🦋 Jadian? 🦋
"Beneran nih? Nggak mau papa antar ke kampus?" Tanya papanya sekali lagi, Freya menggeleng.
"Beneran pa, Freya biar ke kampus sendiri aja." Balas Freya melanjutkan makannya.
"Yaudah, hati-hati dijalannya." Ucap sang mama yang langsung dianguki oleh Freya.
Freya mengelap bibirnya mengunakan tisu, ia meminum susu buatan sang mama. Lantas berdiri dari duduknya.
"Freya udah selesai makannya, Freya mau berangkat ke kampus takut telat soalnya." Ujar Freya, Freya mengecup pipi papanya dan juga mamanya.
"Hati-hati dijalannya." Ucap mereka berdua serempak.
Freya mengangguk, ia melambaikan tangannya pada kedua orang tuanya.
"Assalamualaikum." Salamnya.
"Waalaikumsalam." Balas mereka berdua.
Freya bernafas lega, untung saja Daren belum datang ke rumahnya. Ia terlalu malas untuk menjawab pertanyaan dari kedua orang tuanya perihal hubungan dirinya dan Daren.
Dirinya sangat lelah, harus berapa kali Freya katakan kalau dirinya dan Daren tidak memiliki hubungan apa-apa selain teman.
Saat sedang memakai sepatu di teras rumah, tiba-tiba suara motor terdengar membuat Freya kalang kabut.
Cepat-cepat ia memakai sepatunya, persetan kalau nanti ia akan jatuh karena tali sepatunya tidak diikat dengan benar. Yang terpenting sekarang adalah ia harus cepat-cepat pergi, takut orang tuanya keluar.
"Ayo kak." Ucap Freya sembari mengambil helm yang ada di tangan Daren.
"Buru-buru banget, tenang kali. Lagian ini masih terlalu pagi buat ke kampus." Katanya, ia terkekeh pelan melihat gelagat Freya.
Daren turun dari motor, ia berjongkok di depan Freya membuat Freya kebingungan.
"Kak mau ngapain?" Tanyanya.
"Sstt. Diem dulu." Daren menarik kaki Freya, ia mulai mengikat tali sepatu Freya dengan benar.
Dirinya jelas tidak mau terjadi hal buruk pada gadisnya. Ia paling tidak bisa melihat ada luka kecil di tubuh gadisnya, entah itu memang kecelakaan kecil atau ada orang yang memang sengaja melukai gadisnya. Ia paling anti melihat luka goresan di tubuh indah gadisnya.
Setelah selesai mengikat tali sepatu Freya, Daren mulai berdiri dengan tegak dilihatnya wajah sang gadis dengan intens.
Ia tahu kalau gadisnya ini tengah ketakutan, karena tidak mau orang tua angkatnya itu menanyakan ini itu perihal status hubungan dengan dirinya.
Padahal tinggal bilang kalau Daren adalah calon masa depannya. Apa susahnya sih? Bilang seperti itu, toh Daren sendiri akan merasa senang mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca!] Vote✓ Komen✓ ________ "Aku memang gila, semua kegilaan ku berawal darinya." _________ [New version] #1 - Crazy, 18 Mei 2021 Cover by: @Halmikkoch