Part 3

94 5 0
                                    

Wave POV

Makan siang. Selalu seperti ini rasanya, menu yang sama, meja yang sama, pembicaraan yang berputar-putar saja. Membosankan sekali. Kami harus tetap tampak seperti ini sampai waktu yang tepat. Kami menunggu kehadiranmu lagi, Pang, diantara kami.

Tak inginkah kau kembali kesini? Atau kau sudah damai berada disana, melupakan segalanya tentang kami dan impian kita?

Wah, harusnya kau bertanggung jawab karena menghentikanku di hari itu. Kau bilang kau punya tujuan yang sama denganku, walaupun pola pikir kita berbeda. Tapi sekarang kau bahkan tidak mengingat satupun tentang kami.

Yah, orang memang mudah berubah, ya kan, Pang?

Dulu aku orang yang Cuma mempedulikan diriku sendiri, percaya bahwa akulah yang terpintar diantara kalian semua, dan menganggap orang-orang sepertimu adalah beban. Well, look at me now, sekarangpun aku masih yang terpintar, tapi lihat bahkan aku tak lagi risih berada ditengah teman-teman kita. Aku bahkan percaya pada hubungan kita semua, dan kau yang biasanya kuanggap beban, malah kurindukan setengah mati.

Setiap aku memandangmu seperti ini, aku selalu penasaran, Pang...tidak adakah sedikit rasa rindu pada impianmu?

"Oey, Wave..Bel sudah bunyi tuh..." Suara nenek lampir ini membangunkanku dari rasa bosan

"Sudah dengar, aku tidak tuli, bodoh" Jawabku sambil mengemasi barangku dan kembali ke kelas.

Sound of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang