Bab 7

33 4 3
                                    

Terkadang mengatakan hal baik untuk diri sendiri bukan karena merasa sok kePDan, tapi lebih ke arah untuk menyemangati diri sendiri bahwa apa yang ada pada dalam diri kita itu adalah yang terbaik.

~Sarah Kayshila Lestari~

Memang Dunai hanya selebar daun kelor. Sekuat apapun aku menghindar, rasanya takdir akan selalu membuat aku bertemu dengan mu karena sebuah alasan.

~Sarah Kayshila Lestari~

--------------

Duduk termenung dengan sebuah kertas berada dalam genggamannya membuat Sarah berpikir ulang tentang keputusannya untuk mengikuti lomba fashion design yang sedang kampusnya adakan. Setelah berhasil kabur dari ruangan BEM dimana ada keberadaan Guinandra dan dua temannya membuat Sarah malu. Bagaimana tidak malu? Jika di sana Sarah di goda habis-habisan oleh Satya dan Silvi teman satu angkatan Guinandra.

Setelah mengambil formulir pendaftaran Sarah tak langsung mengisinya. Ia malah menatap formulir itu dengan perasaan campur aduk. Memang benar Sarah sangat suka mendesign pakaian dan sudah beberapa dari designnya yang ia realisasikan entah untuk lomba kelas, atau hanya untuk ia kenakan semata.

Dulu, lomba design yang Sarah ikuti hanyalah lomba antar kelas di sekolah. Dan sekarang Sarah sedikit ragu, apakah? Ia akan mampu untuk mengikuti lomba yang kali ini kampusnya adakan. Jika dulu hanya guru-gurulah yang akan menilai pakaian yang ia buat, maka kali ini yang akan menilai hasil karyanya adalah orang-orang yang sudah sangat berkomitmen di bidang ini.

Sarah sedikit tidak percaya diri untuk mengikuti lomba kali ini. Akankah ia mampu melakukan yang terbaik? Sarah yakin yang mengikuti lomba kali ini bukanlah orang-orang dengan kemampuan biasa. Kampusnya ini bisa di bilang kampus dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan yang mempuni bukan hanya sekedar mahasiswa dengan lebel saja.

Menghela nafas dengan teratur Sarah mulai membangun pikiran positif dalam dirinya. Bagaimanapun? Tanpa mencoba melangkah Sarah akan setak di zona nyamannya.

"Sarah, kamu pasti bisa. Kalau enggak sekarang kamu coba, kapan lagi kamu bisa dapat kesempatan emas kayak gini? Menang kalah gak penting, yang penting kamu udah mencoba dan melakukan yang terbaik yang bisa kamu lakukan. Ingat Sarah melakukan yang terbaik tanpa menyiksa diri, kamu pasti bisa."

Kepercayaan diri Sarah perlahan mulai terbentuk. Ia yakin bisa melakukan yang terbaik nanti. Yang sekarang harus Sarah lakukan adalah mengerjakan yang harus kerjakan. Jika hanya diam semua tak akan selesai.

"Kira-kira tema apa ya yang bakal aku bawakan nanti?" Guman Sarah berpikir.

"Kayaknya aku harus cari inspirasi. Oke Sarah, sekarang ayo kita pulang jangan cuma diam kayak patung di sini."

Sarah melangkah kan kakinya pulang. Kali ini dosen yang mengajar berhalangan untuk hadir dan akan di ganti pada hari Sabtu. Sarah memutuskan untuk pulang dari pada bepergian tidak jelas.

Sarah akan meminta Jojo menjemputnya. Adiknya itu sedang libur karena semua guru sekolahnya menghadiri rapat tahunan. Walau sangat usil dengannya Jojo tetaplah seorang adik yang menyayangi kakak perempuan satu-satunya yang ia miliki.

"Udah di mana Jo?" Tanya Sarah yang tengah menelfon Jojo.

"Udah deket kok kak ini mampir dulu beli bensin," jawab Jojo di seberang sana.

"Ya udah kakak tunggu kamu di gerbang depan." Sarah memutus telponnya dan berjalan ke gerbang depan universitas.

Samapi di gerbang depan Sarah menunggu Jojo sekitar sepuluh menit cukup lama memang, tapi tidak masalah karena hari ini tidak begitu panas. Cuaca cukup mendung hingga di jam satu siang tidak terasa panas untuk Sarah menunggu Jojo.

MY PERFECT BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang