Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋Bersyukur 🦋
"Mau pulang bareng?" Tawar Rini. Freya menggeleng menolak tawaran Rini.
"Nggak mbak, kita kan nggak searah. Lagian deket juga jarak disini ke panti."
Rini mengangguk, sebenarnya ia tidak tega membiarkan Freya pulang sendiri. Memang jarak cafe ke panti tidak terlalu jauh, akan tetapi jalan yang selalu Freya lewati merupakan jalan-jalan yang sepi dan gelap.
Rini khawatir akan terjadi sesuatu pada Freya. Memaksa pun rasanya percuma, lagian Freya sangat keras kepala.
"Yaudah deh. Hati-hati dijalan." Ujar Rini memasangkan helmnya. Dan ia mulai menjalankan motor maticnya.
Freya berjalan menuju panti. Freya masih tinggal disana, padahal peraturan panti menyuruh setiap anak yang sudah berusia 17 tahun harus meninggalkan panti.
Akan tetapi ibu panti tidak mengijinkan Freya untuk keluar dari panti. Ibunya memohon padanya untuk tetap tinggal di panti, membantunya mengurus adik-adiknya yang sebagian memang memiliki kelebihan.
Freya mengambil kunci di dalam tasnya. Ia berjalan memasuki panti yang sudah sepi, mengingat jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Freya menutup kembali pintu dan menguncinya. Ia berjalan ke toilet untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.
Sekitar setengah jam Freya membersihkan tubuhnya. Ia memakai baju tidur Doraemonnya.
Perutnya mulai berbunyi minta diisi, akhirnya Freya memutuskan untuk masak telur setengah mateng saja.
"Eh?" Freya terkejut kala melihat isi kulkas yang penuh akan bahan makanan.
Setahunya tadi pagi Freya melihat persediaan makanan di kulkas hampir kosong. Kenapa sekarang menjadi penuh?
Bukannya ibu sedang tidak memegang uang, atau lebih tepatnya uang buat kebutuhan bahan pokok sudah habis karena membeli obat untuk adiknya yang tengah sakit itu.
Tak mau memusingkan persoalan penuhnya isi kulkas, Freya mulai mengambil beberapa makanan untuk ia masak.
Mungkin besok pagi ia akan bertanya pada ibunya itu.
Setelah mengisi perutnya yang kosong, Freya mulai pergi dari dapur menuju ruang tengah.
Ia menyalakan televisi dan mengecilkan suara tv agar adik-adiknya dan juga ibunya tidak terganggu.
