🦋Malu🦋Hari ini, kampus tengah digegerkan oleh berita tentang tawuran yang akan dilakukan oleh geng GZEN.
Entah itu benar atau tidak, hampir seluruh mahasiswa maupun mahasiswi disana tengah membicarakan berita simpang siur tersebut.
Salah satunya Freya cs, mereka bertiga tengah sibuk membicarakan perihal berita tersebut.
"Apa mereka nggak malu? Masa udah mahasiswa masih aja mainnya tawuran." Ucap Freya menatap kedua sahabatnya yang tengah menikmati makanannya.
Salsa menggeleng. "Mereka udah kebal Frey, tawuran bagi mereka itu hal kecil." Balasnya.
"Tapi kan, seenggaknya mereka harus malu. Mereka tuh masa depan bangsa dan negara, masa mereka tawuran. Nggak ada masa depannya banget tahu." Kata Freya lagi.
"Udahlah Frey, lo mendingan diem. Nggak usah ikut bacot kek yang lain, itu urusan mereka sendiri. Mau tawuran kek, mau balapan kek, mau modar sekalipun itu bukan urusan kita." Kali ini Karina yang angkat bicara. Ia cukup lelah mendengar celotehan kedua sahabatnya yang oon itu.
Freya cemberut. "Aku kan khawatir sama mereka, kalau misalnya salah satu dari mereka ada yang mati gimana coba? Bukannya kak Daren itu sepupu kamu? Kenapa kamu kayak biasa aja gini? Harusnya kamu itu khawatir Karina..."
Karina menghela nafas pelan. Ia tidak akan mungkin khawatir tentang sepupunya yang satu itu, meskipun kemarin dia sedikit peduli akan sahabatnya yang hampir memukul presiden mahasiswa.
Tapi, sampai matipun ia tidak akan pernah khawatir atau peduli lagi pada Daren. Pria itu cukup gila dan berbahaya, bahkan semenjak dua tahun lalu sepupunya itu hampir saja membunuhnya. Beruntung kakak dari pria itu segera menolongnya, kalau tidak mungkin sekarang ia sudah menyatu dengan tanah.
"Nggak." Balasnya. Singkat, padat, dan jelas. Sangat jelas sampai-sampai Freya ingin merobek mulut sahabatnya itu.
Sedangkan Salsa ia tersedak kuah baso, karena mendengar perkataan Karina yang cuek.
"Aduh aduh aduh... Denger yah Frey, kalau Karina peduli atau khawatir tentang keadaan Daren sepupunya itu. Mungkin bumi ini akan kejatuhan matahari." Kata Salsa setelah ia meminum minumannya.
Freya mengerinyit heran. "Maksudnya?" Tanyanya tidak mengerti.
"Karina itu nggak pernah peduli sama Daren, sampai Daren matipun dia tidak akan pernah meneteskan air mata berliannya itu."
Freya manggut-manggut, pantas saja selama ini Karina akan terlihat cuek atau bahkan risih ketika ada beberapa mahasiswi yang mencoba menggali informasi tentang Daren pada Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca!] Vote✓ Komen✓ ________ "Aku memang gila, semua kegilaan ku berawal darinya." _________ [New version] #1 - Crazy, 18 Mei 2021 Cover by: @Halmikkoch