Yerin menghela nafas pelan, mencoba untuk menenangkan diri dengan melihat tubuhnya yang kini terbalut gaun putih cantik lewat pantulan kaca. Gadis itu gak bisa berbohong kalau dia merasa gugup sekali hari ini, tangan dan pelipisnya bahkan gak berhenti berkeringat sampai Joy yang menemaninya make up berdecak gemas.
"Jangan diusap begitu cantikk! Luntur kan jadinya!" ya kira-kira begitulah omelan Joy di pagi buta. Sekarang gadis itu sibuk berbincang dengan Bunda nya Yerin, meninggalkan Yerin sibuk dengan dirinya sendiri.
"Yerin."
Gadis itu mendapati Younghwa datang bersama Ayahnya, menyapa dengan senyuman terukir jelas di wajah masing-masing yang akhirnya menular ke si gadis semata wayang keluarga Jung yang dalam hitungan jam kedepan akan berubah status menjadi nyoya muda keluarga Jeon.
"Gugup nak?" Yerin mengangguk pelan, melingkarkan tangannya di pinggang sang Ayah dengan manjanya.
"Dih, udah mau nikah juga masih aja manja sama Ayah." Komentar Younghwa yang hanya dibalas decakan sebal oleh si adik.
"Anak Ayah udah besar, udah mau nikah.... Cepet banget kamu tumbuhnya nak, rasanya baru kemarin Ayah ngegendong kamu tiap malem sebelum tidur. Maafin Ayah ya, belum bisa jadi Ayah yang baik buat kamu...."
Pada dasarnya Yerin itu memang gampang nangis, apalagi kalau denger Ayahnya ngomong begitu. Duh kalau gak inget riasan di wajahnya mungkin dia sudah nangis kejer.
"Ayah jangan ngomong gitu ah, Ayah itu lelaki nomer 1 di hati aku tau! Dan meski aku udah nikah nanti, aku tetep aja putri semata wayangnya Ayah, sampai kapapun!"
Ayah Yerin mengangguk menyetujui. Putrinya akan tetap menjadi putrinya, yang berbeda hanya anak itu sudah menjadi tanggungan lelaki lain pilihan hati si gadis.
"Gak mau meluk Kakak juga nih?" tawar Younghwa melebarkan tangannya, siap menyambut Yerin masuk ke dekapannya.
"Adek gue, paling cerewet, paling rese, paling manja, tapi paling gue sayang. Tetep jadi adek gue kan? Jangan berubah, jangan sungkan cerita ke gue kalau lo ada masalah sama suami lo, bilang ke gue kalau dia jahat sama lo. Harus pokoknya, gue maksa." Kata Younghwa sambil menepuk nepuk ringan punggung Yerin.
"Emang lo mau ngapain Wonwoo kalau dia jahat ke gue?"
"Mau gue kasih duit. Ya menurut lo aja gimana?! Gue habisin tu orang, enak aja! Yang boleh bikin adek gue nangis itu cuma gue, gak boleh yang lain!"
Yerin tertawa sambil menahan air matanya yang siap mengalir, dia mungkin sering bertengkar dengan kakaknya, tapi dia tau betul Younghwa sayang padanya. Suatu rasa sayang yang gak bisa dia terima dari orang lain.
"Iya siap!"
Bersamaan dengan itu, Yuna-staff WO yang menangani pernikahannya muncul mengabarkan kalau acara pemberkatan akan dimulai beberapa menit kedepan. Yerin memeluk lengan sang Ayah, bersiap memasuki altar yang mana sang pengantin pria berdiri gagah menunggu pujaan hatinya.
"Siap nak?" Yerin mengangguk mantap.
Pintu gereja terbuka lebar menyambut Yerin dan Ayahnya, diiringi dengan alunan piano lembut menambah kesan sakral di acara sekali seumur hidup itu. Yerin belum berani mengangkat wajahnya menatap Wonwoo yang sekarang terperangah tanpa ingin berkedip mengagumi kecantikan calon istrinya.
Seisi gereja pun menaruh atensi penuh pada pengantin perempuan yang kini telah sampai di depan altar, dan menjadi saksi atas janji Wonwoo pada Ayah Yerin.
"Jaga Putri saya, perlakukan dia layaknya benda yang paling berharga di dunia ini. Jika kamu sudah tidak sanggup, tolong kembalikan dia ke saya secara baik-baik nak, saya percaya pada mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I [SEQUEL THAT CEO]
FanfictionPokoknya ini tuh sequel dari "That CEO", jadi disarankan untuk baca cerita pertama terlebih dahulu. ⚠Warning! •Drama banget ini mah, cheesy, crackship, idol x idol. •Gak nyambung sama judul. •Don't expect too much for this fict tho haha. •Semibaku. ...