Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading bestie
Tubuh Freya merosot kebawah, rasanya seperti mimpi mendengar berita kecelakaan yang Karina alami.
Freya bangkit, dirinya mencoba untuk berjalan meskipun air matanya terus jatuh tak bisa di bendung.
Saat akan memasuki lift dirinya bertemu dengan sang kekasih. Buru-buru dirinya menghapus air matanya.
"Kenapa nangis?" Tanya Daren, mendekat ke arah sang pujaan hati.
"Hiks, Karina kecelakaan." Balas Freya. Ia menundukkan kepalanya air matanya kembali jatuh.
Daren segera membawa Freya kedalam pelukannya, di peluknya erat mencoba menenangkan gadisnya dari rasa syok.
Bibirnya terangkat, ia merasa puas karena Karina menggagalkan rencananya sendiri. Inilah akibatnya mencoba bermain-main dengan dirinya. Akan ia pastikan besok pagi Karina tidak akan melihat matahari terbit lagi.
***
"Kak, aku mau ngejenguk Karina boleh yah?" Pinta Freya, setelah kepulangannya dari gedung apartemen Karina. Daren membawa dirinya pulang dan melarang ia untuk menemui Karina di rumah sakit.
Daren menatap Freya dingin, ia tidak akan membiarkan gadisnya menemui perempuan yang mencoba menghancurkan hubungannya.
"Aku mohon kak, biarin aku jenguk Karina." Freya memohon sekali lagi, ia harap Daren membiarkan dirinya sekali saja untuk melihat sahabatnya yang tengah jatuh sakit.
"Besok aja, ini udah malem nggak baik buat kesehatan kamu."
"Tapi--"
"Besok atau nggak sama sekali!!" Daren menaikan suaranya, ia sudah lelah dengan rengekan gadisnya.
Nyali Freya menciut, ia menundukkan kepalanya. Selama ini Daren tidak pernah membentaknya, dan ini kali pertama Daren membentak dirinya.
Daren mengusap wajahnya kasar, ia mendekat kearah Freya menariknya kedalam pelukan hangatnya. Mengusap punggung Freya mencoba menenangkan kekasihnya itu.
"Maaf," hanya itu yang bisa Daren ucapkan. Bagaimana bisa ia membiarkan Freya pergi menemui Karina, selama nyawa Karina masih ada ia tidak akan pernah membiarkan Freya menemui sahabatnya itu.
Hanya satu harapannya, semoga hari esok ia dapat mendengar kabar baik. Semoga saja harapannya itu terkabul.
