Bab XXV. Answer

145 47 44
                                    

Seo Byul menutup sambungan dengan Leona, Amanda, dan juga Vinnie. Ia menatap Aiko tajam. Mereka terlambat untuk memberitahu semua itu dan memang sang penyusup sudah berhasil menemukan jalan rahasia dalam Hurricane. Jelas ini masalah besar.

Selang beberapa saat, mereka terdiam tanpa membicarakan apa temuan mereka. Seo Byul menarik napas dan membuangnya perlahan, sedikit demi sedikit, membiarkan pasokan udara dalam paru-parunya berganti. Kemudian, tubuhnya menghadap ke arah Aiko dengan kedua tangan menyilang di depan dada. "Kita harus beritahu Vaniel."

Aiko mengangguk. "Ya, memang harus begitu. Kurasa kita juga harus memberitahu Raja Zandars."

Mata Seo Byul melotot. "Apa?! Yang benar saja?! Dan akhirnya kita ditangkap karena pencurian berkas rahasia?!"

Helaan napas berat Aiko keluarkan. "Raja Zandars pun juga harus tahu apa yang terjadi."

Entah kenapa Aiko begitu mengotot untuk memberitahu Raja Zandars, bagi Seo Byul, itu sama saja bunuh diri. Namun jika dilihat dari sisi lain, hal itu mungkin saja diperlukan. Siapa tahu Raja Zandars memiliki ide untuk menghentikan Elvo ini.

"Kurasa kita cukup beritahu Vaniel, untuk sementara. Biar dia yang memutuskan untuk menindaklanjutinya. Bagaimanapun, ini juga perintahnya," ujar Seo Byul pada akhirnya.

"Memberitahu aku apa?"

Sontak, keduanya membalikkan badan mereka tepat ke ambang pintu. Berdirilah Vaniel dengan tatapan seriusnya yang bisa membuat siapapun menunduk takut dan Warren tepat di sebelahnya. Ekspresi Warren berbeda dengan Vaniel. Alih-alih curiga, ia justru tampak bingung dengan kerutan alisnya. David yang berdiri di belakang mereka hanya mundur beberapa langkah sebelum pergi.

Seo Byul menelan ludahnya dan memasang senyuman tipis. "Kenapa kau di sini?"

"Ini kediamanku, 'kan? Aku bebas pergi ke mana saja." Vaniel menjawab singkat lalu melangkah perlahan. "Nah, giliranmu menjawab. Lagipula, aku kemari untuk mengantar Warren."

"Baiklah. Ada sesuatu yang harus kami beritahu padamu. Ini mengenai situasi di kapal saat ini," kata Seo Byul.

Ketukan pintu membuat mereka kembali diam. Warren yang masih berdiri di dekat pintu membalikkan badannya dan melihat David berdiri di sana. Seo Byul dan Aiko melihat melewati bahu Vaniel sementara Vaniel sama sekali tidak menggubrisnya. Tak lama kemudian, Warren keluar.

"Lalu?"

"Situasinya semakin memburuk. Elvo--maksudku--penyusupnya sudah... melakukan hal yang cukup buruk," ucap Seo Byul pelan, berusaha tenang.

Kening Vaniel mengerut. "Apa yang dilakukannya?"

"Dia melakukan sesuatu kepada Theo, salah satu Achler di kapal dan menurut Leona, Amanda, Vinnie, sesuatu sedang terjadi saat ini. Mereka tidak tahu apa itu, tapi Kai menyuruh mereka tetap di ruang santai dan tidak ke mana-mana. Kai, Arie, dan Tony juga mencari Theo cukup lama, tapi tidak ada kabar," jelas Aiko.

"Itu buruk." Vaniel mendengus.

"Dan sepertinya akan lebih buruk," kata Warren yang ternyata sudah kembali bersama Eno, Nam Byul, Leo, dan Caroline. "Mereka bilang jika penyusupnya adalah orang yang menyebabkan Dunia Darah."

Seo Byul mengumpat. "Sialan! Kalian mengonfirmasikannya?"

"Sebenarnya, ya, saat kami menemui Jenner. Ada banyak hal penting yang dibicarakan dan kurasa mengenai apa yang akan para Lachlers hadapi nanti. Jenner mungkin tahu siapa orang itu dan dia tidak memberikan kami nama. Mungkin kalian sudah mengetahuinya. Lalu, yang paling sekarang bukan hanya itu," ujar Caroline sembari menarik napas pelan.

Loctus : The Six Nightmares -[5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang