"Kau sedang mencari siapa?"
Kageyama terdapati sedang berdiri di depan pintu kelas 1-5, matanya bergerak kesana-kemari untuk mencari keberadaan seseorang. Karena ini jam istirahat, Yachi berjalan keluar dari kelasnya dan bertanya pada lelaki itu.
"Pasti sedang mencari Lyra." Tebakan Yachi tepat sasaran, tubuh Kageyama langsung menegang seperti orang yang tertangkap basah sedang mencuri.
"Hari ini dia tidak masuk, tadi pagi dia mengirim pesan padaku."
"Ada apa dengannya?" Kageyama merasa sedikit khawatir mengingat kemarin ia tidak sengaja mengusir gadis itu. Matanya masih terus melihat bangku Lyra yang kosong, biasanya di sana selalu ada sosok yang menjadi semangatnya akhir-akhir ini.
"Dia bangun kesiangan, daripada terlambat lebih baik dia izin sekalian. Begitu katanya."
"Oh, ya, terima kasih." Kageyama mengakhiri percakapan dan berlalu pergi menuju kantin. Wajahnya tampak terlihat seperti biasanya, namun hari ini ada aura-aura suram yang keluar dari tubuhnya. Ia duduk di salah satu bangku kantin sendirian dengan memakan makanannya. Otaknya terus berpikir, mengapa Lyra tidak masuk? Apa yang membuatnya bangun terlambat? Apakah gadis itu baik-baik saja?
"Aku heran kenapa kau tidak cepat tua, padahal kau selalu mengerutkan wajahmu seperti orang stres." Suara itu datang bersamaan dengan sebuah tangan yanng terasa menepuk punggung Kageyama cukup keras.
"Aku bisa tersedak, Hinata bodoh." Kageyama meneguk minuman yang tersedia tepat di samping wadah makannya. "Mengapa kau kemari?"
"Pertanyaan macam apa itu? Kau terlihat menyedihkan seorang diri di tengah keramaian. Sebagai teman yang baik ak—" Ucapan Hinata terputus karena sebuah gumpalan tisu yang tiba-tiba berada di mulutnya.
"Berisik."
Hinata mengeluarkan benda asing di dalam mulutnya yang sudah diselimuti oleh air liurnya. Sangat menjijikkan, sampai-sampai ia ingin melempar gumpalan itu pada Kageyama. Namun itu hanya akan memperpanjang masalah, juga temannya tampak lebih sensitif hari ini.
"Benar kata Lyra, kau orang aneh." Hinata mencomot lauk milik Kageyama sebelum melanjutkan ucapannya. "Aku baru sadar, ke mana dia? Biasanya kau selalu mengganggunya saat jam istirahat."
"Tidak masuk."
"Benar, kah? Pantas saja auramu makin suram, ternyata sang pujaan hati sedang tidak ada."
"Siapa yang bilang aku menyukainya. Hanya saja, tidak biasanya dia absen, ini sedikit aneh."
Untuk kedua kalinya, lelaki berambut oranye itu memukul punggung temannya. Tapi kali ini lebih lembut agar ia tak terkena amukan dari seorang perjaka yang sedang dikelilingi oleh awan kelabu.
"Mungkin saja dia punya urusan lain, atau sedang tidak enak badan."
"Kau mendoakannya sakit?!" Mendengar opsi kedua dari Hinata membuat Kageyama langsung menyemburkan pernyataan tidak terima.
"Aku hanya berkata kemungkinan, idiot," cerca Hinata. Tangan Kageyama sudah bersiap untuk memukul pria di sampingnya yang lebih pendek, bila sebuah sosok tidak menghentikan mereka.
"Kalian sudah SMA, masih saja bertengkar seperti anak SD," tutur senior mereka, Sugawara. Di sampingnya terlihat Sawamura dengan beberapa lembar kertas di tangannya yang diduga sebagai laporan untuk diberikan ke ruang guru.
"Ah, selamat siang!" Kageyama dan Hinata serempak memberi salam. Kedua senior itu juga memberi balasan selamat siang pada junior mereka.
"Sekarang katakan, apa yang membuat kalian ribut satu sama lain?" Jiwa keibuan dari seorang Sugawara telah keluar. Sekaligus, ia ingin mencegah dua orang di depannya beradu mulut kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milk | Kageyama Tobio
Teen FictionI got karma from hating you because of a milk. But, I won't regret it. Fanfiction by @iceylene. Written in Bahasa ____________________________________________________________ ⚠︎ I don't own any characters in this story except my original character...