Bab XL. Hidden

128 37 25
                                    

Rasanya tidak nyaman bila harus dibawa dengan hormat di hadapan Raja Will, belum karena konsekuensinya. Seo Byul tidak ingin berada di istana saat ini, tapi situasinya berkata ia tidak bisa menolak. Di sana juga, Tsuya berada dengan tatapan tajam. Ia tersenyum samar melihat Tsuya dan Raja Will benar-benar menampakkan raut garang padanya.

Warren melangkah dan membungkuk di hadapan Raja Will. "Yang Mulia..."

"Aku hanya memerintahkan Seo Byul kemari, kenapa kau ikut?" tanya Raja Will.

"Dia adalah bawahanku dan kita sudah kehilangan banyak orang. Aku perlu memastikan dia tidak merepotkanku dengan meninggalkanku seperti yang dilakukan penyihir di sebelah Anda," jelas Warren dengan senyuman sinis.

Tsuya merasa kesal karena Warren menyindirnya, tapi ia tidak berbuat apa-apa. Raja Will menolehkan kepalanya ke arah Tsuya sekilas lalu kembali tertuju pada mereka. "Baiklah, jelaskan padaku kenapa kau merahasiakan pelaku yang sebenarnya dan memberikan kami bukti?"

Seo Byul membungkuk. "Saya yakin Anda dapat menemukan pelaku lebih jelasnya dengan bukti itu, supaya Anda juga tidak ragu lagi untuk menangkap pelakunya. Memang, saya sudah tahu pelakunya karena dia sendiri yang mengakuinya pada saya. Dia berniat menyerahkan diri pada kita supaya bisa membebaskan teman-temannya di sana."

Raja Will menimbang sejenak lalu mengangguk pelan. "Kami sudah mendapat identitasnya, yakni Jacques Delamour. Usia tujuh belas tahun, asal Paris, Perancis. Dilaporkan menghilang sejak tiga tahun yang lalu, sudah pasti diculik bangsa Kegelapan. Kabarnya, ia memiliki hubungan pertemanan dengan Arie Rogeston, sang Lachlers."

"Ya, dan aku ingin mengatakan dia melakukannya bukan karena sukarela, tapi keterpaksaan," ucap Seo Byul.

Tsuya menyela tiba-tiba dengan dingin, "Dia melakukannya untuk menolong orang tak berguna!"

"Orang tak berguna katamu? Orang yang dia tolong adalah sahabat Leona!" seru Seo Byul.

"Sudah!" Raja Will menghela napas dan menatap Tsuya. "Diam. Aku ingin mendengarnya juga dari Seo Byul."

Tsuya menunduk, tak berkata apapun. Seo Byul tersenyum tipis lalu melanjutkan, "Gadis yang dia tolong adalah sahabat Leona, gadis yang juga diculik. Dia merasa harus menolongnya, membuatnya melaksanakan misi Boss, yakni membunuh Profesor Al. Dirinya pun aku yakin tidak ingin melakukannya."

Raja Will mengangguk. "Aku tahu itu. Kau ingin kita menangkapnya dan mengatakan terang-terangan bahwa hukumannya adalah mati padahal bukan?"

Seo Byul mengangguk. "Tadinya, aku mau berkata begitu. Namun seseorang tidak mau."

Raja Will tersenyum, memandang Tsuya dan kembali memandang Seo Byul. "Aku yakin ayahku akan sangat setuju dengan idemu. Jadi, sama sepertinya, aku pun demikian. Namun, kita tidak sembarang melakukan ini juga."

"Ya, bukan hal besar." Warren menyahut dan membungkuk. "Izinkan saya membantu, Yang Mulia."

"Tentu saja. Semua akan membantu, karena aku tahu, apa yang dipikirkan Jung Seo Byul saat ini," kata Raja Will sambil memandang Seo Byul penuh arti dan tersenyum.

***

Dua taksi pun menghentikan lajunya saat tiba di rumah berukuran besar dengan dua lantai yang terletak di kompleks perumahan menengah ke atas. Pagar kayu putih menyambut mereka, tak lupa dengan kebun yang tertata rapi menyambut mereka sepanjang langkah menuju beranda.

Sebuah pintu putih menjadi sasaran mereka. Ketika Tony memutar kenopnya, alisnya saling bertautan karena ia tidak perlu membuka kuncinya. Ia melangkah masuk, memperhatikan sekelilingnya. "Ibu? Sudah pulang?"

Loctus : The Six Nightmares -[5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang