Bab LV. Something's Hidden

138 29 35
                                    

Halo, jadi di sini, ada beberapa alasan kenapa aku mengupdate sekararang.

First of all, aku berencana untuk mengubah jadwal update menjadi hari Kamis. Hal ini dikarenakan untuk menyesuaikan jadwal kuliahku juga. Dan kenapa hari ini? Masih terhitung Rabu. Besok pun aku ada jadwal lain, sehingga mau enggak mau, harus malam ini:"

Namun yang terpenting, aku akan berusaha mengupdate sekonsisten mungkin^_^

Happy reading!

***

Seo Byul baru saja menerima laporan mendadak dari Ren ketika ia tiba di Hadlewood yang masih pagi buta. Sembari menunggu pagi hari, ia memutuskan untuk ke kedai dan memesan limau. Tak lama kemudian, seseorang datang, meletakkan tangan di bahu Seo Byul lalu mencium keningnya lembut.

Warren Dan pun memesan kopi dan duduk di sebelah Seo Byul. "Ada apa?"

Tatapan Seo Byul menjadi datar. "Warren, bagaimana jika nanti terjadi hal buruk?"

"Kita lalui!" Warren terkekeh.

"Ini minumanmu!" ucap si pramusaji sembari memberikan Warren kopinya.

"Nah..." Warren menyesap sedikit dan menatap Seo Byul dalam. "... ada sesuatu yang tidak baik?"

"Entahlah." Seo Byul meminum limaunya. "Aku tidak tahu harus apa. Sekarang, aku berbuat karena memang harus kulakukan."

Warren mengangguk pelan. "Oh, ya, kau menunggu waktu pagi untuk menemui Ren?" Ia pun mengalihkan pembicaraan.

Seo Byul mendesah. "Ya, katanya dia menemukan sesuatu yang sangat penting. Aku harus tahu apa itu."

"Baiklah. Namun Seo Byul, aku akan menemanimu," kata Warren pelan dengan serius.

Seo Byul hanya mengangguk sebagai jawaban. Mereka pun menunggu pagi tiba dan ketika sudah pukul delapan, mereka langsung menuju Hadlewood. Beberapa anak tampaknya sedang berlatih dan beberapa lainnya sudah memulai pelajaran.

Ren berkata kalau hari ini ia mendapat tugas untuk jaga pagi di rumah sakit sekolah bersama Henri. Mereka pun menuju rumah sakit sekolah yang terbuka dua puluh empat jam. Mereka menemukan Henri tampak mengantuk saat berjaga dengan Ren yang duduk di sisinya. Seo Byul meminta Warren menunggu di luar lalu dirinya menemui Ren.

"Hei, Ren! Henri!" sapa Seo Byul.

Henri tersentak. "Nuna sedang apa?"

"Aku ingin meminjam juniormu sebentar, boleh, 'kan? Lagipula, sepertinya memang kau sudah tahu sesuatu tentang juniormu ini," ucap Seo Byul setengah berbisik sembari menyindir Ren.

Henri menghela napas dan menatap Seo Byul. "Aku tidak tahu apa yang Nuna katakan atau rencanakan dengannya, tapi aku meminta agar tidak memberatkannya saja. Rumah sakit butuh banyak orang saat ini dan sulit mencari relawan yang benar-benar relawan."

Seo Byul mengangguk sambil mengedipkan matanya. "Jangan khawatir, tidak akan lama. Ayo, Ren!"

Ren pun beranjak dan mengikuti Seo Byul keluar rumah sakit sekolah. Mereka menuju lantai lima dan memandang keindahan Loctus dari atas. Seo Byul dapat merasakan ketegangan yang Ren rasakan. Ia menepuk pundak Ren berkali-kali untuk menenangkannya.

"Kak Seo Byul..." Ren menunduk.

"Jika kau bilang masalahmu adalah kau memberitahu Henri tentang statusmu, tidak apa-apa. Suatu saat juga akan ketahuan. Lagipula, kalian jadi lebih dekat," ucap Seo Byul sambil tersenyum.

"Bukan itu... sebenarnya." Ren tampak bingung dan menghela napasnya.

Seo Byul mengerutkan kening. "Oh, lalu apa sebenarnya?"

Loctus : The Six Nightmares -[5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang