Lisa berada di belakangku, kami sama-sama mengayuh sepeda ontel kami dengan cepat menuju SMP Harapan Bangsa tempatku bersekolah.
Emang sih jarak rumahku ke sekolah lumayan jauh, jadi perlu lumayan banyak tenaga dan waktu untuk sampai di sana.
Sesampainya di sekolah aku dan Lisa ngos-ngosan. Kemudian kami menuju gerbang.
Tiba-tiba pak satpam penjaga gerbang akan menutup gerbangnya, aku segera mencegahnya.
"Eh pak, jangan ditutup dulu gerbangnya, biarkan kami masuk dulu!"
"Tidak bisa dek! ini sudah aturan sekolahan, kalian sudah telat lebih dari sepuluh menit, jadi tidak saya izinkan untuk masuk!" ucap pak satpam
"Yahh pak sekali ini aja, boleh ya...??" pintaku dengan wajah memelas,
"Iya pak kami mohon sekali ini aja" Lisa membantu membujuk.
"Tidak bisa! ini sudah peraturan dari sekolahan, jika sudah telat lebih dari sepuluh menit maka tidak di izinkan masuk!" pak satpam itu tetap kokoh dengan pendiriannya, lalu kembali ke posnya dan membiarkan kami berdiri di depan gerbang.
"Yahhh pak satpam mah payah" keluhku penuh kekecewaan.
"Duh gimana nih Lis?" aku menatap wajah Lisa
"Aku juga nggak tau Mar, mana ini jam pelajaran matematika lagi, ntar pasti Bu Andin marah kalau kita tidak ikut pelajaran beliau"
"Oh iya, aku punya ide Lis, bagaimana kalau kita loncat lewat gerbang belakang sekolah?"
"Yakin kamu Mar? Nanti kalo ketahuan gimana?"
"Udahh aman pokoknya kalo sama aku" kami lalu lari menuju gerbang belakang sekolah.
"Ayo sini Lis, kita naik satu-satu ya, aku yang lihat sekitar kamu yang naik dulu" aku menyuruh Lisa untuk naik duluan, lalu Lisa naik dan berhasil meloncati gerbang walau terlihat agak takut di raut wajahnya karena dia tidak terbiasa manjat.
Aku melihat keadaan, situasi masih aman, lalu aku bergegas memanjat gerbang pelan tanpa suara, dan akhirnya akupun berhasil melewati gerbang.
Kemudian kami cepat-cepat menuju ke kelas, dan benar dugaan Lisa, Bu Andin sudah berada di kelas.
"Gimana Mar? Udah ada Bu Andin di kelas? tanya Lisa di belakangku.
"Iya Lis beliau sedang duduk, kelihatannya sedang memeriksa pr yang kemaren"
"Jadi gimana dong Mar?"
"Gini aja gimana Lis? kita coba masuk, kalo nanti Bu Andin tanya kita buat alasan yang paling logis"
"Serius kamu?"
"Iyalah dari pada tidak ikut pelajaran, kita akan dapat masalah dua kali nanti"
"Okelah kita coba dulu"
Aku dan Lisa memberanikan diri mengucapkan salam
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam" jawab teman-teman serentak.
Bu Andin yang sedang duduk lalu menoleh ke arah kami berdua, Bu Andin adalah salah satu guru killer kami, beliau menatap kami sinis seperti menatap kucing yang baru saja mencuri ikan asin tanpa izin.
"Ria! Lisa! kenapa kalian baru berangkat? Cepat masuk!!" ucap Bu Andin dengan nada tinggi.
"Sini berdiri dulu! Kenapa kalian bisa telatt??"
"I..itu Bu tadi bantuin Emak bersih-bersih rumah soalnya rumahnya kotor sekali" alasanku mencoba mencari celah agar tidak mendapat hukuman dari Bu Andin.
"Kan nanti pulang sekolah bisa!" nada Bu Andin makin tinggi.
"Tadi kata Emak mau ada tamu Bu, jadi rumahnya harus di bersihkan dulu"
"Halah alasan aja kamu"
"Yang satu ini, Lisa kenapa bisa telatt??
"Emm itu bu tadi nganterin ibu ke pasar dulu" jawab Lisa sambil menunduk.
"Ya sudah sebagai hukuman bagi kalian supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama kerjakan buku LKS halaman 23 nanti saya tunggu di kantor pulang sekolah!"
"I..iya siap bu"
"Baik, berhubung jam pelajaran saya sudah selesai, sebelum saya ke kelas lain saya mau mengingatkan, anak-anak semua jangan sampai telat seperti mereka berdua ya.. hargai waktu, jika ada pekerjaan yang harus di selesaikan maka kalian harus bisa membagi waktu, baik Assalamualaikum wr wb" Bu Andin pamit lalu keluar dari kelas.
Kami lalu duduk, aku menghela napas lega karena aku terbebas dari hukuman tidak mengerjakan pr
"Uhh untung aja Bu Andin tadi tidak membahas pasal pr ya Lis, aku kan belum mengerjakan, Alhamdulillah lega rasanya"
"Iya Mar, tapi lain kali jangan mengulangi lagi ya, aku gak mau kena marah guru lagi"
"Iya siap mandan!"
Matematika adalah pelajaran yang paling aku benci, karena menurutku matematika itu pelajaran tersulit, dari SD udah merinding kalo denger kata matematika di sebut, dan sekarang aku harus berhadapan dengan soal-soal matematika yang seabrek sebagai hukuman karena aku telat tadi, duh pusing rasanya.
Matematika...I am cominggg!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
REALITA
Short StoryPuji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, karena berkat Allah lah karya saya ada, tak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada orang tua saya, keluarga saya, dan orang yang selalu setia mendukung saya. "REALITA" adalah karangan pertama saya, kary...