi untuk Yangyang. Ia berjalan dengan santai sambil memegang payung untuk menghalangi air hujan mengenai tubuhnya. Ia berjalan menyebrang untuk menghampiri halte, setidaknya masih ada bus yang masih beroperasi di jam ini.
Hujan disertai angin membuat pandangannya sedikit terganggu, jalanan terlihat sepi tanpa ada seorangpun kecuali Yangyang dan beberapa kendaraan yang melintas.
Salah satu kakinya melangkah naik ke trotoar, namun air yang menggenang membuat kakinya berpijak di tempat yang salah, kakinya justru berpijak di selokan dan membuatnya terjatuh terduduk. Ia memegangi perutnya, merasakan sakit yang luar biasa setelah jatuh.
Haechan merintih kesakitan, perut bagian bawahnya terasa begitu sakit. Payungnya bahkan entah terbang kemana. Tidak ada seorangpun di sekitar sini kecuali orang di dalam supermarket yang jaraknya agak jauh dengan halte.
Air mata Haechan merembes keluar dan menyatu dengan air hujan yang mulai membuat tubuhnya basah kuyup.
"Yangyang hyung..."
Haechan mencari ponselnya, mencari kontak Yangyang kemudian menghubunginya.
"Hyung tolong hyung..."
*
Yangyang datang ke lokasi setelah Haechan menghubungi, benar benar tak ada seorangpun datang untuk menolongnya sebelum Yangyang datang menghampiri. Rasa sakit pada perut Haechan bahkan perlahan menghilang, namun ia tidak bisa untuk bangkit sendiri.
Yangyang tak berbicara apapun, ia hanya membantu Haechan untuk berdiri dan membawanya ke mobil.
Dalam perjalanan pun keduanya hanya diam, tak satupun dari mereka berniat untuk memulai pembicaraan hingga mereka sampai di halaman rumah mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
FADE AWAY - YANGHYUCK
Fanfiction"Saya udah hamilin kamu, mau gak mau saya harus tanggung jawab, walau bagaimanapun meskipun saya males, itu tetep anak saya,"