Jangan lupa vote dan komen yaw❤
Oke gaes sesuai permintaan😭
Author sebenernya agak gimana gitu nulis adegan-adegan dewasa. Malu juga😭😅. Tapi ntah kenapa idenya yang kaya gitu terus:')
Tenang aja buat kalian yang ngga suka adegan++, next part author juga bakal kurangin adegan itunya. Ceritanya kan ini si Bara sama Salju masih baru nikah jadi ya wajarlah banyak itunya hihi.Setia terus sama ceritaku yaa.. jangan bosen.. jangan jengah.. kalo ada yang kalian ga suka atau ingin nyaranin tinggal komen aja, buat masukan author😊❤.
***
Bara benar-benar keterlaluan. Selama tiga hari itu Bara tak henti-hentinya menempur Salju. Bahkan untuk bernafas saja Salju rasanya susah. Bara akan berhenti dan tidur sejenak jika dirinya lelah saja. Untuk makan saja Salju tidak diberi waktu. Bara hanya memikirkan dirinya tanpa melihat kondisi istrinya yang lemah. Bara sungguh kejam. Salju bukan boneka.
Dan berakhirlah dengan Salju yang demam tinggi di pagi harinya. Bukan hanya demam, Salju juga mengeluh sakit perut dan sakit di seluruh badannya. Salju terkurai lemas diatas kasur setelah memuntahkan seluruh isi perutnya tadi.
Dan sekarang Bara, Sari bahkan Mila tengah kocar-kacir melihat Salju yang terbaring lemah tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Gadis itu.. eh ralat, bukan gadis lagi. Perempuan itu biasanya akan sangat manja dan cerewet jika tengah sakit. Tapi sekarang, Salju tak mengeluarkan sepatah katapun lagi setelah mengatakan keluhannya tadi pagi.
"Hueek"
Salju lagi-lagi muntah didalam ember yang sudah disediakan. Dan hanya cairan yang keluar dari mulutnya karena memang perut Salju sudah kosong. Bisa dibayangkan bagaimana tersiksanya?
Mila memijat tengkuk Salju dengan lembut berharap mengurangi rasa sakit dilehernya. "Sayang, makan ya? Perut kamu udah kosong gitu" ujar Mila yang tidak dijawab apapun oleh Salju. Istri Bara itu hanya diam dengan tatapan kosong.
Sari menatap anaknya penuh dendam. Menantunya sakit itu gara-gara kelakuan anaknya. "Ini semua gara-gara kamu! Liat! Liat istri kamu sekarang!"
Bara menunduk tanpa menjawab. Bara tau ini semua karena ulah dirinya. Andai saja kemarin Bara tidak keterlaluan pasti istrinya tidak akan sakit begini. Bara merutuki dirinya sendiri yang selalu berulah tanpa memikirkan akibatnya dan berujung menyesal sendiri.
"Kalo mau apa-apa itu mikir! Istri kamu itu ngga sekuat kamu. Suami macam apa kamu yang tega ngebiarin istrinya yang punya magh ngga makan dua hari?! Liat akibatnya!"
"Iya mi. Bara salah. Kalian boleh hukum Bara"
"Ngga usah disuruh juga mami udah pasti hukum kamu tau!"
"Udah-udah. Kalian jangan ribut gitu dong. Mending kita bawa Salju ke rumah sakit sekarang" ujar Mila seraya membantu membenarkan selimut yang Salju kenakan.
"Cepet gendong tuh istri kamu! Jangan diem terus kaya orang ngga berguna!"
Bara mengelus dadanya sabar akan perkataan ibunya yang sangat-sangat menusuk ulu hati itu. Bara berasa jadi bawang putih disini.
Dengan sigap Bara menggendong istri kecilnya yang masih mengenakan piyama polkadotnya. Sedangkan Sari dan Mila menyiapkan apa saja yang akan dibawa ke rumah sakit.
***
"Gimana keadaan menantu saya dok?" tanya Sari ketika dokter yang memeriksa Salju baru saja keluar dari ruangannya. Tadinya Mila yang ingin menanyakannya. Tapi rupanya Mila kalah cepat dengan besannya itu.
Wanita berumur sekitar tigapuluh tahunan itu menghela nafas sebelum menjelaskan kondisi pasiennya. "Mohon maaf sebelumnya, menantu ibu apakah pengantin baru?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lisp Wife ( On Going )
RomanceSequel My Lisp Girlfriend yang belum baca cerita sebelumnya disarankan baca terlebih dahulu supaya ngga bingung. "Kamu tetap menjadi gadis kecilku yang menggemaskan." WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG ADEGAN DEWASA YANG DIBAWAH UMUR MOHON LEBIH BIJAK...