note: sorry if the conflict in this chapter is a bit excessive.
@jyongnominie
Setelah merasa lebih baik, akhirnya Jaemin kembali pada rutinitasnya yaitu kuliah. Pagi ini ia sedang menyiapkan dirinya untuk berangkat kuliah.
"Hari ini kuliah? Beneran udah sembuh?" tanya Buna Winwin sekali lagi takut2 anak kesayangannya masih belum sembuh total.
"Iyaa bunaa, jangan khawatirr" jawab Jaemin sambil mengangguk mantap.
--*--
Nononononono
|Na
|Udh siap?udahhh|
|Ok
|Otwjangan ngebut!|
|Iya
Jaemin tersenyum sambil membalas pesan di handphone nya. Sekarang ia sedang terduduk manis di sofa sambil menunggu Jeno untuk menjemputnya.
10 minute later..
"Naaa! Nak Jenoo diluarr" panggil Ayah Atuy dari halaman rumah.
"Iyaaa! Bunaa ayahhh, Nana berangkat duluu" pamit Jaemin kemudian masuk ke mobil Jeno.
"Jeno pamit ayah buna" Jeno ikut menunduk kemudian melajukan mobilnya menuju universitas Jaemin.
"Habis ini Nono mauu kemanaa?" tanya Jaemin memecah keheningan dalam mobil.
"Ke perusahaan Daddy lagi, Na" jawab Jeno sambil menghela nafas pelan.
"Yaudahh nanti jemput Nana yaa! Habis itu kita jalann2 deh biar Jeno ga pusing" ucap Jaemin lagi sambil tersenyum manis.
"Iya" jawab Jeno lembut.
09.30
Sampai di kampus Jaemin."Belajar yang bener!" ucap Jeno sambil mengusap rambut Jaemin.
"Huum, baii Jenong!" pamit Jaemin sambil melambaikan tangannya.
"Na"
"Hum?"
"Hwaiting!" teriak Jeno sambil mengepalkan tangannya untuk menyemangati si manis.
--*--
09.46
Jeno berjalan memasuki perusahaan besar milik ayahnya yang dikenal hampir seluruh orang didunia. Memencet tombol lift untuk sampai ke lantai paling atas, lantai milik CEO dan calon CEO perusahaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPIER, NOMIN (uncontinued)
ФанфикJangan menjadi bulan, untuk orang yang membenci malam.