Hai, masih ada yang baca???
.
.
.
.
.Menginjak bulan ke sembilan, diprediksi minggu ini Haechan akan melahirkan bayi di perutnya. Ia dan Yangyang akan segera menjadi orang tua untuk bayinya nanti.
Ia sedang menyiapkan kopi untuk Yangyang pagi ini, Yangyang memintanya sendiri jadi ia tak perlu khawatir Yangyang menyiramkan kopi itu padanya.
Tidak ada yang berubah dari Yangyang, semuanya sama seperti dulu. Ia hanya bisa tetap diam untuk menerima, tak mungkin ia melawan Yangyang.
Haechan duduk di kursi dapurnya menunggu Yangyang selesai bersiap siap. Ia terus memikirkan persalinannya nanti sekaligus terus berdoa supaya anaknya lahir dengan sehat dan lancar.
Yangyang datang dengan wajah datarnya, ia sudah berpakaian setelan jas lengkap dengan dasi yang agak berantakan. Ia langsung duduk di kursi, menikmati kopi buatan Haechan yang ia minta sendiri agar Haechan membuatkannya.
"Aku benerin dasinya ya?" Haechan mendekati Yangyang, ia hendak memperbaiki dasi Yangyang namun Yangyang dengan cepat menyingkirkan tangan Haechan.
Yangyang bangkit dari tempat duduknya, moodnya hilang begitu saja ketika Haechan hendak memperbaiki dasi miliknya. Ia berjalan untuk meninggalkan Haechan hingga Haechan memanggilnya.
"Hyung..."
"Apa?!" Yangyang menyahuti ucapan Haechan dengan nada bicara yang sedikit naik.
"Kenapa kopinya gak diabisin? kan hyung yang minta tadi,"
"Saya kenyang, buang aja,"
"Hyung..."
"Apa lagi?!.." Yangyang semakin menaikkan nada bicaranya, Haechan tersentak kaget meskipun ia sudah mendengar hal yang seperti ini setiap harinya.
"Hari ini aku ada jadwal periksa kandungan... hyung mau nemenin aku kan?"
"Saya rasa kaki kamu masih lengkap dan berfungsi kan? pergi sendiri, gak usah manja, saya sibuk, gak mungkin saya buang buang waktu buat hal gak penting," Yangyang mendecih, ia berjalan meninggalkan Haechan, ia harus pergi ke kantornya karena malas berlama lama dengan Haechan di rumah.
"Tapi hyung..."
"APA LAGI?" Kini Yangyang benar benar membentak Haechan, menurutnya Haechan begitu cerewet.
"Hyung bisa gak sih kalo ngomong sama aku itu biasa aja?! aku nanya dari tadi baik baik loh," Haechan menatap Yangyang marah, ia mengelus perutnya sendiri.
"Saya gak nyuruh kamu ngomong sama saya, jangan berisik," Yangyang pergi, meninggalkan Haechan yang menatap lurus ke depan penuh kebencian.
"Bajingan,"
*
"Ya... sudah ke sekian kalinya tuan kesini sendirian, saya sarankan lain kali tuan kesini didampingi suaminya," Dokter itu tersenyum pada Haechan, Haechan selalu datang ke rumah sakit sendirian tanpa siapapun menemaninya.
"Ah iya... suami saya sibuk hehe,"
Dokter tersebut mengangguk angguk paham, ya seharusnya sebagai suami setidaknya meluangkan sedikit waktunya terlebih lagi untuk calon anaknya.
"Perkiraan persalinan minggu ini ya tuan, saya sarankan lusa atau setelah lusa kemari lagi dan bawa perlengkapannya, dan saya harap semoga calon jagoan anda sehat,"
Haechan mengangguk angguk, ia berdiri dari tempat duduknya kemudian tersenyum pada dokter.
"Terimakasih ya dok kalau begitu saya permisi dulu,"

KAMU SEDANG MEMBACA
FADE AWAY - YANGHYUCK
Fanfiction"Saya udah hamilin kamu, mau gak mau saya harus tanggung jawab, walau bagaimanapun meskipun saya males, itu tetep anak saya,"