"Eh?"
Kepala seorang gadis menoleh ke arah pemilik tangan yang bersentuhan dengan tangannya saat memencet salah satu tombol di mesin penjual otomatis. Dapat dilihat seorang lelaki tengah menatap tajam ke arah gadis itu. Sempat terdiam sejenak, sampai suara benda yang terjatuh dari dalam mesin itu terdengar. Segera, lelaki tadi menundukkan badannya untuk mengambil benda berbentuk kotak yang siap diambil dari mesin.
"Maaf, tapi aku duluan." Tatapan tajam dari sang lelaki tidak membuat gentar dirinya. Ia mengambil alih benda bernama susu itu dari tangan orang di depannya dan menusukkan sedotan untuk meminumnya.
"Kau—"
"Mau protes? Dari awal memang hanya ada aku di sini," potongnya dengan santai seraya menyesap benda silinder kecil yang dapat menyalurkan cairan susu ke dalam mulutnya.
"Tetap saja, kembalikan susu itu!" Raut marah terpampang jelas di wajah lelaki berambut hitam itu. Bagi murid lain, melihat sosoknya saja sudah membuat bergidik ngeri, apalagi membuatnya marah. Sebenarnya mereka tidak akan berdebat bila jumlah susu yang tersisa di dalam mesin ada lebih dari satu, tapi untuk hari ini, keadaan berkebalikan dengan biasanya.
"Aku sangat yakin kau tidak akan mau meminum bekasku. Omong-omong masih ada yoghurt di dalam sana, mungkin kau mau." Kedua tungkai si gadis mulai bergerak menjauh, sampai suara teriakan terpaksa menghentikan pergerakannya.
"Hei!" Lagi-lagi, tampangnya mengeluarkan ekspresi marah, kali ini juga disertai dengan tatapan yang bisa membuat mimpi buruk siapapun sasarannya.
"Apa? Kau mau?" Pemilik surai panjang berwarna terang itu menengok ke belakangnya dengan memamerkan susu yang menjadi penyebab pertengkaran pada pagi hari.
"Gantikan susu itu dengan yang baru," perintahnya dengan nada suara yang mengintimidasi.
"Orang aneh, kita bahkan tidak kenal." Kali ini, tidak ada lagi suara yang menginterupsi pendengarannya. Gadis itu kembali berjalan masuk ke lorong sekolah yang diyakini akan masuk ke kelasnya.
"Tidak ... kenal?" Suasana hatinya sudah buruk, ditambah kalimat yang keluar dari mulut gadis tadi, sepertinya ia akan memukul siapapun yang lewat di dekatnya.
"Sialan kau, Lyra Jung."
Bisa diprediksi bahwa teman-temannya akan terkena amukan karena mood-nya benar-benar turun. Mukanya semakin masam, bahkan mungkin sampai jam sekolah berakhir. Kageyama Tobio, siswa tahun pertama SMA Karasuno. Tidak jarang ia dibuat kesal, namun kali ini, ia benar-benar dibuat kesal oleh siswi berdarah Korea-Amerika yang berada di tingkat yang sama dengannya.
author's note:
Dor! Lagi bucin Tobio, so I made this fiction!
Warning, this's a Kageyama × OC story. But, you can imagine Lyra as yourself.Maybe you need Lyra's visualization
Picture by: https://picrew.me/image_maker/139707
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk | Kageyama Tobio
Teen FictionI got karma from hating you because of a milk. But, I won't regret it. Fanfiction by @iceylene. Written in Bahasa ____________________________________________________________ ⚠︎ I don't own any characters in this story except my original character...