Coklat.
Young-ji tertegun menatap kotak berukuran sedang berbentuk love yang dibalut dengan pita merah. Pagi hari itu terasa berbeda karena tidak banyak orang di sekitar loker tempat dia berdiri saat ini. Setelah melirik keadaan sekitar yang terasa sepi, ia pun mengambil kotak tersebut dengan hati-hati. Di atasnya terdapat sebuah amplop yang terbuka.
Meskipun masih kalah manis dari pacarmu, coklat ini akan selalu membuatmu bahagia. Jangan lupa untuk selalu bahagia!
Young-ji menahan tawa melihat tulisan Jung-kook yang penuh emoticon cinta di pinggirannya. Lelaki itu senang melakukan sesuatu yang tak terduga dan kekanakan. Meskipun terkadang menyebalkan, Jung-kook adalah tipe orang yang selalu mampu memberi kejutan dalam hidupnya. Tak urung, hal itu mampu membuat Young-ji tersenyum sendiri. Ketika sampai di sekolah, Jung-kook langsung menghampiri temannya yang di lapangan untuk bercengkrama. Siapa sangka gerakannya sangat cepat hingga sempat menaruh coklat di loker Young-ji?
Young-ji mengambil salah satu coklat dan membuka bungkusnya lalu memakannya. Ia tidak kuasa menahan senyum sambil berjalan masuk ke kelas.
"Young-ji!!!!"
Teriakan yang menggema itu membuat Young-ji menoleh ke sumber suara. Young-ji hampir pingsan ketika Yeon-mi langsung memeluknya erat-erat hingga ia tak dapat bernafas.
"Le..lepas.. Yeon-mi.." Pinta Young-ji terbata-bata. Gadis itu langsung melepas tangan Young-ji dan menggenggam kedua tangannya. Yeon-mi melompat-lompat bahagia hingga tas sekolahnya terjatuh ke lantai.
"Ternyata Eun-woo belum punya pacar, itu sepupunya!"
--
Young-ji tidak pernah tahu bahwa buku teks yang tinggi dan tebal ternyata berguna untuk keadaan seperti ini. Sepanjang pelajaran, Jung-kook hanya menangkup wajahnya dan menatap Young-ji lekat-lekat. Ia tidak bisa berkonsentrasi terlebih ketika Jung-kook mulai mengambil bolpoin dan menebar tanda tangannya di buku catatan Young-ji karena dia tidak mempedulikan Jung-kook selama guru menjelaskan.
Young-ji pun menaruh buku teks yang tinggi dan tebal itu sebagai pembatas di antara mereka berdua. Ia sempat memamerkan senyum penuh kemenangan ke arah Jung-kook yang dibalas Jung-kook dengan tatapan tidak percaya.
"Jeon Jung-kook, jangan kira coklat tadi pagi bisa membuatku tidak kesal padamu." Ujar Young-ji separuh berbisik. Lelaki itu tersenyum lebar dan mulai duduk dengan posisi biasa. Ia menatap kelas yang tidak terlalu hening.
"Bagaimana rasanya? Enak tidak?" Tanya Jung-kook dengan senyum bangga.
"Seperti coklat biasa." Jawab Young-ji. Ia tahu bahwa orang seperti Jung-kook tidak boleh dipuji. Jika dipuji, ia akan melayang ke langit tertinggi dan duduk di awan suci seperti seorang dewa dan memuji dirinya sendiri sepanjang masa.
"Ah, begitu. Aku sempat melihat seseorang yang tersenyum sendiri ketika melihat coklatnya. Aku tahu kau suka." Goda Jung-kook yang sesekali mencolek pundak Young-ji. Young-ji agak menghindar dan duduk menjauh dari Jung-kook. Gadis itu menatapnya tajam namun Jung-kook seakan tidak terpengaruh. Tatapan itu sudah menjadi makanannya sehari-hari dan konyol bila ia masih takut dengan itu.
"Lihat penjelasan Pak Kim. Materinya tidak mudah kali ini." Ujar Young-ji agak ketus. Jung-kook mulai menangkup wajahnya lagi dan menatap Young-ji.
"Aku hanya mau melihatmu." Jawabnya santai. Young-ji pun menarik nafas dalam-dalam sambil menatap Jung-kook dengan seulas senyum yang dipaksakan.
"Aku akan mengusulkan pindah tempat duduk jika kau terus seperti ini." Ancam Young-ji.
"Tidak masalah, aku masih bisa menatapmu di manapun aku duduk." Jawab Jung-kook. Young-ji hanya bisa menggelengkan kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/33934659-288-k349619.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY FAVORS ME ( Sudah Terbit, Ready Stock Di Shopee)
Fanfiction"Jika aku bilang dulu kita pernah berpacaran, apa kau percaya?" Tanya Jung-kook. "Memangnya aku bodoh? Dulu aku bersekolah di Tokyo. Kita tidak saling mengenal." Jawab Young-ji Jeon Jung-kook pergi ke Seoul untuk menjadi seorang penyanyi. Bertemu d...