Part 2

97 4 0
                                    

Sun POV

Kantin.

"Noiina...apa yang kulakukan benar?" Keluhku pada satu-satunya temanku di RH ini, itupun mungkin dia terpaksa hanya karena sekamar denganku di asrama.

"Tak apa...aku yakin kau bisa melakukannya nanti" Ujarnya yakin

"Semoga, sebenarnya aku hanya tak ingin terus-terusan berada di ruang klub sambil mendengar perkataan menyebalkan para senior"

"Well, kalau itu alasanmu, kurasa di klub drama tak akan ada bedanya"

"Hmm yah mungkin saja...Noiina, apa kau tahu tentang kak Claire" ujarku sambil melihat segerombolan murid di ujung kantin. Mereka makan di sebuah meja panjang yang tampaknya lebih nyaman dibanding kursiku ini. Aku melihat Phi Punn sedang tertawa bersama seorang perempuan cantik dengan rambut bergelombang, itukah Kak Claire, nenek sihir yang senior klub bicarakan?

"Kak Claire? Siapa yang tak tahu sih, bukankah dia salah satu kakak kelas paling cantik yang sering dibicarakan para cowok? Cantik, pintar, salah satu anggota kelas Gifted...well, it's almost perfect"

"Aaah..." ucapanku mengambang

"Kenapa?"

"Kelas Gifted itu sebenarnya apa sih? Kenapa mereka selalu makan siang disana ya?"

"Yaah, kau anak baru sih...jadi kujelaskan sedikit ya. Gifted Class itu kelas anak-anak berbakat. Isinya hanya 9 orang kakak kelas kita, termasuk Kak Claire. Mereka special, kau lihat pin yang mereka pakai?"

Aku mengangguk

"Pin itu, tidak setara dengan bahkan 100 biji pin kita. Segala yang berlogo seperti itu di sekolah ini adalah area mereka, jangan coba-coba memasukinya"

"Oh iya, tadi kau bilang 'almost' perfect...why?"

"Karena sifatnya tak seindah parasnya" Noiina tersenyum

"What?"

"Yah, setidaknya begitulah kata anak-anak perempuan di kelasku. Ngomong-ngomong sudah 5 bulan ini, kau lebih sering makan siang denganku dibanding teman sekelasmu...jangan bilang kau tak punya teman?"

Aku cuma mengedikkan bahu mendengar pertanyaannya.

Kulihat kesembilan anak di ujung kantin itu. Ada dua orang perempuan, keduanya cantik. Sisanya adalah laki-laki, Phi Punn salah satunya, ia tampak luar biasa disana. Lalu ada dua orang cowok kembar dan ada satu orang laki-laki yang dari tadi melihat ke arah sini. Wait, tunggu, arah sini? Aku pasti gila, kenapa dia terus menatapku dengan tatapan seperti itu. Beberapa detik aku memandangi cowok berkacamata itu, dia tampak serius tapi sepertinya tatapannya sedikit mengambang, seperti...merindukan sesuatu.

Ah aku tahu, sepertinya dia bukan menatapku tapi laki-laki di meja sebarisku. Siapa cowok tinggi ini? Apa temannya? Entahlah.

"Woey Sun, bel sudah bunyi tuh...kau tidak mau kembali ke kelas?"

Panggilan Nooina menyadarkanku kalau ternyata waktu istirahat sudah selesai, cowok berkacamata itupun sudah pergi dari mejanya.

"Ya Nooina, aku duluan ya" aku bergegas kembali ke kelasku, kelas 1.3, sedangkan Nooina di 1.4.

Sound of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang