13

9.6K 1.1K 345
                                    
















Haechan menyalakan keran air di toilet umum cafe, dia mencuci tangannya hingga bersih setelah  buang air kecil tadi, kini rasa lega menjalar setelah sempat menahan cukup lama.

"Renjun... Berduet dengan siapa ya? Seharusnya tadi sebelum kesini aku melihatnya terlebih dahulu".

Dialog itu terucap pada pantulan dirinya di cermin, rasa penasaran muncul pada diri Haechan yang belum sempat memastikan dengan siapa sahabatnya berduet. 'Nanti saja saat kembali, aku akan memeriksanya'.

Klek!

Salah satu pintu bilik toilet terbuka, Haechan yang mendengarnya pun segera menatap pantulan cermin disana. Terdapat seorang pria muda nan tinggi keluar dari salah satu bilik tersebut. Sesaat pandangan keduanya bertemu. Tetapi hal itu terjadi hanya sebentar, karena Haechan kembali fokus mencuci tangannya.

Pria itu pun berjalan mendekati salah satu wastafel yang berada tepat di samping Haechan.

Setelah dirasa cukup bersih membasuh tangan, Haechan berniat berbalik dan pergi. Namun, sebuah tangan tiba-tiba menahan tangannya.

"E-em... Tuan? Apakah anda memerlukan sesuatu?".

Haechan mencoba bersikap sesopan mungkin. Sambil bertanya, sebelah tangannya yang bebas mencoba untuk melepaskan cengkraman pria asing itu. Sungguh dia sangat takut jika pria itu akan berbuat hal yang macam-macam padanya.

"Oh! Astaga. Maafkan atas sikap kurang sopan saya. S-sebenarnya saya tidak bermaksud... Aishh!".

Sesaat setelah pria itu sadar akan sikap kurang sopannya, dia segera melepaskan cengkraman tangannya pada Haechan. Dirinya pun berusaha menjelaskan bahwa sebenarnya dia tidak bermaksud kurang ajar seperti itu... Ah! Ini membuat citra si pria terkesan jelek dan hal itu juga berhasil membuat dia mengumpati diri sendiri.

Sementara Haechan hanya bisa tersenyum heran, sedikit canggung. Dia benar-benar bingung harus menanggapinya seperti apa. Itu sangat jelas! Siapapun akan menjadi bingung jika ada seseorang yang tidak dikenal tiba-tiba mencekal tanganmu.

"Ma-maksudku bukan ingin bersikap kurang ajar seperti tadi, tolong maafkan kesalahan saya yang satu itu".

"A-ouh... Saya mengerti Tuan. Tidak apa-apa saya memaafkan nya".

Hembusan nafas lega keluar dari mulut pria itu. Syukurlah jika Haechan tidak salah paham dan menganggapnya sebagai seorang kriminal atau orang jahat yang berusaha mencelakainya.

Lalu suasana canggung kembali melingkupi keduanya.

Haechan tidak tau perannya untuk tetap tinggal di dalam toilet bersama pria asing di depannya ini itu sebagai apa? Entalah... Jika dia melenggang pergi begitu saja, apakah disini dirinya akan sama tidak sopannya?

Bolehkan dia pergi sekarang?

"Ehem! Biar saya perjelas maksud dari... Saya yang tiba-tiba menahan anda tadi. Sebetulnya tadi saya ingin mengajak anda mengobrol, hanya saja saya ragu ketika melihat anda yang begitu fokus mencuci tangan. Dan saat saya melihat anda yang akan segera pergi... Tiba-tiba tangan saya dengan refleks menahan tangan anda. Emmm sebenarnya ini adalah perilaku yang kurang sopan dan sangat memalukan. Saya benar-benar meminta maaf".

Jelas pria itu panjang lebar, Haechan melihat dengan jelas bagaimana si pria menggaruk lehernya canggung. Kekehan kecil tercetak jelas di wajah manis Haechan. Dia merasa lucu dengan prilaku pria asing di depannya ini.

Dari caranya berbicara, Haechan bisa menebak... Kalau pria ini adalah seseorang yang baik.

Sementara yang mendengar kekehan merdu dari si manis, segera mendongak dan menatap wajah Haechan yang sebagian tertutup topeng itu. Walau tertutup topeng... Si pria sangat-sangat yakin bahwa wajah yang tertutup tepong itu menyimpan keindahan di dalamnya.

Bully [JAEMREN ft Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang