"Kalian sudah lama menunggu? Maaf.." Ujar Young-ji yang nafasnya memburu.
Ia baru saja tiba di restoran tempat mereka biasa berkumpul bersama. Sudah enam tahun berlalu, persahabatan Young-ji dengan Ye-jin, Yeon-mi dan Seo-hee semakin langgeng. Jika dihitung-hitung, mereka sudah melalui banyak hal bersama sejak sekolah hingga saat ini. Young-ji bekerja di sebuah perusahaan jasa pelayanan tur, Yeon-mi adalah seorang desainer, Ye-jin bekerja di departemen pemasaran sebuah perusahaan elektronik sedangkan Seo-hee adalah seorang detektif. Meskipun bekerja di bidang yang berbeda-beda, keempat sahabat karib ini masih sering berhubungan dan bertemu setelah jam kerja,
"Hei, kukira kau akan datang paling awal. Jangan bilang direkturmu memberi projek baru lagi padamu?" Tanya Yeon-mi yang memicingkan mata.
"Dan tebakanmu tidak salah." Ucap Young-ji dengan senyum khasnya. Setelah menjalani hari yang melelahkan, bertemu dengan sahabat terbaik dapat membangkitkan semangat Young-ji. Menikmati makan malam bersama adalah hal istimewa lainnya.
"Apa? Kukira dia sudah berjanji tidak akan memberi projek baru lagi?" Tanya Seo-hee heran. Sebagai seorang detektif, ia sulit memiliki waktu bebas terutama ketika malam hari. Terkadang, ia masih sibuk mengurus jejak kriminal bahkan ketika akhir pekan. Ia paham betul bagaimana rasanya bekerja melebihi daya yang ada. Menurutnya, pekerjaan Young-ji sudah memakan seluruh fokus perempuan itu hingga yang ada di pikirannya setiap pagi dan sebelum tidur adalah pekerjaannya.
"Aku sudah mendapat firasat buruk ketika ia memujiku tanpa henti. Kali ini aku akan melaksanakan perjalanan ke 12 negara." Ucap Young-ji yang mulai menyantap daging yang tersaji di meja.
"Ah, serunya! Aku iri padamu! Hei jika dipikir-pikir, ini tidak seburuk itu. Dengan pekerjaanmu sekarang, kau bisa pergi sampai ke ujung dunia.." Ujar Yeon-mi dramatis. Young-ji hanya menggelengkan kepala dan tersenyum geli mendengar penuturan Yeon-mi. Gadis itu tidak berubah banyak sejak dulu, masih orang yang dipenuhi mimpi dan imajinasi. Bedanya adalah ia sudah menemukan seseorang yang tepat untuknya.
"Ngomong-ngomong, dengan siapa kau bekerja kali ini?" tanya Ye-jin setelah mengambilkan sup untuk Young-ji.
"Ma... manusia." Balas Young-ji. Rasa penasaran mereka semakin tinggi mendengar jawaban Young-ji yang tidak seperti sebuah jawaban.
"Sebuah grup idol." Ucap Young-ji.
Ye-jin, Yeon-mi dan Seo-hee langsung berpikir jauh dan terdiam. Terakhir kali ketika Young-ji bekerja dengan grup Bigbang, mereka sudah merasa tidak nyaman karena Young-ji memang tidak ditakdirkan untuk mengenal penyanyi, siapapun itu. Meskipun Young-ji sama sekali tidak mengingat apapun tentang masa ketika awal SMA, mereka selalu khawatir bahwa kejadian yang sama akan terulang.
Young-ji jatuh cinta pada seorang penyanyi.
Ketika Young-ji terbangun di rumah sakit, ia bisa mengingat mamanya. Ia juga mengenal Ye-jin dan Yeon-mi, tapi tidak dengan Seo-hee. Itu karena mereka baru mulai berteman sejak awal masuk sekolah. Barulah mereka tahu bahwa ingatan Young-ji hanya sebatas ketika ia masih kelas 8. Orang-orang yang masuk ke hidupnya setelah itu luput dari memorinya tanpa jejak. Saat itu dokter mengatakan agar tidak banyak mengungkit tentang hal yang pernah Young-ji lupakan karena itu bisa berpengaruh terhadap kondisi mentalnya. Enam tahun telah berlalu dan Young-ji masih tidak mengingat apapun. Mereka bersyukur sekaligus khawatir bahwa jika ingatan tersebut kembali, Young-ji akan jatuh ke palung yang dalam dengan keadaan terluka berat.
"EXO?" tebak Yeon-mi.
"Twice?"
"Wanna One?"
"G-Friend? Mamamoo? Got7? Blackpink? Red Velvet?"
Yang mereka dapat sebagai balasan hanyalah gelengan kepala dari Young-ji. Ketiganya saling bertukar pandang dengan tatapan horror. Jangan bilang apa yang mereka pikirkan itu benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY FAVORS ME ( Sudah Terbit, Ready Stock Di Shopee)
Fiksi Penggemar"Jika aku bilang dulu kita pernah berpacaran, apa kau percaya?" Tanya Jung-kook. "Memangnya aku bodoh? Dulu aku bersekolah di Tokyo. Kita tidak saling mengenal." Jawab Young-ji Jeon Jung-kook pergi ke Seoul untuk menjadi seorang penyanyi. Bertemu d...