Tolong, Junkyu masih ingin bertahan

2.9K 393 98
                                    

Disini Haruto, masih ingat dengan ucapannya malam kemarin? Iya, Haruto juga ingat kok. Bahkan dia sampe mukul-mukul kepalanya, takut kalo dia gila sampe bilang 'makasih' sama Junkyu.

Haruto masih stay di kamarnya, dia tidak ingin keluar dan tidak ingin bertemu dengan Junkyu. Padahal tidak apa, karena Junkyu juga tidak mendengarnya.

"Sumpah, kok gue jadi gugup gini sih?!". Hatinya bertanya-tanya dengan tangannya yang mengacak rambutnya kasar.

MALU KAN LO TO! GENGSIAN AMAT SIH HIDUP!

"Bodo amat lah, ngapain juga mikirin itu. Ya kan wajar, manusia juga normal kali bilang makasih". Dia segera beranjak dari ranjangnya, bergegas menuju ke kamar mandi.

Setelahnya Haruto turun, berniat untuk makan karena sedari malam tadi perutnya tidak terisi dan Haruto pusing mendengar suara keroncong dari perutnya. Cacingnya minta makan katanya.

Tapi anehnya dia bahkan tak menemukan sosok Junkyu di dapur. Bahkan untuk segelas susu dan sepotong roti selai juga tidak ada. "Dimana dia?".

Haruto bingung, tidak seperti biasanya Junkyu pergi meninggalkannya tanpa membuatkan apa-apa. Bahkan hari ini Junkyu mengambil kelas sore.

Iya, Haruto sempat bertanya pada Jihoon jam berapa masuk hari ini. Maka dari itu dia tahu kalau Junkyu masuk sore. Tapi kemana dia?

"Kyu!". Suaranya sedikit meninggi, namun tidak berteriak. "Kyu, lo dimana?!". Lanjutnya sambil berjalan menuju toilet. Ya siapa tahu saja Junkyu tidur di toilet lagi kan :)

"Kyu, lo di dalam?". Tanyanya sambil mengetuk pelan, namun tidak sengaja pintunya terbuka. Yang artinya Junkyu tidak ada di dalam, karena pintunya tidak di kunci. "Kok dia gak bilang-bilang mau pergi!?". Cibir Haruto kesal.

Memangnya peduli apa lo to sama Junkyu?

Haruto berjalan menuju balkon apartnya. Matanya tak sengaja melihat kebawah, dimana dia melihat Junkyu bersama seorang laki-laki. Yaitu, Yoshi. Haruto mengenalnya.

Tak lama menunggu, Junkyu perlahan membuka pintu apartnya dan dibuat terkejut oleh hadirnya sosok Haruto di depannya. Dia takut, Haruto menatapnya tajam tak seperti biasanya.

"Dari mana aja lo?". Haruto bertanya? Tidak mungkin. Karena Haruto tidak pernah peduli kemana pun Junkyu pergi. "Kenapa?". Tanya Junkyu balik.

Junkyu bahkan hanya melewatinya dan berjalan cepat menuju dapur. Haruto yang melihatnya mengernyit heran. "Dia kenapa?". Batinnya.

"Gue nanya sama lo, Kim. Junkyu?! Dari mana lo pagi-pagi begini? Sama Yoshi pula". Junkyu yang tadinya sibuk dengan bahan belanja sekarang malah memilih berbalik, untuk menatap Haruto dibelakangnya.

"Memangnya kamu peduli apa, Haru? Biasanya juga aku pergi kamu gak peduli". Seketika Haruto terdiam. Apa yang dikatakan Junkyu itu benar. Kenapa dirinya tiba-tiba bertanya?

"Y-ya gue cu-cuma nanya! Karena lo gak siapin susu sama roti kayak biasanya. Mau sarapan apa gue pergi ke kampus".

Junkyu hanya diam tak menanggapinya, dia sungguh disibukan dengan belanjaan bahan dapur saat ini. "Buat aja sendiri kan kamu punya tangan, masa buat susu sendiri aja gak bisa. Sedangkan buatin pacar kemaren aja bisa".

Savage memang mulutnya Junkyu. Sumpah Haruto akui kalau yang di depannya ini bukan Junkyu yang dia kenal seperti biasanya. Haruto tak pernah mendengar kata savage yang keluar dari mulut Junkyu.

"Kyu, gue tu-".

"Iya Yoshi, kenapa?". Junkyu mengangkat panggilan dari Yoshi dan beranjak dari sana.

END//𝓞𝓹𝓮𝓷 𝓨𝓸𝓾𝓻 𝓔𝔂𝓮𝓼 (HARUKYU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang