3 tahun sejak terakhir kali Haechan bertemu Yangyang di swalayan, dan di hari itulah mama Kun menghembuskan nafas terakhirnya di rumahnya sendiri.
Haechan duduk di pekarangan rumahnya, ia menunggu Haohao pulang sekolah tknya. Ia memang tak menunggu Haohao di sekolah karena Haohao menolaknya, sebab kebanyakan teman temannya tidak bersama orang tuanya di sekolah.
"Mamii!!"
Haohao pulang, ia turun dari mobil antar jemputnya dan berlari menuju Haechan yang duduk menunggunya. Suara guncangan benda benda dalam tas Haohao membuat suara bising, Haechan memekik gemas melihat pipi anak tunggalnya itu memerah karena hawa panas.
"Ey~ gimana sekolahnya? tadi belajar apa hm?" Haechan mengecupi kedua pipi anaknya, ia melepas tas yang Haohao gendong dan membawanya masuk bersama.
"Hao belajar hitung!! tadi Hao dapet nilai seratus! Hao keren kan?" Haohao berujar dengan bersemangat, ia meraih tas punggungnya yang Haechan letakkan di sofa kemudian mencari buku tulisnya.
Haohao dengan semangat menyodorkan buku tulisnya ke depan wajah Haechan, mata bulatnya mengerjap menunggu reaksi Haechan setelah melihat tulisan pertamanya di buku.
"Keren banget anak mami udah bisa gambar sama nulis bagus, kalo uncle Dery tau pasti seneng,"
Haechan tersenyum sambil mengelus rambut ikal milik anaknya. Ia menghela napasnya, mengingat kakaknya yang pindah ke luar kota bersama keluarganya karena pekerjaan. Hanya ada papanya yang berada jauh rumahnya.
"Kita makan siang yuk? mami laper nih, Hao laper gak?"
Haechan berbicara sambil berjalan menuju ruang makan, ia tak melihat Haohao yang sejak tadi diam di ruang tamu.
"Hao?"
Haechan menukikkan alisnya, ia duduk di kursi menunggu Haohao yang berjalan lambat ke arahnya dengan menunduk sedih.
"Mami,"
"Ya? Hao kenapa? kok sedih gitu mukanya?"
"Mami, mama aku kan?" Pertanyaan Haohao membingungkan Haechan membuat Haechan hanya mengangguk pelan. "Aunty Jun mamanya Leon, Louis, Uncle dery papanya, Hao... punya papa juga?"
Haechan terdiam, bingung harus menjawab apa sementara keberadaan Yangyang sendiri ia pun tidak tahu. Keras kepala Haohao seperti dirinya, anak itu tak akan berhenti bertanya jika tidak ada jawaban yang memiliki bukti. Anak itu duduk di kursi di depannya.
"Papa Hao udah gaada."
Ia berdehem pelan, meraih sendok dan piring dan meletakkannya ke bagian meja di depan Haohao, meletakkan nasi dan lauknya.
"Kemana?"
"Meninggal."
"Meninggal ken-"
"Makan!"
Haohao terkejut, Haechan berbicara dengan nada tinggi kepadanya. Ia tak mau membuat Haechan marah, ia hanya menuruti ucapan Haechan, memakan makan siangnya hingga habis.
*
Haohao tidur usai belajar malam ini bersama Haechan tepat pukul 7 malam, lain dengan Haechan yang masih setia terjaga di depan televisi. Ia menatap tas milik Haohao yang masih berada di sofa kemudian meraihnya.
Tangannya membuka isi tas Haohao, ia menaikkan alis kanannya melihat sebuah surat dari sekolahan yang berada di antara buku buku. Ia terdiam, surat ini adalah undangan untuk ayah dari para murid sekolahan untuk menghadiri acara hari ayah besok. Mengapa Haohao tidak memberitahunya soal surat ini? apa anak itu takut karena ia sempat membentaknya ketika bertanya soal papanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
FADE AWAY - YANGHYUCK
Fanfiction"Saya udah hamilin kamu, mau gak mau saya harus tanggung jawab, walau bagaimanapun meskipun saya males, itu tetep anak saya,"