8.Kambing🐏 dan Panda🐼

3.1K 147 22
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaw❤








"Gimana keadaan istri saya dok?"

Dokter itu menghela nafas "Istri anda masih belum sadarkan diri. Dan kami masih melakukan transfusi darah karena istri anda mengeluarkan darah cukup banyak."

Melihat raut wajah Bara yang seketika panik dan sendu, dokter pria itu cepat-cepat melanjutkan penjelasannya. "Anda jangan khawatir. Istri anda akan segera sadar. Sebentar lagi juga dia akan membaik. Tapi-"

"Tapi apa dok?!" Bara memotongnya tak sabaran.

"Tapi anda harus sabar setelah mendengar kabar duka ini."

Dahi Bara mengerut sempurna tanda bingung. "Maksudnya dok?"

Jelas bingung. Dokter itu mengatakan kondisi Salju akan baik-baik saja. Tapi membawa kabar duka juga. Maksudnya bagaimana?

"Janin di rahim istri anda tidak dapat tertolong."

"JANIN?!"

"Janin dok? Anak saya sedang hamil?" tanya Mila juga terkejut-kejut.

Dokter itu menatap heran ketiga orang di depannya. "Kalian tidak tau?"

Ketiga orang itu kompak menggeleng seperti orang dongo.

"Usia janinnya memang baru beberapa hari, makanya belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Wajar saja jika kalian tidak tau."

"Istri gue hamil? Keguguran?"

Bara terdiam kaku disana. Harusnya saat ini Bara tengah berbahagia atas kabar kehamilan istrinya. Tapi, dengan kejamnya dunia merenggut nyawa anaknya secepat itu. Bahkan belum ada yang sempat menyadarinya.

Air mata Mila seketika luruh. Begitu juga dengan Sari. Mereka baru saja akan menjadi calon nenek. Tapi cucunya malah sudah tidak bernyawa.

"Saya turut berduka cita atas kepergiannya. Saya harap kalian bisa mengikhlaskannya. Jangan sampai terlihat sedih di depan dia. Beri dia semangat. Karena bisa terjadi kemungkinan jika dia mengetahui calon anaknya meninggal, dia bisa mengalami depresi ringan," kata dokter itu.

Ketiga orang yang sedang bersedih itu manggut-manggu tanpa suara.

"Baik. Saya permisi dulu. Jika kurang jelas, kalian bisa datang keruangan saya," kata dokter itu lagi lalu pergi dari sana.

"Kita rahasiain hal ini dari Salju." Bara berujar.

"Maksudnya?" tanya Sari.

"Jangan bilang sama Salju kalo dia keguguran. Bara ngga mau liat Salju sedih. Cukup kita aja yang tau. Anggep aja Salju belum pernah hamil."

Mila mengangguk menyetujui. Bagus juga saran Bara. Mila sebagai ibunya pun tidak sanggup jika melihat anaknya sedih atas kepergian janin pertamanya.

"Kamu yang sabar ya Nak." Sari merangkul pundak anaknya dengan sayang. Melihat anaknya yang terkenal kuat sedang menangis, membuat Sari ikut menangis juga.

"Bara gagal jadi Daddy." Bara terkekeh kecut.

"Ikhlasin Nak. Alloh sayang sama cucu pertama Mami makanya dia ambil duluan."

"Bara belum sempat nyadar kalo Salju hamil, tapi udah keguguran duluan. Jahat banget ya?" Bara geleng-geleng kepala dengan tatapannya yang kosong.

"Jangan ngomong gitu. Yang terpenting Salju baik-baik aja."

Beralih ke Mila. Sari menghampiri wanita itu yang sudah terduduk lemas di kursi tunggu. Sari memeluknya dari samping. "Jangan sedih Mil. Kita sama-sama gagal jadi nenek." Sari tertawa pelan. Tawanya terdengar menyedihkan.

My Lisp Wife ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang