Dedikasi part buat @Erika_es
Ampuni ya kak x) ini khusus buat si kaka kece *sokkenal *ditabokin wkwk xD***
"Hati-hati" ucapku melambaikan tanganku. Gara tersenyum dan mengganggukkan kepalanya, kemudian berlalu pergi.
Aku melangkah pelan memasuki rumah. Bersenandung ringan seiring langkahku. Mama yang menyambutku menatapku penuh tanya.
"Nes? Kamu habis dari mana sama Gara?"
"Sesuai pamitan kami tadi, ma. Jalan-jalan ke taman situ" jawabku tenang.
"Kepalamu sudah gak pusing lagi, kan?"
"Nggak, ma" jawabku sambil tersenyum manis.
"Gak ada sakit atau keluhan gitu?" Aku menatap heran mama.
"Nggak, mama sayang. Kenapa sih?" Mama menatapku penuh selidik. Sedangkan aku semakin bingung dengan pertanyaan mama yang ambigu.
"Aneh. Mama kira kamu kejedot apa gitu" katanya menghendikkan bahunya.
"Apa sih doa mama gitu banget" kesalku. Ini mama kenapa muter-muter sih dari tadi.
"Heran aja, Nes. Muka kamu kenapa beda gitu ya? Mama kira otak kamu sedikit kegeser, mungkin? Makanya mama tanyain kamu habis dari mana" jelas mama membuatku terdiam. Namun pipiku memanas setelahnya.
"Tuh kan. Kenapa mukanya jadi merah gini?" Mama menempelkan telapak tangannya di pipiku.
Aku terdiam menenangkan jantungku yang kembali berdesir. Menenangkan pipiku untuk kembali ke warna asalnya.
"Nes, kamu kenapa sih?" Aku memandang mama dengan senyum lebar. Memamerkan gigiku yang berderet rapi.
"Nesya lagi seneng ma!" kataku keras, lalu sedikit mencondongkan badanku dan mencium pipi mama singkat.
Mama ternganga melihatku. Aku terkekeh geli dan berlalu untuk naik ke kamarku. Meninggalkan mama yang sepertinya masih belum bisa mencerna apa yang kuucapkan.
Tepat ketika aku menutup pintu kamarku, terdengar teriakan mama dari bawah.
"Nesya! Kamu habis kencan dengan Gara, ya?"
Aku terkikik geli dan menyandarkan tubuhku di pintu kamar. Mengabaikan teriakan mama yang kembali melontarkan pertanyaan yang sama. Namun diiringi dengan nadanya yang menggodaku.
Aku menggelengkan kepalaku pelan lalu melompat dan membenamkan diriku di tempat tidur.
Setelah guling sana guling sini gigit bantal, aku menengadahkan kepalaku menatap langit-langit kamar.
Ya Tuhan..
Aku mimpi apa semalam? Kenapa rasanya begitu indah? Hatiku seakan ingin meledak seiring dengan banyaknya kupu-kupu berterbangan dalam perutku.
Aku kembali tersenyum membayangkan Gara di taman tadi. Mengingat setiap perkataan yang keluar dari mulutnya yang menghangatkan hatiku.
Sagara Zidansyah..
Aku sungguh sangat sangat sangat sulit mempercayai ini.
Dia mencintaiku. Dia mencintaiku. Dia cinta padakuuu.
Astaga. Sumpah demi apapun, itu adalah hal yang kutunggu sejak dulu. Kalimat sakral yang paling kunanti sejak aku sadar bahwa aku jatuh dalam pesonanya. Pernyataan sederhana namun bermakna dan menghangatkan jiwa.
Aku menepuk pelan pipiku, menyadarkan diriku sekali lagi bahwa ini bukan mimpi, bukan angan semuku semata.
Ya Tuhan..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiance? Hell No!
RomanceGagap, manja dan bocah. Memangnya apa yang bisa diharapkan dari pria macam dia? Nesya tak pernah terpikir akan jatuh pada pesona Gara, si pria kaku calon tunangannya sendiri. Lantas apa yang terjadi jika Tuhan telah berkata lain? Takdir itu indah da...