Chapter 3

2.2K 178 19
                                    

═════════════════
𝐂𝐥𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐜𝐜𝐞𝐬𝐬𝐨𝐫
═════════════════

Kepala keluarga Tsubaki itu menjadi lebih lunak kepada orang lain. Untuk pertama kalinya dia bersikap seperti orang normal. Kepribadiannya yang begitu keras dan tegas seolah menghilang entah kemana.

Tsubaki Mutsume dengan baik hati menawarkan dua orang asing itu untuk dirawat di sini—markas besar mereka. Bahkan ketika anak buahnya sendiri yang terluka parah ia enggan mengobati, ia malah menambah luka baru dengan siksaan yang katanya merupakan bentuk kedisiplinan agar kedepannya tidak lalai.

Mereka yang lemah tidak pantas hidup di dunia yang keras, begitulah prinsip hidupnya. Biasanya pun pria itu akan mengakhiri nyawa budaknya apabila kerja mereka tidak memuaskan dan jauh dari perkiraannya. Itulah sebabnya Hayashi (Y/n) sangat ketakutan beberapa saat yang lalu. Ia takut nyawanya akan direnggut oleh pedang Kizoku pria itu.

Uang yang ia dapatkan dengan pekerjaannya saat ini belum bisa melunaskan hutang piutang keluarga cabang Tsubaki. Ibunya selaku penghianat klan rela melepas marga Tsubaki dikarenakan menolak untuk menikah dengan saudara kembarnya yang tidak lain adalah Tsubaki Mutsume.

Pernikahan sedarah adalah sebuah kewajiban dalam tradisi klan Tsubaki apabila anak yang dilahirkan adalah kembar identik berbeda jenis kelamin. Leluhur mereka mengatakan pernikahan ini perlu dilakukan untuk menghindari kesialan yang akan terjadi dikemudian hari, karena roh jahat telah mengintai salah satu dari mereka.

Kedengaran sangat konyol 'kan? Namun itulah kebenaran yang tak terelakkan. Terkadang juga (Y/n) tertawa miris memikirkan takhayul yang telah melekat pada paham orang zaman dahulu kala.

Walaupun sang ibu menambah beban kehidupan keluarga, (Y/n) selalu membenarkan keputusan wanita itu untuk tidak dinikahkan dengan saudara kembarnya sendiri. Karena jika (Y/n) berada di posisi sang ibu pun akan melakukan hal yang serupa.

Tsubaki Miraa adalah perempuan yang memiliki pemikiran hebat. Dia orang yang cermat karena memikirkan risiko yang akan mengimbas pada keturunannya kelak apabila terjadi pembuahan antar sel yang identik. Hingga kemudian Miraa memutuskan untuk menerima pinangan dari putra petani yang telah lama menaruh rasa padanya, Hayashi Midato.

Meskipun telah memilih hengkang, perjanjian akhir tetaplah ada. Darah mereka harus tetap bersatu dengan cara mengawinkan masing-masing anak mereka kelak. Dan Hayashi (Y/n) sangat bersyukur bahwa sepupu sejajarnya terlahir sebagai perempuan, bukannya laki-laki. Alhasil (Y/n) hanya di tetapkan untuk menjadi pengawal abadinya saja. Walaupun lebih layak dianggap sebagai budaknya.

Ia tidak mempermasalahkan hal itu, lagipula Tsubaki Mai merupakan wanita yang sangat menyenangkan untuk saling bertukar cerita ataupun berburu mangsa yang dapat diuangkan. Mereka sama-sama pendosa.

“... lihatlah, betapa tidak sopannya dirimu. Apakah Miraa membesarkanmu untuk menjadi seorang wanita pembangkang?”

(Y/n) mengerjap, keningnya berkerut samar, “Maafkan saya Tsubaki-sama.” lagi, sedikit saja perempuan Hayashi itu berbuat salah, maka sang ibu yang akan dituduh sebagai inti kesalahan. Ia sangat membencinya.

Saat ini Mutsume mampu berujar dengan leluasa dikarenakan kedua pria itu telah keluar dari ruangan ini. Tidak ada yang perlu di tutup-tutupi, bahkan sesekali pria itu menyinggung masalah internal keluarga yang tidak ada habisnya.

“Baiklah, lupakan saja. Aku ingin memberikanmu misi berat, bersama dengan putriku, Mai.” Mutsume mengeluarkan bungkusan dari laci meja kerjanya. (Y/n) sendiri ragu benda itu adalah bungkusan, sebab ia belum pernah melihatnya selama ini.

𝐓𝐡𝐚𝐭 𝐍𝐢𝐠𝐡𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang