Teman Spesial

31 4 0
                                    

Hari berganti hari, bulan berganti bulan tak terasa sekarang aku sudah duduk di kelas akhir, aku sudah duduk di kelas 9 itu artinya aku tidak boleh malas-malasan lagi, aku harus lebih giat belajar karena di kelas ini lah perjuanganku selama tiga tahun menjadi saksi bisu kemenanganku saat wisuda nanti.

Aku akan mendapat tanda tamat belajar yang menjadi pertanda bahwa aku pernah mengenyam pendidikan SMP, duh tak terbayang rasanya jika aku sudah lulus nanti mau lanjut kemana, kalau impianku sih ingin melanjutkan di SMA favorit yang ada di kecamatan Astana Anyar, emang jaraknya agak jauh sih, rumahku di kecamatan Arcarmanik, jadi butuh sekitar 1 jam an untuk sampai di SMA favorit itu, tapi tidak apa-apa itulah ekspetasiku yang kelak akan manis seperti manisnya gula bahkan lebih manis lagi.

Hari ini hari pertama aku masuk di kelas 9, seperti biasanya aku berangkat sekolah bareng Lisa, tapi hari ini rasanya beda, aku lebih semangat dari hari-hari biasanya karena kelas yang akan di tempati kelas 9 di sediakan fasilitas khusus agar belajar mereka lebih nyaman yaitu ada AC nya, maka dari itu aku lebih semangat dan berangkat sekolah lebih awal.

Akhirnya aku dan Lisa sampai kelas lebih awal dari teman-teman yang lain, aku memilih tempat duduk yang paling nyaman yaitu duduk di kursi momor 3 yang tempatnya agak jauh dari guru, lalu Lisa memilih duduk di sampingku lagi seperti dulu ketika duduk di kelas 8.

"Lis, kamu duduk di sampingku terus ya.. sampai kita lulus nanti dan kita pindah nanti tetep sama-sama ya"

"Belum tau aku Mar aku mau lanjut kemana besok, kalo ibuku nyuruh aku ke pesantren, bapakku juga"

"Terus bagaimana rencana kita mau sekolah di SMA favorit?"

"Maka dari itu aku belum tahu kelanjutan rencana kita apa bisa terlaksana atau gagal"

"Yahh kamu jangan gitu dong Lis, tetep semangat besok kita bakalan melanjutkan di SMA favorit impian kita kok"

"Assalamualaikum semua" Bu Fani guru mapel Seni budaya tiba-tiba masuk kelas saat aku sedang asyik-asyiknya berbincang dengan Lisa merencanakan rencana setelah kami lulus nanti.

"Waalaikumussalam wr.wb" jawab seisi kelas.

Bu Fani tidak masuk kelas sendiri, beliau membawa anak laki-laki yang lumayan cool, siapa ya dia? kalau menurutku sih mungkin dia murid baru, tapi masa udah kelas 9 masih ada anak pindahan dari sekolah lain? ntahlah.

Seisi kelas saling pandang mereka bertanya-tanya, sebenarnya siapa anak laki-laki yang berada di samping Bu Fani.

"Anak-anak sebelum saya mengajar saya mau memperkenalkan teman baru kalian namanya Rico, dia baru pindah dari Jakarta, dia pindah ke Bandung karena ikut ayahnya, silahkan memperkenalkan diri Rico!" ucap Bu Fani mempersilahkan Rico untuk memperkenalkan diri.

Rico senyum sejenak lalu memperkenalkan diri, wajahnya terus kupandangi, senyum mengembangnya membuatku meleleh.

"Hai teman-teman, perkenalkan nama saya Rico Andrian bisa kalian panggil Rico, saya pindahan dari Jakarta, saya pindah kesini karena ikut orang tua saya merantau, baik terimakasih"

Ku hanya bisa terdiam menatap senyum Rico yang semakin manis.

"Heh Mariah bengong aja dari tadi"

"Hmm apa sih Lisa..?"

Tanpa menghiraukan teguran Lisa aku terus memandang manisnya senyum Rico, hingga akhirnya suara bolpoin jatuh mengagetkanku.

"Eh cicak cicak!"

Fero, si gendut yang kerjaannya cuma ngantuk di kelas sampai nggak sadar bolpoinnya jatuh ke lantai.

"Baik Rico sekarang kamu boleh duduk"

Tanpa berfikir panjang Rico langsung berjalan ke arah bangku kosong yang berada di belakangku, dag dig dug jantungku tidak karuan, apakah ini pertanda?? Oh Tuhan...

"Hai" Rico menyapa aku dan Lisa yang duduk di depannya. Kami pun menoleh ke belakang.

"Emm Hai, perkenalkan namaku Ria Agustina bisa di panggil Ria, kalo yang di sampingku namanya Lisa Mawar Sari bisa di panggil Lisa"

Aku memberanikan diri berkenalan dengan seorang yang membuat jantungku berdebar.

"Ohh, namaku Rico Andrian bisa di panggil Rico salam kenal Ria, Lisa"

Oh Tuhan.. dia tersenyum lagi, seperti lilin meleleh aku di buatnya.

"Iya salam kenal juga" ucap Lisa

Lisa hanya heran melihatku yang tiba-tiba salah tingkah sendiri.

"Baik anak-anak karena hari ini haru pertama masuk dan LKS kalian belum di bagi maka ibu belum memberi materi dulu, tugas kalian di rumah buatlah anyaman, boleh dari bambu atau apapun terserah, jangan lupa di kumpulkan Minggu depan ya..!"

"Siap Bu.."

Bu Fani lalu mengucapkan salam dan keluar kelas.

Kring...kring..

klakson tanda pulang sekolah berbunyi, eh bel maksudnya hehe

"Yuk pulang Lis"

"Yuk Mar, tunggu bentar"

Kami lalu keluar kelas paling akhir dan menuju parkiran, aku senyum-senyum sendiri, hari ini hari terbaik yang pernah ku rasakan, aku bisa berkenalan dengan orang baru yang menurutku spesial sekali, aku belum merasakan hal ini sebelumnya.

"Mariahh, kenapa sih kamu senyum-senyum sendiri seperti orang gila gitu?"

"Ihh siapa sih yang senyum-senyum?"

"Kamu gitu kok dari tadi senyum-senyum sendiri, ada apa sih emang?"

"Siapa juga yang senyum-senyum? kamu salah lihat kali Lis"

"Beneran tadi kamu senyum-senyum sendiri.."

"Ah udahlah, yok kita pulang!"

"Aneh kali anak ini"

Lisa menggelengkan kepala melihat tingkahku yang suka aneh seharian ini.

Sesampainya di rumah aku masih membayangkan senyum manis Rico, berharap aku menjadi orang spesial untuknya, tapi itu tidak mungkin kami saja baru kenal belum ada 24 jam.




















REALITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang