Part 12

54 4 0
                                    

Sun POV

Kak Wave terus membawaku menaiki tangga tanpa peduli kalau aku terseok-seok mengikuti langkahnya. Kurasa ia sangat marah. Entah padaku atau pada ulah seniorku, aku tak paham. Sampai akhirnya ia membuka sebuah pintu tua dan ternyata kami berada di atap sekolah. Dia masih mencengkeram pergelangan tanganku.

"Kak...tanganku.." Akhirnya kuberanikan diri mengatakan padanya

"Ah, maaf...apa sakit?" tanyanya

"Sedikit...tapi tak apa...terima kasih banyak bantuannya" ujarku. Aku tak percaya ia mau membantuku dari para senior klub. Kupikir ia akan membiarkanku. Kurasa ia tak seburuk pikiranku.

"Inilah kenapa aku tak suka membiarkanmu dekat dengan kami dari kelas Gifted...ada banyak rasa iri di tiap sudut sekolah ini yang siap menerkammu. Rasa iri itulah yang dipelihara oleh Kepala Sekolah selama ini. Ia memperbesar gap masing-masing siswa dan membuat mereka bertarung satu sama lain untuk mencetak siswa-siswi terkuat yang akan mengharumkan nama sekolah ini...untuknya...sungguh licik"

Aku Cuma terdiam mendengarkannya. Tapi kulihat kilatan matanya tampak menunjukkan rasa benci yang besar kepada Kepala Sekolah.

"Aku...Claire...Punn...Kami semua tak akan bisa melindungimu, dan semua anak-anak lain, selamanya" Ujarnya

"Aku tahu...tak apa apa"

"Kau tahu hal-hal seperti ini tidak akan berhenti disini?"

"Aku akan jadi lebih kuat lagi" Jawabku

"Kau tahu...kau benar kak, tak ada yang berubah kalau aku tak mencobanya. Aku sudah tahu itu sejak dulu. Tapi mendengarkanmu mengatakan kebenaran itu padaku sungguh-sungguh membuatku kesal. Aku tak mau melarikan diri lagi. Aku tak mau lari dan tak menjadi siapa-siapa lagi disini"

"Mungkin aku akan tetap jadi anak yang tak terlihat. Tapi, mendengar arti keberadaanku dari Kak Claire, Kak Fluke...dan menerima pertolongan darimu hari ini membuatku jadi mengerti. Aku tak ingin lari lagi. Aku akan jadi kuat dan menolong diriku sendiri sejak saat ini."

"Sejujurnya aku sama sekali tak ingin kau terlibat lebih jauh dari ini" Jawab kak Wave

"Tak apa...ada seseorang yang pernah bilang padaku bahwa yang bisa menolongku adalah diriku sendiri" Kataku sambil tersenyum padanya.

"Ah...Klubnya! Kurasa aku harus kembali ke auditorium, Kak" Aku baru ingat kalau Kak Fluke sedang menungguku...

"Ya..ya...silahkan kembali ke tempat nenek sihir itu"

"Tapi Kak, darimana kau dapat video kejadian tadi?" Aku penasaran darimana Kak Wave tahu aku sedang dibully didalam dan rekaman itu

"Apa kau tak pernah dengar teknologi bernama CCTV?"

"Haa...ya tentu saja...Eh, tapi darimana kau mendapatkan rekaman CCTVnya?"

"Kau ini cerewet sekali ya? Darimana? Tentu saja ada perbedaannya isi kepalaku ini dengan isi kepalamu...dari situlah aku bisa mendapatkan rekaman itu, mengerti!" Jawabnya ketus sambil mengetuk kepalaku

Aku masih menunjukkan wajah tidak mengertiku mendengar penjelasan absurdnya.

"Dan kurasa kau harus kembali ke auditorium, silahkan" Kak Wave mengingatkanku

"Haha, baiklah baiklah...terima kasih, Kak Wave...sungguh"

"Aku takkan melakukan hal merepotkan seperti ini lagi lain kali"

"Aku mengerti" Ucapku sambil meninggalkan atap sekolah. Keadaanku mungkin sedikit acak-acakan tapi hatiku rasanya hangat.

Sound of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang