"Kageyama?"
Suara panggilan seseorang memeranjatkan dirinya yang sedang menaruh suatu benda di atas meja milik seseorang. Perlahan ia menolehkan kepalanya, dan bernafas lega saat mengetahui siapa yang datang.
"Kau sangat rajin datang jam segini," ucap Kageyama.
"Aku memang selalu datang di jam ini. Omong-omong, ini bukan kelasmu, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Yachi.
"Tidak ada."
Yachi menyipitkan matanya dengan tidak percaya. Lalu ia menangkap sebuah benda di atas meja temannya, bukan susu, melainkan sebuah yoghurt. Ia yakin itu adalah pemberian Kageyama.
"Kau menyukainya, bukan?"
"Tidak!" jawab Kageyama dengan cepat, kepanikan mulai menyelimuti dirinya. Entah ia panik karena apa, padahal Yachi tidak akan menginterogasinya.
"Ini apa?" Yachi menunjuk benda rasa stroberi dengan bungkus yang didominasi oleh warna putih. Jangan lupakan stick note yang menempel di atasnya. Tetapi Yachi tidak akan membacanya, ia tidak ingin membuat lelaki di depannya dihantui rasa malu.
Kageyama menghelas nafas kasar, terpaksa ia harus mengakuinya. "Memberi bukan berarti menyukai. Aku harus kembali ke kelas, jangan beritahu padanya bahwa itu dariku."
Yachi tersenyum geli saat melihat Kageyama berjalan keluar dari kelasnya. Sepertinya dugaannya dan Hinata benar. Semalam ia menghabiskan waktu untuk bertukar pesan dengan Hinata, mereka membicarakan tentang teman mereka. Tidak jarang lelaki itu mengejek Kageyama karena terlihat seperti orang berhati batu, sangat kontras dengan Lyra.
Ia terlalu asik tenggelam dalam pikirannya sendiri hingga tak menyadari kedatangan temannya.
"Hei, Yachi!" Panggilan Lyra yang cukup keras akhirnya menyadarkan Yachi.
"H-hai! Maafkan aku yang asik melamun, hehe."
"Siapa yang memberikan ini?" Lyra mengangkat yoghurt yang berada di mejanya dengan penuh tanda tanya. Rasanya Yachi ingin jujur tentang pemberinya, tetapi sepasang mata tampak mengintainya dari luar kelas. Mau tidak mau, ia harus berbohong.
"Entah, saat aku datang, benda itu sudah ada di sana."
"Ah begitu, terima kasih."
Lyra mendaratkan diri di kursinya dan duduk menghadap papan tulis seraya melihat makanan ringan yang diberikan seseorang untuknya. Ia mencabut catatan yang menempel lalu membacanya.
Maaf.
Hatinya seketika menghangat. Walaupun ia tidak tau nama pengirimnya, ia sangat senang diberi sesuatu oleh orang lain. Lyra tersenyum dan membuka lapisan yang menutup rapat makanan itu, ia tidak akan menunggu jam istirahat untuk memakannya.
"Kau seperti orang idiot yang menyeramkan, menguntit seseorang dari luar kelasnya." Hinata menarik Kageyama yang sedang asik memandangi gadisnya— maksudnya, Lyra.
"Diamlah, Hinata bodoh!"
☆ ★ ☆
"Kageyama!" pintu atap sekolah terbuka, menampakkan seorang gadis dengan nafas yang sedikit terengah-engah. Tampaknya ia sedang mencari sosok yang ia panggil, dan berakhir di tempat ini.
"Bagaimana kau bisa menemukanku di sini?" Tentunya lelaki itu terkejut karena kedatangan Lyra yang mendadak.
"Hanya mengikuti firasat." Lyra menghampiri Kageyama yang duduk bersandar pada pembatas. Kebetulan siang ini sinar matahari tidak seterang biasanya, sepertinya hari ini akan mendung. Gadis itu ikut duduk di sebelah lelaki Kageyama dan mengeluarkan sebuah benda yang kemarin juga ia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk | Kageyama Tobio
Teen FictionI got karma from hating you because of a milk. But, I won't regret it. Fanfiction by @iceylene. Written in Bahasa ____________________________________________________________ ⚠︎ I don't own any characters in this story except my original character...