20. Tentang Mawar Hitam

334 35 2
                                    

Disclaimer: Naruto©Masashi Kishimoto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disclaimer: Naruto©Masashi Kishimoto

Pairing: SasuSaku
Warning: Bahasa Jepang (Romaji), Typo, OOC, Berisi Bahasa dan Konten Kekerasan, dll.
Rated: M
Genre: Action, Mystery, Vampire, Romance.

Happy Reading! (^_^)

∞∞∞∞∞

Siang ini agak sedikit dingin Sakura rasakan dari balik jendela ruangannya di rumah sakit. Sepertinya musim kemarau akan tiba. Kemarin Ino mengatakan ia akan membawanya pada seseorang. Namun detik ini juga dokter itu belum beranjak sama sekali. Untung saja Sasuke tengah bersamanya saat ini. Jadi, ia tak begitu kesal.

"Kau suka cuaca hari ini? Aku berharap kau tak terkejut saat musim dingin nanti. Walaupun kita vampir, kita tetap bisa merasakan dingin saat musim itu tiba," tutur Sasuke dengan nada hangatnya.

"Aku kira, vampir tetap stabil dengan perubahan musim," gumam Sakura lembut. Ia merasakan kedua tangan Sasuke mulai melingkar di pinggangnya.

Keduanya menatap pemandangan di luar jendela dengan perasaan yang hangat. Di lain sisi, Sakura terus memikirkan ucapan Ino yang akan mengajaknya bertemu seseorang.

"Kudengar, salah seorang pengusaha dari kaum kita membuka usaha makanan di dekat sini. Mau coba?" tawar Sasuke lembut.

"Eh, dengan olahan darah?"

"Betul. Kata Sasori enak sekali. Selain untuk kaum kita, mereka juga menyediakan menu untuk manusia." Sasuke menjelaskan.

"Sasori? Kalian pernah mengobrol?"

"Kami cukup dekat. Bahkan, beberapa kali kami mengobrol setelah latihanku selesai di kantor pusat. Memangnya Sasori tak cerita padamu?"

"Aku kan jarang bertemu dengannya. Seharusnya kau yang bercerita padaku." Sakura mulai merajuk. Dia merasa sebal dengan Sasuke.

"Cantiknya istriku jika merajuk seperti ini." Pelukan Sasuke semakin erat dan mulai menyandarkan kepalanya di atas kepala Sakura.

※※※

Di salah satu bangunan apartment di Tokyo, Sakura berdiri di depan pintu salah satu tempat tinggal seseorang. Ino yang menemani, beberapa kali menekan bel. Namun, tak seorang pun yang membukakan pintu.

"Tak biasanya Tsunade-sensei lama membuka pintu." Ino bergumam lirih.

Tsunade merupakan guru saat Ino masih menempuh studi kedokterannya. Menurut penjelasan Ino, Tsunade merupakan salah satu guru terbaik yang pernah Ino temui. Jika ia merasa tersesat, Tsunade tak tanggung-tanggung untuk membantunya.

Kriet!

Pintu rumah terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya dengan rambut pirang. Yang membuat Sakura terkejut dalam diam saat dirinya mendapati buah dadanya. Ukurannya bisa dikatakan lebih besar dari wanita pada umumnya.

[✔] The Guardian ― [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang