Daisy dan Masa Depan

230 30 0
                                    

"Jeno.." panggil si manis pada Jeno yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Hm? Sudah bangun? Kumpulkan dulu nyawamu, Na" ujar Jeno sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

Ketika Jeno pulang 30 menit yang lalu, pemandangan yang ia lihat pertama adalah Nana-nya yang sedang terlelap memenuhi tempat tidur berukuran king size itu.

"Hum"

"Jeno.." panggil si manis lagi.

"Hm?"

"Nana dan Siyeon. Siapa yang lebih cantik?" tanya si manis tanpa berbasa-basi membuat Jeno kebingungan.

"T-tentu. Kalian berdua sama cantiknya, Na" jawab Jeno menghindari kontak mata dengan Nana.

"Pilih salah satu, Jeno" cicit Nana lagi sambil mempoutkan bibir cherry nya.

"Hm"

"Siyeon." jawab Jeno sambil mengeringkan rambutnya di depan cermin.

"Hey hey. Mau kemana, na?" tanya Jeno bingung melihat Nana yang sudah berdiri sambil membawa serta bantal dan guling bersarung pink itu kearah pintu kamar.

"Nana mau tidur di kamar nana" ujar Nana cuek.

"Kita sudah sepakat untuk berbagi kamar, na. Untuk menghemat biaya listrik kan?" lanjut Jeno.

Menghemat biaya listrik? Itu hanya alibi semata. Jangan lupakan fakta bahwa Ayah Jeno, Jung Jaehyun bukanlah orang melarat yang untuk membayar listrik saja sudah kesusahan. Ia bahkan sanggup membiayai biaya listrik seluruh rumah sakit yang ada di dalam kota.

"Na, kemari!" tegas Jeno.

"Moh! Suruh saja Siyeon yang tidur disampingmu, Jen" cicit Nana.

"Jung Jaemin" panggil Jeno lagi.

"Ha!? Na! Nakamoto! Marga nana kan Nakamoto!" protes Nana selayaknya anak kecil yang protes karna tidak diberi permen kapas.

Kemudian berjalan sambil menghentakkan kakinya lucu dan duduk disamping Jeno dengan posisi membelakangi tentunya.

Hingga sebuah kalung emas cantik dengan liontin berbentuk bunga daisy mendarat di leher jenjang yang juga cantik miliknya.

"Nah sekarang, Nana cantik." ujar Jeno sambil mengusap surai bewarna permen kapas itu.

"Kau tau makna bunga daisy, Na?" tanya Jeno sambil menunjukkan senyum manisnya.

Yang ditanya hanya menggelengkan kepala sambil mengerjap polos.

"Cari saja di naver" ujar Jeno sambil menjentikkan jarinya pada dahi mulus milik si manis itu.

"Auch!" erang si manis.

"Kau selalu cantik, na. Bahkan Siyeon tidak lebih cantik daripada Jung Jaemin" ujar Jeno lagi.

Giliran Jaemin yang menjentikkan jarinya pada dahi Jeno.

"Na. Ka. Mo. To. Jae. Min." tekan Jaemin.

"Yayaya, tidak lama lagi juga berganti menjadi Jung. Jae. Min." Jeno ikut menekankan.

"Na" panggil Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Na" panggil Jeno.

"Hum?"

"Tidak jadi tidur di kamarmu, hm? Semenit yang lalu seorang pria manis berkata 'Aku akan tidur dikamarku sendiri' " ejek Jeno sambil mencibir.

Sedangkan yang diejek hanya menunjukkan ekspresi malu, lengkap dengan pipi dan telinga yang memerah.

2 Januari 2023.
07.15

"Sudah siap berangkat?" tanya Jeno melihat Nana berjalan menuruni anak tangga dengan rapi dan cantik seperti biasanya.

"Hum, jika tidak aku bisa terlambat" yang ditanya hanya mengangguk sambil berjalan tergesa-gesa.

"Ayo aku akan mengantarmu. Sudah lama aku tidak bertemu dengan si tengil." ujar Jeno kemudian meraih dan menggandeng si manis.

NEO KIRDENGARTEN

"Terimakasih Jenooo~~~" ujar Nana manis kemudian segera keluar dari mobil Jeno.

"Kenapa kau ikut turun? Tidak ke kantor?" si manis itu berbalik ketika mendengar suara pintu mobil terbuka dari sisi lain.

"Mampir sebentar na." jawab Jeno kembali meraih dan menggandeng si manis dengan lembut.

Keduanya kemudian berjalan menuju sebuah pintu dengan papan bertulisan "Kelas Kepompong" disana. 

"Nanaaa ssaemmmm-!! hyuck miss nanaa ssaemmm so muchhhh-!!" teriak seorang bocah bertumbuh mungil dan gembul sambil menyuguhkan senyuman secerah bunga matahari. 

"Hey bocah!" panggil Jeno dengan nada mengejek, melihat si gembul hanya menyapa lelaki manis yang ada di sampingnya. 

"Hyung? Ish! kenapaa kecinii ugaa? nanaa ssaem knapa mengajak hyung jelekh iniii?" bocah berpipi gempil itu kemudian mempoutkan bibirnya. 

"hYUckieeeeee~~ aih ni ciyapa?" seorang bocah lain dengan tubuh yang jauh lebih mungil berlari kecil mendatangi bocah gembul yang dipanggil "Dong Hyuck" itu.

"Nanaa ssaem namchin?" tanya bocah mungil itu polos sambil memiringkan kepalanya ke kanan dan menatap Jeno lekat-lekat. 

"Mana mungkinnn hyung jelekh inii namchinnya nanaa ssaemm, njuniee?" Dong Hyuck menyela.

"Nanaa ssaem dan hyung iniii, awwwww mumumumumuum gemawwww- hyuckieee~~" belum selesai memuji keserasian Jeno dan Jaemin, pipi bocah bernama "Injun" itu segera ditarik oleh oknum Dong Hyuck.

"Hey hey hey mana mungkin anak-anak? Nana ssaem kan laki-laki.. Sudah ayo kembali ke tempat duduk kalian masing-masing. Kita akan memulai permainan kita hari ini~" ujar Nana dengan nada seceria biasanya.

09.15

"Good Morning, Thank You Nanaa Ssaemm~~~" teriak murid-murid kelas kepompong serentak. 

"Ne~~ Pai paiii~~" Nana ikut melambaikan kedua tangannya sambil tersenyum cerah.

.

Si Manis kemudian berjalan kearah nakas sambil membereskan alat tulis serta beberapa buku gambar murid-muridnya yang berantakan. 

"Memangnya kenapa jika kau laki-laki, na?" pertanyaan mendadak itu keluar dari bibir Jeno.

"Maksudmu?" yang ditanya malah balik bertanya.

"Apa jika kau laki-laki dan aku laki-laki. Kita tidak bisa bersama?" tanya Jeno lagi, berhasil membuat jantung Nana mencelos.

"A-apa maksudmu Jen?"

"Kau pantas mendapatkan wanita yang lebih baik, Jen.." lirih Nana.

"Kau tampan, kau kaya, aroma khas dan tubuhmu yang menggoda, kau sabar, kau cerdas, kau-"

Seketika si manis bungkam ketika Jeno mengikis jarak diantara mereka.

"Dan kau pantas mendapatkanku, Na." ujarnya kemudian.

"A-aku.. Aku hanya guru taman kanak-kanak yang masa depannya tidak jelas, Jen." lirih Nana lagi.

"Aku hanya laki-laki aneh yang memiliki r-rahim disini.." ujarnya sambil mengelus perut datar miliknya.

"Dan status 'lajang' akan menemaniku seumur hidup.." lanjutnya disertai kristal bening yang jatuh ke rona pipinya itu.

"Masa depanmu adalah masa depan kita, Na." ujar Jeno kemudian memeluk tubuh ringkih si manis. Mengelus surai serta punggung sempit itu.

"Tidak ada yang lebih pantas selain dirimu. Tidak ada." lanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAPPIER, NOMIN (uncontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang