"Gue harap Karin cepet sembuh." Ucap Salsa kepada Freya.
Freya mengangguk, "aku harap juga begitu." Balasnya.
Hari ini mereka berdua telah mengantar kepergian Karina yang akan berobat ke luar negeri. Mereka hanya bisa mengantar sampai depan bandara saja, walau begitu mereka berharap akan kesembuhan sahabatnya.
Kini mereka tengah nongkrong di cafe dekat kampus, mereka memutuskan untuk nongkrong disana sambil menunggu kelas.
"Oh iya gue hampir kelupaan, polisi bilang sebelum kecelakaan Karina sempet nelepon Lo?" Tanya Salsa.
"Ah iya, Karina minta aku buat ketemuan di apartemennya dia bilang kalau dia ingin ngomongin sesuatu yang penting." Balas Freya.
"Ngomongin hal yang penting?"
"Huum, aku juga syok waktu Karina nelepon minta aku datang ke apartemennya dan bilang jangan sampai kak Daren tahu kalau aku bakal ketemuan sama dia." Ucapnya menceritakan apa yang terjadi beberapa hari lalu.
Salsa mengangguk-anggukkan kepalanya, Entah apa yang sedang ia pikirkan.
"Kita ke kelas yuk, sebentar lagi pak Harto masuk." Ajak Freya membuat lamunan Salsa buyar.
Salsa mengangguk setuju, mereka akhirnya keluar dari cafe.
Sedangkan dilain tempat, Daren beserta teman-temannya tengah berkumpul di basecamp GZEN.
Mereka tengah mendiskusikan gagalnya rencana yang mereka buat semalam. Daren hanya diam saja, semalam ia tidak membantu teman-temannya bukan tidak membantu ia menyerahkan tugasnya pada Viandra.
Viandra mengusap wajahnya kasar, ia merasa gagal dalam melakukan misi kemarin. Bagaimana bisa anggotanya begitu ceroboh dalam melaksanakan tugasnya, untung saja mereka tidak ketahuan.
"Berdiri." Titah Viandra pada anggotanya yang sudah ceroboh itu.
Dandi - anggota yang sudah ceroboh dalam melakukan tugasnya, itu berdiri. Ia memang salah, dan sudah sepatutnya Viandra menghukum dirinya.
"Dead or dead." Viandra memberikan pernyataan bukan pertanyaan bagi Dandi. Lagipula tidak ada pilihan lain lagi selain mati.
Viandra memberi instruksi pada Bisma untuk segera membunuh Dandi, saat pelatuk pistol akan dilepaskan tiba-tiba suara Daren menghentikan kegiatan Bisma.
"Tunggu."
Semua orang menoleh ke arah Daren, mereka mengangkat kedua alisnya tanda kebingungan.
"Turunin pistolnya." Perintah Daren. Mau tak mau Bisma melakukan apa yang Daren perintahkan.
"Menurut gue ini bukan salah dia doang, kita kerja tim salah sedikit saja sudah menjadi kesalahan bersama. Menurut gue beri dia hukuman ringan." Akhirnya Daren angkat bicara juga, ia menghisap rokoknya dan menatap satu-persatu wajah para sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca!] Vote✓ Komen✓ ________ "Aku memang gila, semua kegilaan ku berawal darinya." _________ [New version] #1 - Crazy, 18 Mei 2021 Cover by: @Halmikkoch