Chapter 9

1K 71 0
                                    

═════════════════
𝐃𝐞𝐬𝐭𝐫𝐨𝐲𝐞𝐝
═════════════════

"Hei, kau! Melihat kulit pucat mu itu membuatku muak, kenapa kalian tidak musnah saja?!" Uzui Tengen berteriak murka ketika tahu Iblis rembulan nomor 3 atas membopong seorang wanita muda yang  tidak sadarkan diri di pundaknya.

Melihat ciri fisiknya mengingatkan Tomioka Giyuu kepada rekan Hayashi (Y/n) yang bernama Tsubaki Mai. Rambut putihnya, serta kimono bercorak khas yang dikenakannya juga semakin membuat lelaki itu yakin bahwasannya itu memang dia.

"Apa yang di lakukan oleh Makio, Hinatsuru?! " Geram pria Tengen itu, dia tidak sadar telah meninggikan nada bicaranya sehingga membuat sang istri terkesiap. "T-Tengen-sama—Makio ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Markas persembunyian telah dibobol oleh Iblis itu!" Penjelasan Hinatsuru seolah membuat titik terang diantaranya keruhnya pikiran. Kini, Uzui mengerti. Saat-saat seperti inilah yang dimaksud oleh istri ke-4nya itu.

"Tomioka, kalau sampai Mai berada di dalam genggaman Tsubaki lagi, akan menimbulkan masalah yang lebih serius lagi loh. Kita tidak boleh membiarkannya lolos." Ucap Uzui dengan nada rendah. Giyuu mengangguk mengerti.

Tunggu—"Wanita itu Tsubaki Mai?!" Uzui mengangguk, "Dia itu istri ke-4 ku. Dan sebagai seorang tulang punggung, aku tidak boleh membiarkan rusuk-ku akan dibusukkan." Shinobi keparat! Bisa-bisanya dia memiliki 4 istri?!

"Seharusnya, Yang musnah itu kalian. Manusia sialan!" Ditengah pembicaraannya dengan Uzui. Keduanya dikejutkan oleh sabetan di udara yang memiliki tekanan tinggi. Hashira yang lengah. Ini sangat memalukan.

Sepertinya Iblis itu tidak ingin bertarung untuk saat ini. Ternyata serangan yang dilakukannya adalah untuk memberi jarak agar pengejaran yang dilakukan tidak akan efektif. Dia telah melarikan diri.

"Si pengecut itu." Geram Giyuu. "Mau sampai kapan dia terus menghindar. Mahluk sialan itu meremehkanku."

Dia memiliki ingatan yang sangat kuat mengenai kemalangan yang menimpanya. Sudah seenaknya memulai masalah, lalu berlalu begitu saja meskipun apa yang ditorehkan belum dituntaskan. Kebiasaan yang sangat buruk untuk mahluk hina seperti Akaza.

Giyuu berdecih, "Pastikan istrimu terlebih dahulu. Sisanya, serahkan padaku." Pedang nichirin di sarungkan kembali. Ia mulai berkonsentrasi untuk mengumpulkan energi, mengubah teknik pernapasannya menjadi energi yang mampu membuat geraknya menjadi leluasa.

"Lalu bagaimana denganmu?" Tanya Tengen.

"Seorang Hashira lainnya akan membantuku, tenang saja."

Sesaat kemudian, Tengen hanya mampu menatap kepergian sang rekan dengan rahang yang mengeras.

Ia telah lalai dalam tugasnya.

◆◇◆◇◆◇◆◇

"Tsubaki Mutsume menanamkan teknik darah iblis pada setiap bidaknya. Brupa tato yang mampu memaksakan tiap budak agar dapat bergerak di luar kemampuan kala terdesak. Dan jika di perinci, kalian bisa menyebutnya seperti boneka tali.

Dan yang paling penting, apabila salah satu dari kami berbuat salah. Maka akan ada seorang pria bertubuh besar yang dikirim untuk menghukum, dia memiliki julukan Algojo Yami. Hanya dengan menyayat tubuhnya, kami akan mendapatkan luka yang sama. Tetapi jika dia melukai kami secara langsung, tubuhnya tidak berdampak apapun."

𝐓𝐡𝐚𝐭 𝐍𝐢𝐠𝐡𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang