Chapter 13

247 31 5
                                    

Vrella meletakkan laptop yang baru saja dia matikan ke atas meja yang ada di sampingnya. Jantungnya kembali berdegup dengan kencang. Rasa kantuk yang tadi sempat muncul langsung hilang seketika. Perlahan Vrella berbaring dan mencari posisi yang aman.

Vrella menatap punggung Alleo, hatinya memang sulit untuk diajak bekerja sama jika berhubungan dengan Alleo. Vrella menarik nafas panjang berusaha untuk menetralkan detak jantungnya, namun belum sempat udara yang ada di paru-parunya keluar, Alleo membalikkan tubuhnya menjadi berhadapan dengan Vrella hingga membuat Vrella menahan nafasnya.

Perlahan mata Alleo terbuka dan memperlihatkan Vrella yang juga sedang menatap laki-laki tersebut. Keheningan mendominasi Vrella dan Alleo. Tidak ada yang mengeluarkan suara, baik Vrella maupun Alleo sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Kenapa lo mau nikah sama gue?" Pertanyaan tiba-tiba yang terlontar oleh Alleo membuat Vrella mengerutkan keningnya.

"Gue rasa lo gak bodoh untuk tau alasannya, kan?" Vrella menatap Alleo tepat di mata laki-laki itu.

Alleo menatap perempuan yang ada di hadapannya. Berusaha untuk mencari tahu dan menelusuri isi pikiran perempuan itu. Alleo menghela nafasnya pelan dan memilih untuk kembali memejamkan matanya, menyerah untuk mencari tahu apa yang dipikirkan oleh Vrella.

"Lo sendiri kenapa nerima kontrak itu?" pertanyaan Vrella sukses membuat Alleo membuka matanya kembali. Memperlihatkan sepasang mata yang Vrella sukai.

"Kampus itu berharga buat nyokap gue, dan Anthony bilang dia bakal berhenti menanamkan modal kalau gue gak ngikutin maunya dia," Alleo menatap Vrella tepat di matanya. "Gue rasa lo tahu kalau Anthony itu penanam modal terbesar di kampus dan gak mudah buat nyari orang kayak Anthony,"

Vrella mengangguk pelan, menyetujui semua ucapan Alleo. Vrella tidak menyangka Alleo akan mengorbankan 'hidup' nya karena masalah tersebut. Semuanya menjadi jelas bagi Vrella. Alleo menikahinya karena tidak ingin Ibunya menderita.

"Gue juga gak ngerti sama rencana Anthony, kenapa dia ngebuat rencana kayak gini dan malah melibatkan lo. Anthony juga gak ngasih tau ke gue tentang alasan dia yang mau berhenti menanamkan modal di kampus tempat nyokap kerja," Alleo menghela nafasnya kasar, dia frustasi sendiri memikirkannya. "Gue coba cari tahu beberapa bulan belakangan ini, tapi gue belum ketemu alasannya."

"Lo frustasi karena hubungan lo sama Anastasya jadi kacau?" ringan, Vrella bertanya seolah pertanyaan itu bukan hal sensitif yang dapat dibicarakan kapan pun. Vrella menatap Alleo, berusaha untuk mencari tahu jawaban Alleo.

Alleo tertegun sesaat ketika pertanyaan itu keluar dari bibir Vrella.

"Gue sayang banget sama Anastasya," Alleo memberi jeda pada kalimatnya, berusaha mencari tahu respon yang diberikan oleh Vrella.

Vrella memejamkan matanya saat mendengar semua penuturan Alleo. Perasaannya tidak sehat, hatinya seperti ingin meledak. Vrella sudah terlalu jauh mencari tahu tentang Alleo dan sekarang ia malah termakan oleh pertanyaannya sendiri.

"Gue capek," Vrella membalikkan tubuhnya memunggungi Alleo, "Gue tidur duluan,"

Vrella berusaha untuk menahan air matanya, berusaha untuk tidak membiarkan dirinya dikalahkan oleh perasaan yang semakin hari semakin kuat. Vrella tahu bahwa dirinya sudah kalah sejak awal, dirinya jatuh cinta pada laki-laki yang saat ini sudah berstatus sebagai suaminya.

Alleo menatap Vrella yang tengah memunggunginya. Rasa bersalah yang selama ini selalu ia tutupi, mulai muncul ke permukaan. Berusaha menepis perasaan bersalah yang mulai muncul, Alleo memejamkan matanya, berusaha untuk menggapai dunia alam bawah sadarnya.

Suamiku, Anak DekanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang