Holla, apa kabarnya, Deers? Ada yang menanti Nilla n Bieru? Yuk, mari ramaikan! Yang udah tamat, ada di KK dan KBM yak
❤❤❤
Gerakan Nilla terhenti. Telinganya memerah saat mendengar pertanyaan Goretti. Nilla menghela napas panjang, kemudian berbalik dengan senyuman tipis sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Selamat sore, Dokter Ore. Saya Nilla, mahasiswi semester 7."
Goretti mengerjap. Mulutnya menganga lebar demgan kedua alis terangkat. Siapa yang tidak kenal Nilla, mahasiswi berprestasi yang menonjol di angkatannya. Ia ganti menatap Bieru yang kini berpura-pura sibuk menata sayuran di piring saji.
"Nilla? Kok bisa kamu di sini?"
Entah kenapa saat itu, Nilla yang justru tidak rela Goretti ada di situ. Maka, dengan nada datar ia berkata, "Dokter Bieru yang menjemput. Katanya Violet kangen sama Kakak Nilla."
Alis Goretti mengernyit tajam.
"Iya, Tante. Kakak Nilla itu baik banget." Violet menunduk mengambil sesuatu dari kantung piyamanya. "Dia kasih pita stroberi ini. Aku seneng Tante dan Kakak Nilla di sini."
Goretti hanya diam, mengamati situasi. Ia melirik ke arah Bieru yang masih membisu. Suasana di dapur mendadak beku dan Nilla pun kembali melakukan apa yang ia kerjakan.
Sejurus kemudian, sup manten buatan Nilla terhidang berdampingan dengan sup creme serta garlic bread masakan Goretti. Aditya yang saat itu sengaja tidak praktek karena ingin menjaga cucunya, terperangah dengan lengkapnya menu sore itu.
"Wah, mau makan yang mana ya? Jadi bingung." Mata lelaki tua itu membulat lebar.
"Papi suka sup creme kan? Makan aja sup cremenya," ujar Aruna.
Mendengar sahutan Aruna, hati Nilla yang sedang mencuci alat masak kotor serasa tercubit seolah makanan yang ia buat dengan resep ibunya tidak diminati.
"Bener juga. Lagian sup yang bening ini bisa dimakan besok," ujar Aditya.
"Violet makan yuk? Katanya mau makan sup?" kata Bieru yang masih canggung. Terlebih saat mendengar komentar papinya.
"Violet udah makan. Zuppa soupnya Tante enak," kata Violet yang duduk di pangkuan Goretti. Setelah makan dan bisa meminum obat paracetamol, badan Violet terasa segar walau wajahnya masih pucat. Ia lebih ceria saat bercanda dengan adik sang mami.
"Kamu pilih makan apa, Mas? Masakan Ore apa Nilla?" Pertanyaan Aruna itu sengaja mengetes sang putra.
Bieru melirik tajam sang mami. Ia mendengkus pelan. "Biar adil, aku makan sup manten aja. Kali aja aku jadi manten habis ini."
Celetukan Bieru yang sebenarnya hanya candaan itu membuat Goretti menganga lebar. Setahu Goretti, Bieru selalu menghindar bila ditanya tentang pernikahan kedua.
"Vio nanti jadi Flower Girl-nya kaya pas nikahannya Tante Aya," timpal gadis kecil itu.
"Halah, gayamu mau jadi manten. Cari dulu pasangannya, baru ngantenan," kata Aditya yang menerima semangkuk sup creme dari sang istri.
Aruna terkekeh, sembari melirik reaksi Bieru.
"Tenang aja. Semua udah diatur." Bieru tersenyum simpul sambil menyeduh cairan sup bening buatan Nilla.
Nilla merasa canggung berada di situ. Tapi wajah datarnya tak menunjukkan ekspresi ketegangan di batin. Setidaknya ia beruntung memiliki wajah lempeng karena seolah menjadi topeng yang bisa menutupi suasana hatinya.
"Violet kok bisa sayang gitu sama Kakak Nilla?" tanya Goretti penasaran.
"Habis rasanya kaya ketemu Mami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Duren Mateng (Completed-KBM&KK)
Romance"Nill, menikahlah denganku dan jadilah mami bagi Violet." Permintaan Alexander Bieru Sagara itu bagai durian runtuh. Dosen Anatomi yang berpredikat "Duren Mateng"-Duda Keren, Mapan dan Ganteng-dan menjadi incaran para mahasiswi Fakultas Kedokteran i...