Enoshima Junko merasa putus asa.
Semuanya berakhir sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Segalanya berakhir sesuai dengan apa yang ia harapkan, dan ia pun menjadi putus asa.
Kenapa semuanya selalu berjalan dengan sangat lancar?
Tiba-tiba, magma panas yang mendidih keluar dari perutnya dan meledak hingga sampai ke dadanya. Magma itu menyebar dari hatinya dan mengalir ke setiap nadi di tubuhnya.
Secara perlahan, air keluar dari sekeliling kakinya, ia bisa mendengar suara percikan, layaknya tetesan air yang menari-nari disekelilingnya.
Jika dilihat lebih dekat, kau bisa melihat air yang menetes berwarna merah cerah.
Ia pun melangkahkan kakinya, dan air berwarna merah cerah itu pun menyentuh kakinya dan berjatuhan di hadapannya.
Pakaiannya bertumpahan warna merah darah.
Rambutnya bertumpahan warna merah darah.
Wajahnya bertumpahan warna merah darah.
Tetapi, gadis itu tidak peduli. Tak lama ia pun menginjak-injakkan kakinya ke tanah.
Lalu, dengan seluruh tubuhnya, dengan segala yang ia bisa kumpulkan, dengan segenap jiwa dan raganya menghentakkan kedua kakinya. Ia menghantam kakinya ke tanah layaknya seekor binatang buas yang sedang mengamuk... lalu ia meneriaki kutukan kepada dirinya sendiri.
"Bukan ini!"
Ia berteriak hingga suaranya bergema disekitarnya, layaknya batu yang hancur berkeping-keping. Tetapi, ia masih terus melanjutkannya, "Lagi! Lagi!". Dia berteriak "Lagi!"
Aku mau lebih banyak keputusasaan lagi - timbulkan banyak keputusasaan!" lalu ia melanjutkan menghentakkan kakinya ke tanah.Banyaknya keputusasaan - timbulkan keputusasaan... ya, itulah yang ia inginkan. Dia menginginkan dunia yang dipenuhi dengan keputusasaan, dan dia ingin dirinya termasuk keadalam keputusasaan itu.
"Lagi lagi lagi! Lebih banyak keputusasaan - timbulkan kepu-" ia tiba-tiba menghentikkan perkataanya.
Sebuah ide mengganggu ocehannya. Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut, ia berdiri dengan seluruh tubuhnya yang dipenuhi dengan cat berwarna merah.
"......Itu benar" ia berbisik kepada dirinya sendiri.
Lalu sesuatu memukul tulang tengkoraknya, seperti seseorang yang menekan sebuah tombol dan perlahan di otaknya muncul ide baru. Beberapa wajah muncul. Dab tentu saja, wajah-wajah tersebut sangat ia kenali.... Itu adalah wajah-wajah teman sekelasnya di Akademi Harapan Tertinggi.
".....Upupu"
Suaranya menggema dan bergetar di seluruh tubuhnya dan ia melengkungkan bibirnya menjadi sebuah senyuman. Ia mengehentakan kakinya lagi ke tanah sambil tertawa terbahak-bahak hingga tercipta guncangan.
"Upu....upupupupupupupupupu"
Ia semakin bringas menghentakkan kakinya layaknya sedang menari.
Ia memancarkan kesenangan dan kegembiraan melalui tariannya dan ia sadar ia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
"Menakjubkan! Benar-benar menakjubkan!"
Membayangkan wajah orang-orang yang berada dalam keputusasaan, ia merasa seperti sesuatu yang sama saat jatuh cinta dengan seseorang, dan ia menari diiringi dengan irama keputusasaan.
"Inilah dia! Inilah keputusasaan yang fantastis!"
Sang murid super duper putus asa, Enoshima Junko bersenang-senang dengan keputusasaan sambil tersenyum seperti orang yang gila.
Inilah dimana semuanya dimulai.
Inilah dimana sebuah cerita yang berakhir dengan putus asa akhirnya dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danganronpa Zero Vol. 1 (Terjemahan Bahasa Indonesia)
Rastgele『FAN TRANSLATION』 ✦Terjemahan Bahasa Indonesia Light Novel Danganronpa Zero Vol. 1✦ Prekuel seri Danganronpa ✓Kazutaka Kodaka © ✓Translated by Yamitsukicchi