Yg dengan Lisa, ia rupanya baru berangkat sekolah, aku ingin menyapa, tapi bibir ini rasanya canggung, aku takut kalo sapaanku sia-sia, dia masih marah sama aku. Akhirnya aku urungkan niatku.
"Mak, ini obat buat bapak"
"Iya nduk, terimakasih ya"
"Iya Mak sama-sama, ya udah aku berangkat sekolah dulu ya Mak"
Aku menyerahkan obat kepada Emak lalu berpamitan, tak lupa juga aku mampir ke kamar bapak untuk berpamitan.
"Pak, aku berangkat dulu ya, bapak cepat sembuh" ucapku sambil mencium tangan bapak
"Iya nak.."
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam, hati-hati ya nak.."
"Iya siap pak"
Seperti biasa aku memarkir sepeda lalu masuk ke kelas.
Sesampainya di kelas tiba-tiba yang duduk di sampingku bukan Lisa tetapi Rika.
"Loh kok kamu yang duduk di sini ka? Lisanya mana?" Tanyaku pada Rika
"Dia minta aku tukeran tempat dulu Mar, entah ada apa akupun tak tau" ucap Rika.
Sampai segitunya Lisa marah sama aku, aku kira ia sudah tidak marah lagi.
"Ya udah ntar waktu istirahat aku mau minta maaf pada Lisa supaya hubungan persahabatan kita menjadi seperti biasa lagi" gumamku dalam hati.
Waktu istirahat tiba, aku tengok sana sini mencari Lisa, aku udah cari ia di kantin tapi tidak ada, di kelas sampingpun sudah ku cari tapi tetap tidak ada. Akhirnya aku melihat Lisa sedang duduk di taman sekolah.
"Lis, lagi ngapain?" Aku mencoba menghampiri dan menyapa Lisa
Lisa hanya menoleh ke belakang lalu mau beranjak pergi
"Tunggu Lis, tunggu dulu!" ucapku, langkah Lisa terhenti
"Apa kamu masih marah sama aku? Maaf Lis aku bisa jelasin semuanya, aku bukan seperti apa yang kamu pikirkan" ucapku sembari lebih mendekat ke arah Lisa
"Sekarang gini aja ya, kamu milih pacaran apa milih aku?" Tegas Lisa
"Lis, kalau aku di suruh memilih antara kamu dan dunia seisinya pasti aku akan milih kamu, karena kamulah sahabatku yang selalu ada di kala susah maupun senang, jangankan cuma Rico, semua akan aku korbankan demi utuhnya persahabatan kita, Lis percayalah! aku minta maaf, memang aku gegabah kemaren, aku menuruti apa yang aku inginkan tanpa memikirkan kamu. Toh aku cuma sekedar kagum saja sama Rico, dan kekaguman itu bisa hilang kapan saja"
"Ria, kalo memang itu pilihanmu aku hargai, aku minta maaf juga kemaren langsung marah-marah tanpa mendengar penjelasan dari kamu dulu" ucap Lisa, air matanya mengambang di pelupuk mata.
"Lupakan yang telah berlalu Lis, mari kita perbaiki persahabatan kita, aku ingin persahabatan kita kembali seperti dulu lagi"
Lisa lalu memelukku erat, aku tak tahan akhirnya tangis kami berdua pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALITA
Short StoryPuji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, karena berkat Allah lah karya saya ada, tak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada orang tua saya, keluarga saya, dan orang yang selalu setia mendukung saya. "REALITA" adalah karangan pertama saya, kary...