Page 11

1.2K 168 11
                                    



























[Happy Reading]




















































Ban mobil berdecit cukup keras karena rem yang di injak mendadak, pintu terbuka keluar Wonyoung yang turun dari kursi depan bagian kemudi.


Membanting pintu dengan wajah yang terlihat kesal dan berjalan memasuki rumah, memecah keheningan dengan suara high heelsnya terdengar di tengah rumah.


Ia pergi menghampiri sang ayah yang duduk dengan santai di sopa tengah rumah, di temani secangkir kopi dan sebuah ponsel yang ia mainkan.


" Sampai kapan appa akan begini padaku? " Ucap Wonyoung dengan wajah yang terlihat marah menatap nanar ke arah ayahnya yanh masih santai dengan waktunya.


" Apa? Apa yang appa lalukan? "


Wonyoung mendengus dan memutarkan bola mata melihat sikap tuan Jang yang terlihat acuh dan pura-pura tak tau apa yang membuatnya semarah itu.


" Appa!! " Bentak Wonyoung membuat pria itu menoleh menatap tajam tak suka dengan nada tinggi anaknya.


" Apa aku orang lain untuk keluarga ini? Sampai untuk meminta bantuan pun kau harus mengirim email seresmi itu padaku? "


" Lalu apa salahnya jika pegawaiku yang mengirimnya? Kenapa kau harus semarah itu? "


Wonyoung mengepalkan tangannya keras berusaha untuk menahan emosinya agar tak semakin meluap, ia tak percaya dengan apa yang ayahnya melakukan hal yang membuatnya sangat tersinggung.


Bagaimana tidak, jika ayahnya mengirim email untuk sebuah kerja sama menjadi make up team model untuk proyek perusahaan launching terbaru.


Bukan bersikap berlebihan hanya saja Wonyoung merasa sangat tersinggung dengan hal tersebut, karena cara yang dilakukan ayahnya terasa seperti meminta bantuan pada orang lain.


" Aku anakmu, kau tidak perlu seformal itu padaku! "


" Jadi, seharusnya bagaimana hah? "


" Kau hanya perlu meminta bantuan layaknya seorang ayah pada anaknya, berbicara berdua dan menghabiskan waktu membahasnya layaknya ayah dan anak "


" Aku tak akan meminta imbalan karena itu untuk kebaikan keluargaku sendiri "


Tuan Jang mulai berdiri dan menghampiri putrinya, dengan penuh ketegas ia memasukan kedua tangan ke saku celananya menatap Wonyoung dengan serius.


" Kebaikan keluarga? Seperti apa caramu menganggap kami kedua orangtuamu hah? Dengan tak patuh pada setiap omongan kami? "


Tenggorokan Wonyoung tercekat hingga menyesakan dadanya, lagi-lagi ayahnya tak pernah mengerti apa yang Wonyoung maksud dan inginkan.


Bahkan ayahnya sudah memperlakukan Wonyoung bak orang lain yang bukan bagian dari keluarga, Wonyoung terus merasa terbuang walau awalnya sudah berusaha dengan baik.


" Bercermin Jang Wonyoung "


" Apa kau pernah membuat appa dan eomma senang? Hah? Kau selalu mengecewakan kami "


" Kecewa? Aku yang paling kecewa disini!! " Suara Wonyoung mulai semakin meninggi ketika emosinya mulai terus dipancing dan dipermainkan.


Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang